Diphenhydramine

30 Okt 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Diphenhydramine adalah antihistamin digunakan meredakan gejala alergi, demam, dan pilek

Diphenhydramine adalah antihistamin digunakan meredakan gejala alergi, demam, dan pilek

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Adidryl, Allerin Expectorant, Alphadryl, Andonex, Benacol, Bidryl, Borraginol-N, Camidryl, Collerin Ekspektora, Contrexyn, Coredryl, Corsadryl, Dantusil, Defadryl, Dehifenin, Deximix, Dextromex, Dextrosin, Donexan, Eksedryl, Emkanadryl, Erphakaf, Fenidryl, Fortusin, Ikadryl, Inadryl, Koffex, Komix Extra, Lapisiv, Licodril, Novadryl, OBH Dryl, Mersidryl, Miradryl, Mucotussan, Neladryl Dmp, Neozep, Nichodryl, Otede, Arcodryl, Poncodryl, Paradryl, Prodryl, Ramadryl, Recodryl, Sanadryl, Scanidin, Unidryl, Valdres, Ventusif, Winapen, Woods Peppermint Antitussive Sugar Free.

Deskripsi obat

Diphenhydramine adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa. Gejala tersebut, antara lain ruam dan gatal pada kulit, mata berair, gatal pada mata, hidung, dan tenggorokan, batuk, pilek, serta bersin. Obat ini juga digunakan untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan pusing yang disebabkan mabuk perjalanan.

Diphenydramine juga dapat digunakan untuk membantu mencegah insomnia. Selain itu, diphenhydramine juga mampu mengontrol gerakan abnormal pada orang dengan penyakit Parkinson tahap awal.

Diphenhydramine berada dalam kelas obat antihistamin. Obat ini bekerja dengan memblokir aksi histamin, zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Obat ini aman digunakan pada ibu hamil dan menyusui.

Diphenhydramine (Difenhidramin)
Golongan

Kelas terapi : Antialergi. Klasifikasi Obat : Antihistamin generasi ke-1.

Kategori obat

Obat bebas

Bentuk sediaan obat

Tablet, sirup, kapsul, injeksi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tapi penelitian terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan efek samping obat (selain penurunan fertilitas), yang tidak muncul dalam penelitian terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

oral

Kondisi alergi, terapi dan pencegahan mabuk perjalanan

  • Dewasa: 
    • Dosis umum: 25-50 mg dikonsumsi sebanyak 3-4 kali/hari. Untuk mencegah mabuk dalam perjalanan, dikonsumsi 30 menit sebelum melakukan perjalanan.
    • Dosis maksimal: 300 mg/hari.
  • Anak-anak:
    • 2-6 tahun: 6,25 mg/4-6 jam.
    • 6-12 tahun: 12,5-25 mg/4-6 jam. Untuk mencegah mabuk dalam perjalanan, dikonsumsi 30 menit sebelum melakukan perjalanan.

Penyakit parkinson

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 25 mg sebanyak 3 kali/hari
    • Dosis lanjutan: hingga 50 mg sebanyak 4 kali/hari

Terapi insomnia jangka pendek

  • Dewasa: 50 mg dikonsumsi 30 menit sebelum tidur.

Parenteral (intravena dan intramuskular)

Kondisi alergi, terapi dan pencegahan mabuk perjalanan

  • Dewasa: 10-50 mg dengan suntikan melalui otot (intramuskular) dalam atau suntikan melalui pembuluh darah vena (intravena), hingga 100 mg jika diperlukan.
  • Dosis maksimal: 400 mg/hari.
  • Anak: 5 mg/kg sehari dalam 4 dosis terbagi menjadi dengan suntikan melalui otot (intramuskular) dalam atau suntikan melalui pembuluh darah vena (intravena).
  • Dosis maksimal: 300 mg per/hari.

Penyakit parkinson

  • Dewasa: Sebagai 1% atau 5%: 10-50 mg dengan dengan suntikan melalui otot (intramuskular) dalam atau suntikan melalui pembuluh darah vena (intravena), hingga 100 mg jika diperlukan.
  • Dosis maksimal: 400 mg per/hari.

Gangguan kulit pruritus

Topikal atau kulit

  • Dewasa: Sebagai 1% atau 2%. Oleskan ke bagian yang terpapar hingga 3-4 kali/hari.
  • Anak: lebih dari 2 tahun sama dengan dosis dewasa.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan diphenhydramine sebelum penggunaan.

  • Oral: 
    • Dapat dikonsumsi dengan atau bersama makanan.
    • Untuk sediaan tablet, telan utuh tablet, jangan digerus atau dikunyah, minumlah segelas penuh air putih untuk membantu menelannya.
    • Untuk sediaan sirup, kocok larutan dengan baik sebelum digunakan agar obat dapat menyebar secara merata. Jangan gunakan sendok dapur untuk mengukur dosis. Gunakan gelas ukur atau sendok khusus obat yang biasanya telah disediakan dalam kemasan obat.
  • Topikal: Dioleskan tipis-tipis pada area kulit yang sakit. Cuci tangan sebelum dan setelah mengaplikasikan obat. 
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Diphenhydramine  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Merasa mengantuk di siang hari.
    Rasa kantuk biasanya hilang 8 jam setelah pemberian dosis. Jangan mengemudi atau menggunakan perkakas atau mesin jika Anda merasa mengantuk.
  • Mulut kering.
    Cobalah mengisap permen karet atau permen bebas gula.
  • Merasa pusing, lemas pada kaki, atau sulit berkonsentrasi.
    Jika diphenhydramine menimbulkan efek samping ini, hentikan apa yang Anda lakukan dan duduk atau berbaring sampai Anda merasa lebih baik. Jika gejala tidak kunjung hilang atau mengganggu Anda, jangan minum obat lagi dan hubungi apoteker atau dokter Anda.
  • Hidung atau tenggorokan kering.
  • Sembelit.
  • Sakit perut.
  • Penglihatan kabur.
  • Mata kering.
  • Jantung berebar-debar.

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Kejang.
  • Penyumbatan di saluran pencernaan, seperti perut atau usus.
  • Obstruksi kandung kemih atau masalah buang air kecil lainnya.
  • Penyakit hati atau ginjal.
  • Asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau gangguan pernapasan lainnya.
  • Batuk dengan lendir, batuk akibat merokok, emfisema, atau bronkitis kronis.
  • Penyakit jantung.
  • Kehamilan.
  • Lanjut usia.
  • Tekanan darah rendah
  • Peningkatan tekanan bola mata (glaukoma).
  • Gangguan tiroid.
  • Mengonsumsi kalium.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan obat.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Berhenti menggunakan diphenhydramine dan hubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami:

  • Jantung berdebar-debar.
  • Nyeri atau sulit buang air kecil.
  • Sedikit atau tidak bisa buang air kecil.
  • Kebingungan atau merasa seperti akan pingsan.
  • Sesak di leher atau rahang dan gerakan lidah tidak terkendali.

Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 25°C. Hindari tempat lembap atau terkena paparan sinar matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan mengonsumsi diphenhydramine jika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Riwayat alergi terhadap diphenhydramine.
  • Asma.
  • Bayi baru lahir atau lahir prematur.
  • Penyumbatan pada saluran pencernaan.
  • Luka pada saluran pencernaan.
  • Wanita menyusui.
  • Pasien yang mengonsumsi antihistamin lain.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi diphenhydramine dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Obat penenang, hipnotik, dan anxiolytics.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan efek sedatif, seperti mengantuk berlebihan.
  • Obat penghambat monoamin oksidase (MAO).
    Mengonsumsi obat ini bersama obat ini dapat menimbulkan efek antikolinergik berkepanjangan, seperti mulut kering dan kesulitan buang air kecil (retensi urine).
  • Betahistine.
    Penggunaan bersama betahistine dapat mengurangi efek betahistine dalam mengatasi vertigo dan gangguan pendengaran.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diphenhydramine?mtype=generic

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI. https://pionas.pom.go.id/monografi/difenhidramin-hidroklorida
Diakses pada 24 Oktober 2022

 

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1428/diphenhydramine-oral/details

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

Drugs. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1428/diphenhydramine-oral/details

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

Drugs. https://www.drugs.com/diphenhydramine.html

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

Rxlist. https://www.rxlist.com/benadryl-drug.htm#indications

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682539.html

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/diphenhydramine/

Diakses pada 24 Oktober 2022

 

Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/drugs/benadryl

Diakses pada 24 Oktober 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email