Estrogen

16 Nov 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Estrogen adalah hormon wanita yang dapat membantu mengurangi gejala menopause

Estrogen adalah hormon wanita yang dapat membantu mengurangi gejala menopause

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Endometril, Gestin F1, Lutenyl, Oesreogek, Ovestin, Preabor, Pregnolin, Pregtenol, Premaston, dan Pregaston

Deskripsi obat

Estrogen adalah hormon wanita yang digunakan untuk mengganti produksi hormon estrogen yang berkurang pada beberapa kondisi, misalnya menopause. Pemberian estrogen pada wanita yang mengalami menopause dapat membantu mengurangi gejalanya, misalnya saja hot flashes, yaitu perasaan panas dan berkeringat tiba-tiba.

Obat ini juga digunakan untuk mencegah osteoporosis yang biasa menimpa wanita menopause. Kondisi ini menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah patah. 

Estrogen berada dalam kelas obat hormon.Beberapa produk estrogen juga digunakan untuk mengatasi kekeringan, gatal, atau perih pada vagina. 

Estrogen
Golongan

Kelas terapi: Pengganti hormon estrogen

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, injeksi

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori X: Penggunaan obat ini tidak disarankan pada ibu hamil

Dosis obat

Dosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Oral 

Gejala menopause

  • Dewasa: 0,3 mg/hari dalam siklus dengan pola:
    • 3 minggu konsumsi dan 1 minggu penghentian obat
    • 25 hari konsumsi dan 5 hari penghentian obat. 
    • Konsumsi setiap hari tergantung kondisi pasien 

Atrofi vagina (peradangan, kering, dan penipisan dinding vagina) yang diakibatkan menopause

  • Dewasa: 0,3 mg/hari dalam siklus dengan pola:
    • 3 minggu konsumsi dan 1 minggu penghentian obat
    • 25 hari konsumsi dan 5 hari penghentian obat. 
    • Konsumsi setiap hari tergantung kondisi pasien  

Pencegahan osteoporosis pada wanita pascamenopause

  • Dewasa: Diberikan per oral dengan dosis awal 0,3 mg/hari setiap hari, tergantung kondisi pasien

Hipogonadisme wanita (penurunan kadar hormon seks)

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 0,3-0,625 mg/hari dengan siklus 3 minggu konsumsi dan 1 minggu penghentian obat atau 25 hari konsumsi dan 5 hari penghentian obat. 
    • Dosis lanjutan: dapat digandakan dengan jarak 6-12 bulan

Terapi paliatif (perawatan untuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan) kanker prostat

  • Dewasa: 1,25-2,5 mg 3 kali/hari

Parenteral 

Perdarahan rahim abnormal

Dewasa: 25 mg, diberikan melalui injeksi intravena (IV) atau intramuskuler (IM), dapat diulangi dalam 6-12 jam

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan estrogen sebelum penggunaan.

  • Injeksi: Dilakukan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter
  • Oral: Dikonsumsi sesuai petunjuk dokter

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Estrogen  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Mual dan muntah
    Jangan mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan hindari makanan pedas. Cobalah mengonsumsi estrogen setelah makan.
  • Diare
    Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi adalah urine lebih sedikit dari biasanya, berwarna gelap, dan berbau kuat. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
  • Pusing
  • Depresi
  • Kerontokan rambut
  • Penebalan dinding rahim
  • Peningkatan berat badan
  • Perut kembung
  • Nyeri pada payudara
  • Payudara membesar
  • Sakit kepala
  • Kram pada kaki
  • Gangguan pencernaan
  • Perubahan gairah seksual
  • Perdarahan pada vagina
  • Pembengkakan akibat retensi atau penumpukan cairan

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Asma
  • Epilepsi
  • Gangguan jantung
  • Gangguan ginjal
  • Penyakit serebrovaskular
  • Diabetes
  • Penyakit kandung empedu

Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 30°C.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:

  • Mata melotot
  • Sakit tenggorokan, demam, menggigil, batuk, dan tanda-tanda infeksi lainnya
  • Nyeri, bengkak, atau nyeri di perut
  • Kehilangan selera makan
  • Kelemahan
  • Menguningnya kulit atau mata
  • Nyeri sendi
  • Gerakan yang sulit dikendalikan
  • Ruam atau lecet
  • Gatal-gatal
  • Pembengkakan pada mata, wajah, lidah, tenggorokan, tangan, lengan, kaki, pergelangan kaki, atau tungkai bawah
  • Suara serak
  • Kesulitan bernapas atau menelan

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hindari penggunaan estrogen pada pasien dengan kondisi, seperti:

  • Kerusakan hati berat
  • Alergi terhadap estrogen
  • Kanker payudara
  • Anak-anak yang belum mengalami pubertas
  • Pasien yang merokok karena dapat meningkatkan risiko hipertensi, pembekuan darah, serangan jantung, dan stroke
  • Pasien dengan riwayat perdarahan abnormal dari vagina, kanker payudara, kanker dan tumor rahim, kanker tulang, gangguan pembekuan darah, kolesterol tinggi, hipertensi, stroke, serta gangguan jantung.
  • Riwayat gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan mental, asma, diabetes, epilepsi atau kejang, hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium) atau hipokalsemia (rendahnya kadar kalsium), lupus, hipotiroidisme (rendahnya hormon tiroid), sakit kepala, dan migrain.
  • Kehamilan dan menyusui

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi estrogen dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Rifampicin dan phenytoin
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menurunkan efektivitas estrogen.
  • Erythromycin dan ritonavir
    Penggunaan estrogen bersama erythromycin dan ritonavir dapat meningkatkan efek samping.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/277177#supplements
Diakses pada 9 November 2022

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5186/estradiol-oral/details
Diakses pada 9 November 2022

Rxlist. https://www.rxlist.com/consumer_estradiol/drugs-condition.htm
Diakses pada 9 November 2022

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682922.html
Diakses pada 9 November 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email