Flucadex Kaplet

Flucadex kaplet adalah obat untuk mengatasi gejala flu

Deskripsi obat

Flucadex kaplet adalah obat untuk meringankan gejala flu yang disertai batuk. Obat ini merupakan obat bebas terbatas. Flucadex kaplet mengandung paracetamol, guaiphenesin, phenylpropanolamine HCl, dextromethorphan Hbr, dan chlorpheniramine maleate.
Paracetamol merupakan obat penghilang rasa sakit yang umum digunakan untuk meringankan rasa sakit dan meredakan demam. Guaiphenesin adalah ekspektoran yang membantu mengencerkan lendir di paru-paru, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan saat batuk.
Dextrometorphan adalah obat batuk yang digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan pilek atau flu biasa. Phenylpropanolamine digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat. Zat ini bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah untuk mengurangi pembengkakan.
Sementara, chlorpheniramine adalah obat antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, misalnya ruam, mata berair, mata gatal, dan bersin, sehingga tidak mempeparah keadaan flu.

Flucadex Kaplet
Golongan ObatObat bebasObat bebas terbatas. Obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun aturan pakai serta efek sampingnya perlu diperhatikan.
HETRp 6.986/strip per september 2019
Kandungan utamaParacetamol, guaiphenesin, phenylpropanolamine HCl, dextromethorphan Hbr, dan chlorpheniramine maleate.
Kelas terapiObat batuk dan flu.
Klasifikasi obatAnalgesik non-opioid.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 kaplet
ProdusenGraha Farma

Informasi zat aktif

Paracetamol adalah obat yang dapat menurunkan demam (antipiretik) dan meredakan nyeri (analgetik). Obat ini dapat mengurangi produksi bahan kimia yang menyebabkan terjadinya peradangan dan pembengkakan, yaitu prostaglandin, di otak. Parasetamol mengurangi rasa sakit dengan meningkatkan ambang rasa sakit.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, paracetamol diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik setelah pemberian oral. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) sekitar 10-60 menit (oral).
  • Distribusi: Didistribusikan ke sebagian besar jaringan tubuh. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Ikatan protein plasma sekitar 10-25%.
  • Metabolisme: Terutama dimetabolisme di hati melalui konjugasi asam glukuronat dan sulfat, selanjutnya dimetabolisme melalui konjugasi dengan glutathione di hati dan ginjal.
  • Ekskresi: Terutama melalui urine kurang dari 5% sebagai obat yang tidak berubah; 60-80% sebagai metabolit glukuronida dan 20-30% sebagai metabolit sulfat). Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 1-3 jam.

Guaiphenesin bertindak sebagai ekspektoran dengan meningkatkan hidrasi kelenjar pernapasan dan mengurangi kekentalan dahak, sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, Guaiphenesin diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran gastrointestinal. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu untuk konsentrasi plasma puncak) kira-kira 15 menit.
  • Distribusi: Memasuki ASI (dalam jumlah kecil).
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Terutama melalui urine. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) Kira-kira 1 jam.

Phenylpropanolamine sering digunakan secara oral sebagai garam HCl untuk mengatasi hidung tersumbat.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, phenilpropanolamie diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan mudah dan sempurna dari saluran pencernaan. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu untuk konsentrasi plasma puncak) 1-2 jam.
  • Metabolisme: Menjalani metabolisme hati parsial.
  • Ekskresi: Melalui urine 80-90% (tidak berubah). Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh).
  • Sekitar 3-5 jam.

Dextrometorphan menekan refleks batuk dengan tindakan langsung pada pusat batuk di jaringan ginjal (medula). Dextromethorphan memiliki potensi antitusif yang hampir sama dengan kodein yang merupakan obat pereda nyeri. Namun, obat ini tidak menyebabkan kecanduan dan tidak memiliki aksi obat batuk berdahak (ekspektoran). Dextrometorphan juga menghasilkan lebih sedikit efek samping jika dibandingkan kodein. Obat ini digunakan untuk meredakan frekuensi batuk.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, dextrometorphan diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan mudah dari saluran cerna.
  • Distribusi: Tidak diketahui.
  • Metabolisme: Dimetabolisme secara ekstensif oleh hati.
  • Ekskresi: Sedikit yang diekskresikan tidak berubah terutama dalam urine, sekitar 7% sampai 10% diekskresikan dalam tinja.

Chlorpheniramine maleate termasuk dalam kelompok obat yang disebut antihistamin. Antihistamin membantu mengurangi gejala alergi dengan menghambat produksi zat histamin di tubuh.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, chlorpheniramine maleate diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran GI. Makanan di perut menunda penyerapan tetapi tidak mempengaruhi kadar obat yang masuk ke dalam peredaran darah (ketersediaan hayati).
  • Distribusi: Didistribusikan secara luas ke dalam tubuh; obat itu sekitar 72% terikat protein.
  • Metabolisme: Metabolisme sebagian besar di sel mukosa GI dan hati (efek lintasan pertama).
  • Ekskresi: Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh) adalah 12 hingga 43 jam pada orang dewasa dan 10 hingga 13 jam pada anak-anak; obat dan metabolit diekskresikan dalam urin.

Indikasi (manfaat) obat

  • Meringankan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk.

Paracetamol bekerja menghambat produksi prostaglandin, atau zat pemicu peradangan, di sistem saraf pusat. Obat ini akan meredakan nyeri dengan meningkatkan ambang batas nyeri, serta meredakan demam melalui tindakan langsung pada pusat pengatur panas di otak. Hal ini menyebabkan peningkatan pembuangan panas melalui keringat dan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi).
Dextromethorphan menekan refleks batuk dengan bekerja langsung di pusat batuk di jaringan halus ginjal (medula). Guaiphenesin meningkatkan cairan saluran pernapasan dengan mengurangi kelengketan dan kekentalan dahak, sehingga dahak akan mudah dikeluarkan.
Chlorpheniramine maleat merupakan kelompok obat yang disebut antihistamin. Obat ini akan membantu mengurangi gejala alergi dengan mencegah efek zat histamin. Histamin diproduksi tubuh sebagai respons terhadap zat asing yang membuat tubuh alergi.
Phenylpropanolamine digunakan untuk membantu mengatasi hidung tersumbat dengan menyempitkan pembuluh darah vena dan arteri di tubuh. Penyempitan pembuluh darah di sinus, hidung, dan dada akan mengurangi penyumbatan yang terjadi.

Komposisi obat

  • Paracetamol 500 mg.
  • Guaiphenesin 50 mg.
  • Phenylpropanolamine hydrochloride 15 mg.
  • Dextromethorphan hydrobromide 15 mg.
  • Chlorpheniramine maleat 1 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa: 1 kaplet sebanyak 3 kali/hari.
  • Anak-anak berusia 6-12 tahun: ½ kaplet sebanyak 3 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi sesudah makan.

Efek samping obat

  • Mual dan muntah.
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur. Anda juga bisa menyediakan biskuit di samping tempat tidur dan makanlah sedikit sesaat setelah bangun tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Sakit kepala.
    Pastikan Anda beristirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah rekomendasi obat penghilang rasa sakit kepada dokter atau apoteker Anda. Jika sakit kepala ini berlangsung selama lebih dari seminggu atau gejala semakin memburuk segera hubungi dokter Anda.
  • Mengantuk.
    Saat Anda mengantuk, beristirahatlah dan jangan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.
  • Mulut kering.
    Cobalah untuk mengonsumsi permen atau permen karet bebas gula.
  • Penggunaan dosis tinggi dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada lambung.
  • Sakit kepala yang membuat penderita mengalami sensasi seperti berputar (vertigo).
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi).
  • Kesulitan mengeluarkan urin (retensi urin).
  • Gangguan gerakan yang dipengaruhi keadaan jiwa (psikomotor).
  • Gangguan irama jantung (aritmia).
  • Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati.

Cara penyimpanan obat

Simpan pada suhu di bawah 30 °C.

Perhatian Khusus

  • Dapat mempengaruhi kemampuan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
  • Pasien penderita daya berpikir rendah (debil) dan kekurangan oksigen (hipoksia).
  • Pasien dengan gangguan fungsi pernapasan, misalnya asma dan emfisema.
  • Pasien penderita dengan gangguan jantung dan diabetes mellitus.
  • Pasien penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
  • Pasien penderita alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Anak-anak berusia 6 tahun ke bawah.
  • Wanita hamil dan menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Flucadex kaplet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien penderita dengan gangguan jantung.
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes mellitus).
  • Pasien penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Warfarin.
    Penggunaan bersama warfarin dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
  • Metoklopramid.
    Metoklopramid dapat meningkatkan efek antinyeri paracetamol.
  • Kolestiramin dan lixisenatide.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menurunkan efek paracetamol.
  • Phenobarbital, carbamazepin, dan phenytoin.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan potensi kerusakan hati.
  • Obat penghambat monoamin oksidase (MAOI) untuk mengatasi depresi.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi).

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan dan hubungi dokter jika:

  • Timbul ruam pada kulit, kemerahan atau pembengkakan, serta sakit kepala berkelanjutan.
  • Demam tidah menurun setelah tiga hari mengonsumsi obat ini atau nyeri tidak hilang setelah lima hari.
  • Gejala semakin memburuk atau timbulnya gejala baru.

Sesuai kemasan per September 2019

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/phenylpropanolamine?mtype=generic
Diakses pada 23 Desember 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/guaifenesin?mtype=generic
Diakses pada 23 Desember 2020

Glowm. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/c049.html
Diakses pada 23 Desember 2020

Glowm. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/g020.html
Diakses pada 23 Desember 2020

Glowm. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/d026.html
Diakses pada 23 Desember 2020

Glowm. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/a004.html
Diakses pada 23 Desember 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email