Diflam Tablet 50 mg

27 Okt 2020
Diflam tablet adalah obat untuk mengatasi nyeri dan mengurangi peradangan sendi.

Deskripsi obat

Diflam tablet adalah obat untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang dan mengurangi peradangan pada sendi. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Diflam tablet mengandung zat aktif kalium diklofenak.
Diflam Tablet 50 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HET0
Produk HalalYa
Kandungan utamaKalium diklofenak.
Kelas terapiAnalgetik, antiinflamasi, dan antipiretik.
Klasifikasi obatNon-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).
Kemasan1 box isi 5 strip @ 10 tablet (50 mg)
ProdusenInterbat

Informasi zat aktif

Diklofenak termasuk dalam golongan NSAID yang berasal dari asam fenilasetat, memiliki sifat analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Ini menghambat reversibel siklooksigenase-1 dan 2, juga menghambat sintesis prostaglandin.

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, diklofenak diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dari saluran pencernaan, kulit. Tingkat penyerapan menurun dengan makanan. Ketersediaan hayati: 55%. Waktu untuk puncak konsentrasi plasma (dalam kondisi puasa): Sekitar 1 jam.
  • Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Volume distribusi: Sekitar 1,3-1,4 L / kg. Ikatan protein plasma: Lebih dari 99% terutama untuk albumin.
  • Metabolisme: Menjalani metabolisme efek lintas pertama di hati melalui hidroksilasi dan metoksilasi menjadi metabolit termasuk 4'-hydroxydiclofenac (mayor), 3'-hydroxydiclofenac, 5-hydroxydiclofenac, 4 ', 5-dihydroxydiclofenac dan 3'-hydroxy-4'-methoxydiclofenac; selanjutnya dimetabolisme melalui glukuronidasi.
  • Ekskresi: Terutama melalui urin (sekitar 60% sebagai metabolit termasuk konjugat glukuronida; <1% sebagai obat tidak berubah); empedu (sekitar 35%). Waktu paruh eliminasi terminal: Sekitar 1-2 jam.

Indikasi (manfaat) obat

Mengatasi nyeri dan peradangan seperti pada:

  • Gejala peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri (rheumatoid arthritis).
  • Peradangan sendi yang disebabkan karena terjadinya gesekan pada ujung tulang penyusun sendi (osteoarthritis).
  • Nyeri akibat terjadinya gangguan fungsi otot, tendon, tulang belakang, dan ligamen (muskuloskeletal).
  • Peradangan pada sendi bagian punggung yang menyebabkan nyeri dan kaku pada punggung belakang (spondilitis ankilosis).

Kalium diklofenak merupakan obat yang mampu mengatasi nyeri, obat ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenasi (COX) yang dapat membentuk prostaglandin saat terjadi luka dan peradangan, dengan terhambatnya enzim siklooksigenasi maka prostaglanding yang diproduksi akan berkurang dan nyeri serta peradangan juga akan berkurang.

Komposisi obat

Kalium diklofenak 50 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Dosis awal: 100-150 mg/hari dikonsumsi dalam 2-3 dosis terbagi.

Anak-anak 14 tahun ke atas:

  • Kasus ringan: 75-100 mg/hari dikonsumsi dalam 2-3 dosis terbagi.

Aturan pakai obat

Sebaiknya dikonsumsi dengan makanan atau dikonsumsi sesudah makan.

Efek samping obat

  • Sakit perut, kembung, atau kehilangan nafsu makan.
    Hindari makanan yang mengandung gas seperti kacang polong, bawang merah, dan kacang-kacangan. Konsumsi makanan dalam jumlah sedikit, makan dan minum secara perlahan, dan olahraga secara teratur.
  • Pusing atau sakit kepala hingga membuat pasien merasa seperti sekelilingnya berputar (vertigo).
    Hentikan aktivitas yang dilakukan dan duduk atau berbaring hingga merasa lebih baik. Jangan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin jika Anda merasa pusing atau pusing. Efek samping ini akan hilang ketika sudah terbiasa mengonsumsi diklofenak.
  • Sakit kepala.
    Berisitirahat dan konsumsi banyak cairan. Jangan minum alkohol terlalu banyak dan minta rekomendasi obat penghilang rasa sakit kepada apoteker anda. Sakit kepala biasanya hilang setelah minggu pertama minum diklofenak. Jika sakit kepala bertahan selama satu minggu lebih atau bahkan semakin memburuk, segera hubungi dokter Anda.
  • Mual.
    Cobalah untuk konsumsi diklofenak sesudah makan. Hindari makan terlalu banyak dan hindari makanan pedas.
  • Muntah atau diare.
    Konsumsi banyak air atau cairan. Hubungi dokter jika mengalami tanda dehidrasi seperti urin berkurang, urin berwarna gelap, dan berbau kuat. Jangan mengonsumsi obat lain tanpa konsultasi ke dokter atau apoteker.
  • Telinga berdering (tinnitus).
  • Kesulitan buang air besar (konstipasi).
  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Kehilangan nafsu makan (anoreksia).
  • Gangguan kesulitan tidur (insomnia).
  • Penurunan tekanan darah hingga di bawah batas normal (hipotensi).
  • Gangguan fungsi hati.
  • Luka pada saluran pencernaan.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang memiliki kadar lemak tinggi dalam darah (hiperlipidemia).
  • Pasien yang mengalami asma, peradangan pada rongga hidung (rhinitis), peradangan paru yang dapat berkembang dalam jangka waktu panjang (PPOK), infeksi saluran pernapasan, lupus eritematous sistemik (SLE), gangguan jaringan ikat campuran, gangguan pembentukan heme (porfiria), penyakit mata termasuk infeksi pada mata.
  • Pasien dengan riwayat perdarahan pada saluran pencernaan atau luka pada lambung dan usus.
  • Gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan perdarahan yang berlebihan (koagulopati).
  • Pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Pasien penderita penyakit jantung iskemik.
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes melitus).
  • Pasien yang mengalami dehidrasi.
  • Pasien yang mengalami kekurangan kadar kalium dalam tubuh (hipovolemia).
  • Pasien penderita gangguan hati dan ginjal.
  • Anak-anak.
  • Wanita hamil pada trimester kedua.
  • Ibu menyusui.
  • Pasien yang merokok.

Kategori kehamilan

Pada kehamilan sebelum memasuki 30 minggu: Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan diflam tablet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan. Pada kehamilan setelah memasuki 30 minggu: Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia. Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap diklofenak atau NSAID lain.
  • Pasien dengan riwayat asma.
  • Pasien penderita gagal jantung sedang hingga berat.
  • Pasien penderita penyempitanpembuluh darah arteri pada jantung atau penyakit jantung iskemik.
  • Pasien penderita penyakit dimana terjadinya sumbatan aliran darah akibat penyempitan pembuluh darah (arteri perifer).
  • Pasien penderita penyakit serebrovaskular.
  • Pasien yang mengonsumsi obat antiplatelet, antikoagulan, dan NSAID.
  • Pasien yang memiliki luka pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang sedang menjalani perawatan CABG.
  • Pasien penderita gangguan hati atau ginjal berat.
  • Wanita hamil pada trimester ketiga.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Vorikonazol.
    Kalium diklofenak dapat meningkatkan konsentrasi puncak plasma jika dikonsumsi dengan penghambat CYP2C9 seperti vorikonazol.
  • Kolestipol dan kolestiramin.
    Natrium diklofenak dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat kolestipol dan kolestiramin.
  • Digoksin, lithium, metotreksat, dan fenitoin.
    Obat di atas dapat meningkatkan kadar obat dan risiko terjadinya toksisitas atau keracunan.
  • Inhibitor ACE, diuretik, siklosporin, dan takrolimus.
    Obat di atas dapat meningkatkan risiko terjadinya peningkatan kadar kalium dalam darah dan menyebabkan gangguan ginjal.
  • Mefiproston.
    Natrium diklofenak dapat mengurangi efek mifepriston.
  • NSAID lain, obat penghambat pembekuan darah, dan obat pengencer darah.
    Penggunaan bersama natrium diklofenak dapat menyebabkan peningkatan risiko luka dan perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Kortikosteroid dan obat SSRI.
    Penggunaan obat di atas dapat meningkatkan risiko terjadinya luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Glikosida jantung.
    Glikosida jantung dapat meningkatkan risiko efek samping terkait dengan gangguan kardiovaskular.
  • Azitromisin.
    Azitromisin dapat meningkatkan terjadnya toksisitas hematologis.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
  • Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
  • Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Jika terdapat darah pada muntah atau kotoran berwarna hitam bisa menjadi tanda terjadinya perdarahan pada perut atau usus.
  • Jika mengalami gangguan pencernaan yang parah disertai dengan mulas, sakit perut, diare atau muntah bisa menjadi tanda terjadinya maag atau pembengkakan pada perut atau usus.
  • Warna kulit menjadi kekuningan dan perubawah warna sklera mata menajdi kekuningan bisa menjadi tanda terjadinya gangguan pada hati.
  • Timbul ruam pada kulit, gatal atau bengkak pada kulit bisa menjadi tanda gatal (urtikaria) atau pembengkakan.
  • Jika mengalami sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki bisa menjadi tanda gagal jantung.
  • Jika mengalami nyeri dada, sesak napas, merasa pusing dan kelelahan atau merasa cemas yang berlebihan bisa menjadi gejala serangan jantung.
  • Jika merasa kelelahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau berfikir, kehilangan keseimbangan atau penglihatan kabur bisa menjadi gejala stroke.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diflam
Diakses pada 10 Agustus 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diclofenac
Diakses pada 10 Agustus 2020

Drugs. https://www.drugs.com/diclofenac.html Diaskes pada 10 Agustus 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/diclofenac/
Diakses pada 10 Agustus 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email