Fargetix Kaplet 500 mg

17 Jul 2020| Maria Yuniar
Fargetix kaplet adalah obat untuk meredakan nyeri.

Deskripsi obat

Fargetix kaplet adalah obat untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri haid. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Fargetix kaplet mengandung zat aktif asam mefenamat.
Asam mefenamat adalah obat yang mampu meringankan nyeri dan peradangan, obat ini merupakan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), asam mefenamat bekerja dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase, dimana enzim ini dapat membantu produksi zat penyebab nyeri (prostaglandin) saat terjadinya peradangan, dengan penghambatan enzim siklooksigenase maka prostaglandin yang dihasilkan akan lebih sedikit sehingga nyeri akibat peradangan akan menjadi lebih ringan.

Fargetix Kaplet 500 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 kaplet (500 mg)
ProdusenIfars Pharmaceutical Laboratories

Indikasi (manfaat) obat

Meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti:

  • Sakit gigi.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri setelah operasi.
  • Nyeri sendi.
  • Nyeri otot.
  • Nyeri haid (dismenore).
  • Peradangan sendi (osteoarthritis).
  • Pendarahan menstruasi dengan jumlah yang berlebih dan dalam waktu yang lebih lama (menorrhagia).
  • Nyeri dan peradangan akibat gangguan fungsi pada otot, saraf, sendi, tendon, tulang belakang, dan ligamen (gangguan muskuloskeletal).
  • Peradangan sendi yang disebabkan sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri (rheumatoid arthritis).

Komposisi obat

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa: 500 mg, kemudian dilanjutkan 250 mg/6 jam, dapat dikonsumsi selama maksimal 7 hari.
  • Anak-anak 6 bulan ke atas: 25 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi.
    Dihitung dengan mengalikan berat badan pasien.

Aturan pakai obat

Harus dikonsumsi dengan makanan.

Efek samping obat

  • Reaksi alergi berat (reaksi anafilaksis).
  • Gangguan kesulitan mengeluarkan urin (retensi urin).
  • Anemia.
  • Kelebihan kadar kalium dalam darah (hiperkalmia).
  • Terjadinya peningkatan jumah eosinofil dalam darah (eosinofilia).
  • Penurunan jumlah sel darah putih dalam tubuh (leukopenia).
  • Penurunan jumlah trombosit dalam tubuh (trombositopenia).
  • Kegagalan sumsum tulang membentuk granulosit (agranulositosis).
  • Sesak napas.
  • Telinga berdering (tinnitus).
  • Diare.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Nyeri pada perut.
  • Kesulitan buang air besar (konstipasi).
  • Dada terasa nyeri atau panas akibat naiknya asam lambung ke kerogkongan (heartburn).
  • Peradangan pada dinding lambung (gastritis).
  • Hepatitis.
  • Perubahan pada warna kulit atau sklera mata yang menjadi kekuningan (jaundice).
  • Peningkatan enzim hati.
  • Asma.
  • Gatal pada kulit.
  • Gatal pada sebagian atau seluruh tubuh (pruritus).
  • Biduran (urtikaria).
  • Kemerahan pada kulit.
  • Reaksi alergi pada kulit yang ditandai dengan timbulnya ruam akibat infeksi (eritema multiformis).
  • Peningkatan tekanan darah (hipertensi).
  • Gangguan kesulitan tidur (insomnia).

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien dengan kondisi di mana kadar lipid atau lemak dalam darah meningkat tinggi (hiperlipidemia).
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes melitus).
  • Pasien penderita gagal jantung.
  • Pasien yang mengalami dehidrasi.
  • Pasien yang mengalami penurunan jumlah darah dan cairan dalma tubuh secara drastis (hipovolemia).
  • Pasien penderita gagal ginjal dan hati.
  • Pasien lanjut usia.
  • Wanita hamil trimester 1 dan 2.
  • Kategori kehamilan dan menyusui:
    Kategori C. Penelitian pada binatang percobaan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita.
    Atau, belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan percobaan. Obat hanya boleh diberikan jika manfaatnya melebihi risiko yang
    mungkin timbul pada janin.
  • Pada kehamilan trimester ketiga:
    Kategori D. Obat terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia. Namun besarnya manfaat jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap komponen obat ini.
  • Pasien dengan riwayat mengalami pendarahan pada saluran pencernaan akibat penggunaan obat aintiinflamasi non-steroid (NSAID).
  • Pasien yang mengalami pengencangan otot-otot yang melapisi saluran udara (bronkus) di paru-paru (bronkospasma), peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi (rhinitis alergi), biduran (urtikaria) atau obat non steroid karena dapat menyebabkan terjadinya sensititvitas silang (cross sensitivity) akibat penggunaan antiinflamasi non-steroid (NSAID).
  • Pasien penderita gagal jantung.
  • Pasien dengan riwayat asma.
  • Pasien yang memiliki luka pada dinding lambung (tukak lambung) dan usus 12 jari (ulkus duodenum).
  • Pasien penderita peradangan pada saluran pencernaan.
  • Pasien penderita gangguan fungsi ginjal yang berat.
  • Wanita hamil pada trimester terakhir.
  • Pasien penderita peradangan pada usus besar (gastritis).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Penggunaan dengan furosemid dan hidroklortiazid dapat menurunkan efek pengeluaran air seni pada obat diuretik.
  • Dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi pada ginjal (nefrotoksisitas) pada penggunaan bersama siklosporin dan takrolimus.
  • Peningkatan kadar plasma dan penurunan ekskresi lithium pada ginjal.
  • Dapat meningkatkan serum digoksin dan metotreksat.
  • Dapat mengurangi efek penurunan tekanan darah pada obat tekanan darah tinggi (antihipertensi) seperti ACE inhibitor, antagonis angiotensin II, dan beta bloker.
  • Penggunaan bersama obat antiinflamasi nonsteroid lain atau salisilat seperti aspirin, obat penghambat proses pembekuan darah (antikoagulan) seperti warfarin, dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.

Medscape. https://reference.medscape.com/drug/mefenamic-acid-343294#0
Diakses pada 13 Juli 2020

Pionas. http://pionas.pom.go.id/monografi/asam-mefenamat
Diakses pada 13 Juli 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mefenamic%20acid
Diakses pada 13 Juli 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-11586/mefenamic-acid-oral/details
Diakses pada 13 Juli 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email