Fluconazole

08 Mar 2023| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Fluconazole digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi jamur

Fluconazole digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi jamur

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Cancid, Candipar, Candizol, Cryptal, Diflucan, Fcz, Fioflucan, Flucanol, Flucess, Flukonazole Novell Pharma, Flukoral, Fludis, Fluxar, Fungoz, Funzela, Fuzolan, Govazol, Kifluzol, Lunazol, Quazol, Sifluzol, Sporale, Zemyc.

Deskripsi obat

Fluconazole adalah obat yangdigunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan jamur. Contohnya adalah candidiasis yang disebabkan jamur Candida, seperti infeksi vagina (kandidiasis vagina) dan infeksi jamur pada mulut atau yang biasa disebut sariawan.

Kandidiasis juga dapat menyebabkan infeksi pada bagian tubuh lain, misalnya tenggorokan, kerongkongan, paru-paru, dan darah. Orang yang pernah menjalani transplantasi sumsum tulang juga dapat diobati dengan obat ini untuk mencegah kandidiasis.

Flukonazol juga digunakan untuk mengobati meningitis atau infeksi otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan jamur Cryptococcus.

Fluconazole (Flukonazol)
Golongan

Kelas terapi : Antijamur Klasifikasi Obat : Azole

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, injeksi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita; atau belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul pada janin.

Pada trimester ketiga:

Kategori D: Terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia, tapi besarnya manfaat jika digunakan oleh wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya bila obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius karena obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Intravena (laju infus 10 ml/menit) 

Kandidiasis orofaringeal

  • Dewasa: 
    • Dosis umum: 200–400 mg pada hari pertama, diikuti 100–200 mg 1 kali/hari, selama 7–21 hari. 
    • Dosis pencegahan pada penderita HIV:100–200 mg sekali sehari, atau 200 mg sebanyak 3 kali seminggu.
  • Anak usia 0–14 hari: 
    • Dosis awal: 6mg/kgBB 
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/72 jam. 
    • Dosis maksimal: 12 mg/kgBB/72 jam.
  • Anak usia 15–27 hari: 
    • Dosis awal: 6 mg/kgBB
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/48 jam. 
    • Dosis maksimal:12 mg/kgBB/48 jam.
  • Anak usia 28 hari–11 tahun: 
    • Dosis awal: 6mg/kgBB 
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB, 1 kali/hari .

Kandidiasis esofagus

  • Dewasa: 
    • Dosis umum: 200–400 mg pada hari pertama, diikuti 100–200 mg/hari selama 14–30 hari. 
    • Dosis pencegahan pada penderita HIV:100–200 mg 1x/hari , atau 200 mg, 3 kali/minggu.
  • Anak usia 0–14 hari: 
    • Dosis awal: 6mg/kgBB
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/72 jam. 
    • Dosis maksimal:12 mg/kgBB/72 jam.
  • Anak usia 15–27 hari: 
    • Dosis awal: 6 mg/kgBB
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/48 jam. 
    • Dosis maksimal: 12 mg/kgBB/48 jam.
  • Anak usia 28 hari–11 tahun: 
    • Dosis awal: 6mg/kgBB
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/hari.

Coccidioidomycosis

  • Dewasa: 200–400 mg/hari selama 11–24 bulan

Kandidiasis invasif

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 800 mg pada hari pertama
    • Dosis lanjutan: 400 mg/hari selama 2 minggu
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 6–12 mg/kgBB/hari

Cryptococcal meningitis

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 400 mg pada hari pertama, 
    • Dosis lanjutan: 200–400 mg, 1 kali/hari selama 6–8 minggu.
    •  Dosis pencegahan untuk pasien dengan risiko kekambuhan tinggi:200 mg, 1 kali/hari
  • Anak usia di atas 4 minggu-11 tahun: 
    • Dosis awal: 6–12 mg/kgBB/hari. 
    • Dosis perawatan: 6 mg/kgBB, 1 kali/hari  

Candidiasis atrofik kronis

  • Dewasa: 50 mg/hari selama 14 hari

Candiduria

  • Dewasa: 200–400 mg/hari selama 7–21 hari

Kandidiasis mukokutan kronis

  • Dewasa: 50–100 mg/hari selama 28 hari

Mencegah infeksi jamur pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh lemah

  • Dewasa: 200–400 mg/hari
  • Anak usia di atas 4 minggu–11 tahun: 3–12 mg/kgBB/hari

Mengobati kandidiasis penis (candidal balanitis) dan kandidiasis vagina

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 150 mg sebagai dosis tunggal. Dosis untuk pengobatan kandidiasis vagina berulang adalah 150 mg, 1 kali/3 haridengan total tiga dosis (hari 1, 4, dan 7)
    • Dosis pemeliharaan: 150 mg/minggu selama 6 bulan.

Mengobati infeksi jamur kulit (dermatophytosis)

  • Dewasa: 150 mg/minggu atau 50 mg/hari

Mengobati panu (tinea versicolor)

  • Dewasa: 300–400 mg/minggu, selama 1–3 minggu, atau 50 mg/hari dikonsumsi selama 2–4 minggu

Oral 

Kandidiasis esofagus

  • Dewasa:
    • Dosis awal: 200–400 mg pada hari pertama
    • Dosis lanjutan: 100–200 mg/hari selama 14–30 hari. 
    • Dosis pencegahan pada penderita HIV: 100–200 mg 1x/hari sebanyak sekali sehari, atau 200 mg, 3 kali/minggu.
  • Anak usia 0–14 hari: 
    • Dosis awal: 6mg/kgBB 
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/ setiap 72 jam. 
    • Dosis maksimal: 12 mg/kgBB/ setiap 72 jam.
  • Anak usia 15–27 hari: 
    • Dosis awal: 6 mg/kgBB 
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/ setiap 48 jam. 
    • Dosis maksimal: 12 mg/kgBB/ setiap 48 jam.
  • Anak usia 28 hari–11 tahun: 
    • Dosis awal: 6mg/kgBB 
    • Dosis lanjutan: 3 mg/kgBB/hari.

Candiduria

  • Dewasa: 200–400 mg/hari selama 7–21 hari

Kandidiasis mukokutan kronis

  • Dewasa: 50–100 mg/hari selama 28 hari

Candidiasis atrofik kronis

  • Dewasa: 50 mg/hari selama 14 hari

Dermatofitosis 

Tinea pedis, Tinea corporis, Tinea cruris, infeksi Candida, Tinea unguium (onikomikosis), Tinea versikolor

  • Dewasa: 150 mg, 1 kali/minggu atau 50 mg 1 kali/hari. Untuk tinea versikolor: 300-400 mg kali/minggu selama 1-3 minggu, atau 50 mg 1 kali/hari selama 2-4 minggu.

Mengobati kandidiasis penis (candidal balanitis) dan kandidiasis vagina

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 150 mg sebagai dosis tunggal. Dosis untuk pengobatan kandidiasis vagina berulang adalah 150 mg, 1 kali/3 hari dengan total tiga dosis (hari 1, 4, dan 7)
    • Dosis pemeliharaan: 150 mg/minggu selama 6 bulan.

Coccidioidomycosis

  • Dewasa: 200–400 mg/hari selama 11–24 bulan

Mencegah infeksi jamur pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh lemah

  • Dewasa: 200–400 mg/hari
  • Anak usia di atas dari 4 minggu–11 tahun: 3–12 mg/kgBB/hari

Kandidiasis invasif

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 800 mg pada hari pertama
    • Dosis lanjutan: 400 mg/hari selama 2 minggu
  • Anak usia di atas 4 minggu- sampai 11 tahun: 6–12 mg/kgBB/hari

Cryptococcal meningitis

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 400 mg pada hari pertama
    • Dosis lanjutan: 200–400 mg, 1 kali/hari, selama 6–8 minggu.
    • Dosis pencegahan untuk pasien dengan risiko kekambuhan tinggi: 200 mg, 1 kali/hari
  • Anak usia di atas dari 4 minggu- sampai 11 tahun: 
    • Dosis awal: 6–12 mg/kgBB/hari. 
    • Dosis perawatan: 6 mg/kgBB, 1 kali/hari

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan fluconazole sebelum penggunaan.

Fluconazole dapat dikonsumsi dengan cara berikut: 

  • Oral: Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Telan utuh tablet, jangan digerus atau dikunyah, minumlah segelas penuh air putih untuk membantu menelannya.
  • Injeksi: Dilakukan dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda. 
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Fluconazole  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Sakit kepala
    Istirahat dan minumlah banyak air. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit jika Anda membutuhkannya. Bicaralah dengan dokter Anda jika sakit kepala berlangsung lebih dari seminggu atau bertambah parah.
  • Sakit perut
    Cobalah istirahat agar lebih rileks. Makan dan minum secara perlahan dalam porsi lebih sedikit, tetapi lebih sering dapat membantu. Mengompres perut dengan handuk hangat atau botol berisi air panas juga dapat membantu meredakan gejala ini. Jika Anda sangat kesakitan, bicarakan dengan dokter atau apoteker.
  • Diare
    Minum banyak air untuk menghindari dehidrasi. Bicaralah dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih jarang dari biasanya atau urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
  • Mual atau muntah
    Konsumsilah makanan sederhana dan hindari makanan dengan rasa yang kuat, seperti pedas. Mengonsumsi obat ini setelah makan atau ngemil dapat membantu mencegah gejala ini terjadi.
  • Ruam
    Minumlah obat antialergi atau antihistamin yang dapat Anda beli di apotek. Tanyakan obat antialergi yang tepat untuk Anda kepada apoteker. Jika ruam semakin parah atau tidak membaik setelah seminggu, bicarakan dengan dokter Anda.
  • Pusing
  • Perubahan indra perasa

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Penyakit hati
  • HIV atau AIDS
  • Kanker
  • Masalah jantung
  • Gangguan irama jantung
  • Penyakit ginjal
  • Gagal jantung
  • Anak-anak
  • Lanjut usia
  • Kehamilan dan menyusui

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Detak jantung cepat atau berdebar, sesak napas, dan pusing tiba-tiba seperti akan pingsan
  • Demam, menggigil, badan pegal, dan gejala flu
  • Mudah memar atau berdarah dan kelemahan yang tidak biasa
  • Kejang
  • ruam atau lesi kulit
  • Masalah hati, seperti kehilangan nafsu makan, sakit perut di sisi kanan atas, urine berwarna gelap, feses berwarna tanah liat, dan kulit atau mata menguning

Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 30°C.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan menggunakan fluconazole jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Riwayat alergi terhadap fluconazole
  • Penggunaan bersamaan astemizole, cisapride, quinidine, terfenadine, pimozide, dan eritromisin

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi fluconazole dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

 

  • Bosentan, siklosporin, midazolam, nevirapin, amitriptilin, nortriptiline, fenitoin, rifabutin, sulfonilurea, nateglinid, selekoksib, parekoksib, dan takudrolimus
    Fluconazole dapat meningkatkan kadar obat di atas, sehingga menimbulkan risiko terjadinya toksisitas atau keracunan.
  • Simvastatin dan atorvastatin
    Flukonazol dapat meningkatkan risiko terjadinya kelelahan dan masalah pada otot jika dikonsumsi dengan obat di atas.
  • Teofilin
    Flukonazol dapat menurunkan pembersihan teofilin dalam plasma.
  • Rifampisin
    Flukonazol dapat menurunkan kadar rifampisin dalam plasma, sehingga menurunkan efektivitas rifampisin
  • Astemizole, cisapride, terfenadin, kuinidin, pimozid, dan eritromisin
    Flukonazol dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung (aritmia jantung) jika dikonsumsi bersama obat-obatan yang dapat memperpanjang interval QT atau menyebabkan gangguan irama jantung, seperti obat di atas.
  • Fentanil
    Flukonazol dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi pernapasan jika dikonsumsi dengan fentanil.
  • Antikoagulan, seperti warfarin
    Penggunaan flukonazol dengan warfarin dapat meningkatkan waktu protrombin.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3780-5052/fluconazole-oral/fluconazole-oral/details
Diakses pada 18 November 2022

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3780-3326/fluconazole-oral/fluconazole-150-mg-oral/details
18 November 2022

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/fluconazole.html
18 November 2022

Rxlist. https://www.rxlist.com/consumer_fluconazole_diflucan/drugs-condition.htm
18 November 2022

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a690002.html
18 November 2022

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/fluconazole/
18 November 2022

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluconazole?mtype=generic
18 November 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email