Diltiazem

30 Okt 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Diltiazem termasuk obat golongan calcium channel blocker yang dapat mengatasi hipertensi

Perasaan yang ditimbulkan dari kondisi medis nyeri dada atau angina adalah sesak napas

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser, Dilbres, Cordizem, Dilitiazem

Deskripsi obat

Diltiazem adalah  salah satu pilihan obat yang direkomendasikan untuk mengobati pasien hipertensi dengan nyeri dada (angina). 

Diltiazem termasuk golongan calcium channel blocker. Obat ini menghambat masuknya kalsium dengan berikatan pada kanal kalsium L-type pada jantung dan otot polos dari pembuluh darah koroner dan arteri perifer.

Selain mengonsumsi obat ini, pasien juga disarankan berolahraga secara rutin untuk menurunkan risiko serangan angina.

Diltiazem (Diltiasem)
Golongan

Penghambat kanal kalsium (Calcium channel blocker)

Kategori obat

Obat Bebas

Bentuk sediaan obat

Tablet, kapsul dan infus

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita; atau belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul pada janin.

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Infus

Aritmia jantung

  • Dewasa
    • Dosis awal:  250 mcg/kgBBmelalui bolus IV selama 2 menit
    • Dosis lanjutan: 350 mcg/kgBB setelah 15 menit jika diperlukan. 
    • Dosis awal pasien dengan atrial fibrilasi atau flutter :5-10 mg/jam
    • Dosis lanjutan pada pasien dengan atrial fibrilasi atau flutter:5 mg/jam sampai 15 mg/jam dilanjutkan hingga 24 jam.

Oral            

Angina Pectoris

  • Dewasa
    • Dosis awal:  60 mg, 3kali/hari
    • Dosis lanjutan: 360-480 mg/hari.
  • Lansia
    • Dosis awal: 60 mg, 2kali/hari
    • Dosis lanjutan: 240 mg/hari jika denyut nadi >50 kali/menit.

Hipertensi

  • Dewasa
    • Dosis awal: 90-120 mg. 2 kali/hari 
    • Dosis lanjutan: 360 mg/hari jika dibutuhkan.
  • Lansia
    • Dosis awal: 60 mg, 2 kali/hari
    • Dosis lanjutan: Dapat dinaikkan dengan hati-hati jika  denyut nadi >50 kali/menit menjadi 240 mg/hari

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan dltiazem sebelum penggunaan.

Obat ini dapat dikonsumsi dengan makan atau tanpa makan atau sesuai saran dari dokter. Biasanya dikonsumsi tiga hingga empat hari sekali. Tablet harus ditelan utuh jangan dihancurkan atau dikunyah karena dapat meningkatkan resiko efek samping.

Dosis akan diberikan sesuai kondisi medis. Dosis awal yang diberikan adalah dosis rendah kemudian dinaikkan secara bertahap. Selalu ikuti perintah dari dokter agar mendapat hasil yang baik.

Beri tahu dokter jika keadaan semakin memburuk.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Dltiazem  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi:

  • Pusing, kepala terasa ringan, lemas, dan nyeri kepala
  • Gangguan saluran cerna: anoreksia, mual, muntah, konstipasi, diare, gangguan pengecap, kenaikan berat badan
  • Hipotensi
  • Pingsan
  • AV blok, bradikardia
  • Edema pada pergelangan kaki

Ada beberapa efek samping lain yang belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek lain seperti di atas , tanyakan kepada profesional perawatan kesehatan Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Gangguan ginjal dan hati
  • Kardiomiopati obstruktif hipertrofik, disfungsi ventrikel kiri
  • Lansia, kehamilan dan menyusui

 

Kontraindikasi 

Jangan menggunakan dltiazem jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Sick-sinus syndrome
  • AV blok derajat 2 atau 3 yang menetap, takikardi ventrikuler, gagal jantung
  • Infark miokard akut dan kongesti paru.
  • Hipotensi berat atau syok kardiogenik
  • Penggunaan bersamaan dengan beta bloker intravena

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi dltiazem dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Dapat menyebabkan meningkatnya efek antihipertensi dengan antihipertensi lain seperti aldesleukin, antipsikotik.
  • Dapat menyebabkan meningkatnya kadar serum dengan mengonsumsi simetidin.
  • Dapat menyebabkan meningkatnya efek bradikardi dari amiodarone, digoxin, mefloquine.
  • Dapat meningkatkan kadar serum obat golongan statin (atorvastatin, lovastatin), carbamazepin, fenitoin.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/diltiazem-oral-route/before-using/drg-20071775

Diakses pada 21 Oktober 2022

 

MIMS.  http://mims.com/indonesia/drug/info/diltiazem/?type=brief&mtype=generic

Diakses pada 21 Oktober 2022 

 

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3783-276/diltiazem-oral/diltiazem-tablet-oral/details

Diakses pada 21 Oktober 2022  

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email