Forcanox Kapsul 100 mg

27 Okt 2020
Forcanox kapsul adalah obat untuk mengatasi berbagai infeksi jamur seperti kurap dan kutu air.

Deskripsi obat

Forcanox kapsul adalah obat untuk mengobati berbagai infeksi jamur seperti kandidiasis dan infeksi kulit seperti kutu air dan kurap. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Forcanox kapsul mengandung zat aktif itrakonazol.

Forcanox Kapsul 100 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaItrakonazol.
Kelas terapiAntifungi.
Klasifikasi obatAzole.
Kemasan1 box isi 3 strip @ 6 kapsul
ProdusenGuardian Pharmatama

Informasi zat aktif

Itrakonazol adalah agen antijamur turunan triazol yang dapat menghambat aktivitas enzim CYP450 pada jamur, sehingga menurunkan pembentukan ergosterol sebagai komponen dinding sel dan menghambat pembentukan membran sel jamur.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, itrakonazol diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan cepat dari saluran pencernaan. Peningkatan penyerapan dengan makanan. Kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati) sekitar 55%. Waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) sekitar 2-5 jam.
  • Distribusi: Didistribusikan secara luas ke organ, jaringan, kulit, dan kuku. Memasuki ASI dalam jumlah kecil. Volume distribusi lebih dari 700 L. Ikatan protein plasma sekitar 99,8% terutama untuk albumin.
  • Metabolisme: Secara luas dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Melalui urin (35% sebagai metabolit tidak aktif; <1% sebagai obat aktif); feses (54%, sekitar 3-18% sebagai obat tidak berubah), stratum korneum dan rambut (jumlah kecil). Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 16-28 jam dalam dosis tunggal dan 34-42 jam dalam dosis terbagi.

Indikasi (manfaat) obat

Itrakonazol berinteraksi dengan 14-α demethylase, enzim sitokrom P-450 yang diperlukan untuk mengubah lanosterol menjadi ergosterol atau komponen penting dari membran sel jamur, penghambatan sintesisnya menghasilkan peningkatan permeabilitas seluler yang menyebabkan kebocoran konten seluler. Itrakonazol juga dapat menghambat respirasi endogen, berinteraksi dengan membran fosfolipid, menghambat transformasi ragi menjadi bentuk miselium, menghambat pengambilan purin, dan mengganggu trigliserida dan atau biosintesis fosfolipid. Sehingga obat ini mampu mengobati:

  • Infeksi mukosa vagina dan atau vulva akibat jamur spesies kandida (kandidosis vulvovaginitis).
  • Infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur (ptiriasis vesikolor).
  • Penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur (dermatomikosis).
  • Proses di mana sel-sel epidermis menjadi dewasa (keratinisasi).
  • Infeksi jamur yang mengenai mukosa oral atau mulut disebabkan oleh Candida albicans (kandidisis oral).
  • Peradangan pada kornea mata akibat jamur (keratitis fungal).
  • Kurap (tinea korporis).
  • Infeksi jamur pada pangkal paha (tinea kruris).
  • Kutu air (tinea pedis).
  • Infeksi jamur pada tangan (tinea manuum).
  • Penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus (aspergillosis).
  • Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida albicans (kandidiasis).
  • Infeksi yang tidak disebabkan oleh Cryptococcus meningeal (kriptokokkus non meningeal). 
  • Infeksi yang disebabkan oleh Cryptococcus meningeal (meningitis kriptokokkus).
  • Penyakit infeksi jamur pada paru-paru yang disebabkan karena menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum (histoplasmosis).
  • Infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur Sporothrix schenckii (sporotrikosis).
  • Penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur Paracocsidioides brasiliensis (parakokkidiodomikosis).
  • Penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis (blastomikosis).
  • Mencegah infeksi jamur pada pasien yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah, seperti pasien neutropenia akibat kemoterapi, pasien infeksi HIV, dan pasien yang menjalankan transplantasi organ.

Komposisi obat

Itrakonazol 100 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Infeksi jamur sistemik: 100-200 mg sebanyak 1 kali/hari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg sebanyak 2 kali/hari untuk infeksi yang luas.

Infeksi yang mengancam jiwa:

  • Dosis awal: 200 mg sebanyak 3 kali/hari, dikonsumsi selama 3 hari.

Tinea corporis dan tinea cruris: 100 mg/hari dikonsumsi selama 15 hari, atau 200 mg/hari dikonsumsi selama 7 hari.

Mencegah infeksi primer atau sekunder pada pasien neutropenia dan AIDS: 200 mg/hari, jika perlu dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg sebanyak 2 kali/hari.

Pityriasis vesicolor: 200 mg/hari, dikonsumsi selama 7 hari.

Kandidiasis orofaring: 100 mg/hari, dikonsumsi selama 15 hari.

Pasien AIDS atau neutropenia: 200 mg/hari, dikonsumsi selama 15 hari.

Kandidiasis vulvovaginal: 200 mg sebanyak 2 kali/hari.

Infeksi jamur pada kuku: 200 mg/hari, dikonsumsi selama 3 bulan.

Kandidiasis esofagus dan kandidiasis oral: 200 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis terbagi, dikonsumsi selama 7-14 hari.

Tinea manuum dan tinea pedis: 100 mg/hari, dikonsumsi selama 30 hari atau 200 mg sebanyak 2 kali/hari, dikonsumsi selama 7 hari.

Aturan pakai obat

Sebaiknya dikonsumsi dengan makanan atau sesudah makan.

Efek samping obat

  • Penurunan frekuensi dan jumlah urin.
  • Mulut kering.
  • Demam.
  • Detak jantung tidak teratur.
  • Perubahan mood.
  • Nyeri pada otot.
  • Mual.
  • Sakit kepala.
    Minumlah banyak air dan minta rekomendasi obat penghilang rasa sakit kepada apoteker. Jika sakit kepala masih berlanjut, segera hubungi dokter.
  • Pusing.
  • Gagal jantung.
  • Kegagalan sumsum tulang membentuk granulosit (agranulositosis).
  • Diare.
  • Muntah, muntah, sakit perut, dan kesulitan buang air besar (konstipasi).
    Makanlah dalam porsi sedikit dan hindari makanan pedas.
  • Nyeri pada perut
  • Telinga berdering (tinnitus).
  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Penglihatan kabur.
  • Nyeri pada punggung.
  • Kesemutan.
  • Gangguan menstruasi.
  • Disfungsi ereksi.
  • Sesak napas.
  • Batuk.
  • Peradangan pada mukosa hidung (rhinitis).
  • Peradangan pada sinus (sinusitis).
  • Ruam pada kulit.
  • Reaksi sensitif terhadap cahaya.
  • Kerontokan rambut.
  • Peningkatan tekanan darah hingga di atas batas normal (hipertensi).
  • Penurunan tekanan darah hingga di bawah batas normal (hipotensi).

Perhatian Khusus

  • Pasien yang memiliki risiko gagal jantung kongestif.
  • Pasien penderita gagal ginjal.
  • Pasien dengan faktor risiko terkena penyakit iskemik, gangguan edema, gagal ginjal, dan PPOK.
  • Pasien yang mengonsumsi obat untuk mengurangi keasaman lambung.
  • Pasien lanjut usia.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan forcanox kapsul pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien penderita gangguan fungsi ginjal atau hati.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

    • Astemizol, bepridil, cisapride, disopiramid, dofetilid, drondaron, felodipin, halofantrin, lerkanidipin, levasetilmetadol, mizolastin, nisoldipin, pimozid, kuinidin, sertindol, dan terfenadin.
      Dapat menyebabkan terjadinya peningkatan interval QT dan takiartirmia ventrikular.
    • Karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, isoniazid, rifabutin, rifampisin, nevirapin, efavirenz.
      Dapat menurunkan kadar obat di atas dalam plasma.
    • Obat golongan antimuskarinik, antasida, pompa proton inhibitor, dan antagonis reseptor histamin H2.
      Konsentrasi obat di atas dapat menurun jika dikonsumsi bersama itrakonazol.
    • Indinavir, ritonavir, telaprevir, eritromisin, klaritromisin, dan siprofloksasin.
      Konsentrasi obat akan meningkat jika dikonsumi bersama itrakonazol.
    • Meloksikam.
      Konsentrasi obat dapat menurun jika dikonsumsi bersama itrakonazol.
    • Digoksin, alfentanil, oksikodon, repaglinid, bilastin, alprazolam, midazolam, buspiron, saquinavir, praziquantel, bosentan, aprepiran, reboksetin, fesoterodin, solifenason, tamsulosin, taldafil, sildenafil, cinacalcet, tolvaptan, antineoplastik seperti busulfan, dosetaksel, trimetreksat, vinsa alkaloid, imunosupresan seperti siklosporin dan takrolimus, kortikosteroid seperti budesonid, deksametason, flutikason, obat penghambat pembekuan darah seperti epiksaban, silostazol, dan kumarin.
      Konsentrasi obat dalam plasma akan menurun jika dikonsumsi dengan itrakonazol.
    • Fentanil.
      Dapat menyebabkan risiko terjadinya depresi napas.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.

Jika lupa mengonsumsi obat ketika sebelum tidur, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.

  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.

Jika ingat ketika malam hari atau hari berikutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.

  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.

Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.

  • Sering lupa mengonsumsi obat.

Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan itrakonazol dan hubungi dokter Anda segera atau dapatkan perawatan medis darurat:

  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual.
  • Sakit perut.
  • Muntah.
  • Menguningnya kulit atau mata.
  • Urine berwarna gelap.
  • Perasaan mati rasa, kesemutan, tertusuk, terbakar, atau merayap di kulit.
  • Gangguan pendengaran.
  • Peningkatan kepekaan terhadap cahaya.
  • Kelainan kulit yang parah.
  • Gangguan pendengaran.
  • Ruam.
  • Gatal-gatal.
  • Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah.
  • Suara serak.
  • Kesulitan bernapas atau menelan.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/itraconazole/?type=brief&mtype=generic Diakses pada 5 Agustus 2020 WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-128-2179/itraconazole-oral/itraconazole-oral/details#:~:text=If%20you%20miss%20a%20dose,the%20dose%20to%20catch%20up. Diakses pada 5 Agustus 2020 Medline Plus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a692049.html Diakses pada 5 Agustus 2020 Drugbank. https://www.drugbank.ca/drugs/DB01167 Diakses pada 5 Agustus 2020 Mayoclinic.https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/itraconazole-oral-route/side-effects/drg-20071421?p=1 Diakses pada 5 Agustus 2020
Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email