Farbivent Larutan Inhalasi 2,5 ml

12 Jun 2020| Aby Rachman
Farbivent larutan inhalasi digunakan untuk mengatasi pengencangan otot-otot yang melapisi bronkus di paru-paru (bronkospasme) yang berkaitan dengan peradangan kronis pada paru-paru.

Deskripsi obat

Farbivent larutan inhalasi digunakan untuk mengatasi pengencangan otot-otot yang melapisi bronkus di paru-paru (bronkospasme) yang berkaitan dengan peradangan kronis pada paru-paru. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Farbivent larutan inhalasi mengandung zat aktif ipratropium bromida dan salbutamol sulfat.

Farbivent Larutan Inhalasi 2,5 ml
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Kemasan1 box isi 1 strip @ 10 ampul @ 2,5 ml
ProdusenFahrenheit

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi Pengencangan otot-otot yang melapisi bronkus di paru-paru (bronkospasme) yang berkaitan dengan peradangan kronis pada paru-paru yang berkembang dalam jangka waktu panjang (penyakit paru obstruktif kronik) pada pasien yang mengonsumsi obat ipratropium bromida dan salbutamol.

Komposisi obat

  • Ipratropium bromida 0,5 mg.
  • Salbutamol sulfat 2,5 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa dan pasien lanjut usia: 1 ampul sebanyak 3-4 kali/hari.

Aturan pakai obat

Masukkan larutan ke dalam alat nebulizer, sehingga menjadi partikel gas lalu dihirup.

Efek samping obat

  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Gelisah.
  • Detak jantung melebihi 100 kali/menit (takikardi).
  • Gemetar yang tidak terkendali (tremor).
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi).
  • Kadar kalium dalam darah di bawah normal (hipokalemia berat).
  • Batuk.
  • Iritasi lokal.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Berkeringat.
  • Otot melemah.
  • Nyeri sendi (mialgia).
  • Kram otot.
  • Mulut kering.
  • Gangguan suara (disfonia).

Perhatian Khusus

  • Hindari kontak dengan mata.
  • Pasien penderita predisposisi peningkatan tekanan bola mata (predisposisi glaukoma).
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes melitus) yang tidak terkontrol dengan baik.
  • Pasien penderita (infark miokard) yang baru terjadi.
  • Pasien penderita gangguan jantung organik atau gangguan vaskuler.
  • Pasien yang memiliki kadar hormon tiroid yang tinggi (hipertiroid).
  • Pasien yang memiliki tumor jinak pada kelenjar adrenal (foekromositoma).
  • Peningkatan tekanan bola mata secara mendadak (glaukoma sudut sempit).
  • Pasien yang mengalami pembesaran kelenjar prostat (hipertrofi prostat).
  • Pasien yang mengalami penyumbatan pada leher kandung kemih (obstruksi leher kandung kemih).
  • Pasien penderita kekurangan oksigen (hipoksia).
  • Pasien penderita kelainan genetik yang menyebabkan terbentuknya lendir kental terbentuk di paru-paru dan sistem pencernaan (fibrosis kistik).
  • Hindari penggunaan jangka panjang.
  • Wanita hamil dan menyusui.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang mengalami gangguan jantung dalam memompa darah karena adanya penebalan salah satu bagian jantung (kardiomiopati obstruktif hipertrofi).
  • Pasien yang mengalami detak jantung melebih 100 kali/menit (takiaritmia).
  • Pasien yang memiliki alergi terhadap atropin atau turunannya.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Turunan xantin.
  • Beta adrenergik lain.
  • Antikolinergik.
  • Glukokortikoid diuretik.
  • Digoksin.
  • Beta bloker.
  • Antidepresan trisiklik.
  • Halotan.
  • Trikloretilen.
  • Enfluran.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/farbivent?type=brief&lang=id
Diakses pada 9 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email