Farsifen 400 Kaplet 400 mg

05 Jan 2021| Maria Yuniar
Farsifen 400 kaplet adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri ringan

Deskripsi obat

Farsifen 400 kaplet adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri ringan, seperti sakit kepala, sakit pada telinga, sakit gigi, nyeri haid, dan nyeri ringan lainnya. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Farsifen 400 kaplet mengandung zat aktif ibuprofen.
Ibuprofen digunakan untuk meredakan nyeri pada kondisi, seperti sakit kepala, sakit gigi, kram menstruasi, nyeri otot, atau artritis. Obat ini juga digunakan untuk mengurangi demam serta meredakan sakit ringan dan nyeri akibat flu. Ibuprofen dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia minimal 6 bulan.

Farsifen 400 Kaplet 400 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 7.560/strip per Oktober 2019
Kandungan utamaIbuprofen.
Kelas terapiAnalgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Klasifikasi obatNon-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 kaplet (400 mg)
ProdusenIfars Pharmaceutical Laboratories

Informasi zat aktif

Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim cyclooxygenase-1 dan 2, sehingga turut menghambat sintesis prostaglandin atau zat yang menyebabkan peradangan. Dengan begitu, gejala peradangan, seperti demam dan nyeri pun akan berkurang. Obat ini termasuk dalam golongan obat NSAID yang bersifat antinyeri (analgesik), antiradang (antiinflamasi), dan penurun demam (antipiretik).

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, ibuprofen diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dari saluran pencernaan. Asupan makanan dapat mengurangi tingkat penyerapan. Waktu saat obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (waktu puncak konsentrasi plasma) selama 1-2 jam.
  • Distribusi: Memasuki ASI. Pengikatan protein plasma sekitar 90-99%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Terutama melalui urine (45-80% sebagai metabolit, kira-kira 1% sebagai obat tidak berubah) dan feses dalam bentuk metabolit tidak aktif. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 2 jam.

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi:

  • Sakit kepala.
  • Sakit gigi.
  • Sakit pada telinga.
  • Nyeri akibat batu ginjal.
  • Nyeri haid.
  • Gejala rematik pada tulang dan sendi.
  • Menurunkan demam, termasuk demam yang disebabkan imunisasi.
  • Nyeri pasca operasi.

Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX), yaitu enzim yang berfungsi membantu pembentukan prostaglandin atau senyawa yang dapat menyebabkan peradangan. Senyawa ini terbentuk saat terjadi luka dan menyebabkan rasa sakit serta peradangan. Dengan menghambat kerja enzim COX, prostaglandin yang diproduksi akan lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan pun akan berkurang.

Komposisi obat

Ibuprofen 400 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Peradangan dan nyeri: 400 mg sebanyak 3-4 kali/hari.
  • Nyeri: 200-400 mg sebanyak 3-4 kali/hari.
  • Dosis maksimal: 2400 mg/hari.

Anak-anak:

  • 1-2 tahun: 50 mg sebanyak 3-4 kali/hari.
  • 3-7 tahun: 100 mg sebanyak 3-4 kali/hari.
  • 8-12 tahun: 200 mg sebanyak 3-4 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi bersama makanan.

Efek samping obat

  • Mual.
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur. Anda juga bisa menyediakan biskuit di samping tempat tidur dan makanlah sedikit sesaat setelah bangun tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Muntah.
    Duduk atau berbaring dalam posisi bersandar. Minumlah sedikit minuman manis karena minuman mengandung gula dapat membantu menenangkan perut. Namun, hindari minuman asam, seperti jus jeruk atau jus anggur.
  • Diare.
    Minumlah sedikit air, tetapi dalam waktu sering. Bicaralah dengan apoteker, jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih jarang dari biasanya, atau urine berwarna gelap dan berbau menyengat. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
  • Sakit perut.
    Istirahatkan tubuh Anda agar rileks. Makan dan minum secara perlahan dalam porsi lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu mengurangi sakit perut. Anda juga bisa mengompres perut dengan bantalan atau botol air panas.
  • Kesulitan buang air besar (sembelit).
  • Nyeri lambung.
  • Ruam pada kulit.
  • Penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme).
  • Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
  • Penurunan jumlah limfosit dalam tubuh (limfopenia).
  • Penurunan ketajaman penglihatan.
  • Pusing.
  • Gugup.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Ruam dan gatal.
  • Telinga berdenging.
  • Perut kembung.

     

Cara penyimpanan obat

Simpan pada suhu dibawah 30°C dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari.

Perhatian Khusus

  • Pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular atau pasien dengan faktor risiko kardiovaskular, seperti gagal jantung kronis, penyakit jantung iskemik, gangguan serebrovaskuler, tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar lemak tinggi dalam darah (hiperlipidemia), kencing manis (diabetes mellitus), gangguan perdarahan, lupus, gangguan jaringan ikat campuran, dan pasien yang memiliki gangguan pada darah.
  • Pasien yang mengonsumsi NSAID, obat pengencer darah (antiplatelet), atau obat penghambat pembekuan darah (antikoagulan) lainnya secara bersamaan.
  • Pasien yang akan menjalani operasi besar, misalnya penggantian sendi.
  • Pasien dengan riwayat luka pada saluran cerna akibat mengonsumsi obat golongan NSAID.
  • Pasien dengan gangguan hati dan ginjal.
  • Wanita hamil trimester kedua dan ibu menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan Farsifen 400 kaplet pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap ibuprofen atau NSAID lainnya.
  • Pasien dengan riwayat perdarahan saluran pencernaan.
  • Pasien yang memiliki luka pada saluran pencernaan.
  • Pasien penderita gagal jantung parah atau pasien yang menjalani operasi bypass.
  • Pasien dengan gangguan ginjal atau hati berat.
  • Wanita hamil trimester ketiga.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (antihipertensi).
    Ibuprofen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah jika digunakan bersama obat antihipertensi, sehingga efektivitas obat antihipertensi akan menurun.
  • Obat penghilang rasa sakit atau peradangan (antiinflamasi).
    Ibuprofen tidak boleh dikonsumsi dengan obat antiinflamasi lain, seperti lain diklofenak ,indometasin, atau naproxen karena meningkatkan risiko pendarahan lambung.
  • Aspirin.
    Ibuprofen dan aspirin yang dikonsumsi bersamaan secara signifikan meningkatkan risiko pendarahan lambung. Pasien yang mengonsumsi aspirin dosis rendah untuk pengencer darah sebaiknya tidak mengonsumsi ibuprofen karena efek pengenceran darah akan berkurang.
  • Digoxin.
    Ibuprofen dan digoxin jika dikonsumsi bersama-sama dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Lithium.
    Obat ini digunakan untuk beberapa gangguan mental. Ibuprofen dapat mempersulit tubuh menghilangkan kadar lithium, sehingga mengakibatkan tingginya kadar lithium dalam darah dan menyebabkan efek samping, seperti mual dan muntah.
  • Methotrexate.
    Methotrexate dapat digunakan untuk mengobati kanker dan beberapa penyakit autoimun. Ibuprofen dapat mempersulit tubuh menghilangkan methotrexate. Hal tersebut membuat kadar methotrexate dalam tubuh menumpuk dan menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala dan mual.
  • Tacrolimus.
    Obat ini terutama digunakan setelah transplantasi organ untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh yang menolak organ baru. Ibuprofen dengan tacrolimus dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).
    Jenis obat antidepresan, seperti citalopram, fluoxetine, paroxetine dan sertraline, yang diminum dengan ibuprofen dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Wafarin.
    Ibuprofen yang diminum dengan warfarin dapat mengurangi efek warfarin dalam mengencerkan darah.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal menggunakan obat sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan gunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan menggunakan total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa menggunakan obat.
    Jika sering lupa menggunakan obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hentikan penggunaan dan hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Perubahan penglihatan.
  • Sesak napas, bahkan dengan pengerahan tenaga ringan.
  • Pembengkakan atau penambahan berat badan yang cepat.
  • Ruam kulit.
  • Tanda-tanda perdarahan perut, seperti feses berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
  • Masalah hati, seperti mual, sakit perut bagian atas, gatal, perasaan lelah, gejala seperti flu, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, feses berwarna tanah liat, dan penyakit kuning (kulit atau mata menguning).
  • Masalah ginjal yang ditandai dengan buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, nyeri saat buang air kecil, bengkak di kaki atau pergelangan kaki, serta merasa lelah atau sesak napas.
  • Sel darah merah rendah (anemia) disertai kulit pucat, merasa pusing atau sesak napas, detak jantung cepat, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Reaksi kulit parah yang ditandai demam, sakit tenggorokan, bengkak di wajah atau lidah, rasa terbakar di mata, serta nyeri kulit diikuti kulit ruam yang menyebar terutama di wajah atau tubuh bagian atas, melepuh, dan mengelupas.

Drugs. https://www.drugs.com/ibuprofen.html
Diakses pada 17 Desember 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/161071#what-is-ibuprofen
Diakses pada 17 Desember 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682159.html
Diakses pada 17 Desember 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
Diakses pada 17 Desember 2020

Versus Arthritis. https://www.versusarthritis.org/about-arthritis/treatments/drugs/ibuprofen/
Diakses pada 17 Desember 2020

Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/drugs/ibuprofen
Diakses pada 17 Desember 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email