Diazepam

22 Okt 2022| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan dan insomnia serta kejang

Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan dan insomnia serta kejang

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Arrow-Diazepam, Cetalgin, Danalgin, Decazepam, Hedix, Mentalium, Metaneuron, Neo Protal, Neurindo, Neurodial, Neuroval, Opineuron, Panstop T, Potensik, Proneuron, Nozepav, Neuropyron, Prozepam, Valdimex, Trazep, Valisanbe, Valisanbe Injection, Stesolid, Vodin, Validex, Diazepam Indo Farma, Valium, Vodin

Deskripsi obat

Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan, kesulitan tidur (insomnia), dan kejang. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk menangani gejala putus alkohol akut

Diazepam termasuk dalam golongan obat benzodiazepin yang bekerja dengan memengaruhi neurotransmiter gamma amino-butyric acid (GABA) yang ada di otak sehingga dapat menghasilkan efek ansiolotik yang dapat mencegah kecemasan dan panik. 

Diazepam juga termasuk ke dalam antikonvulsan atau antikejang dan dapat menghasilkan efek relaksan otot. Antikonvulsan benzodiazepin seperti diazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas GABA dengan mengikatnya dan membuka saluran klorida di neurotransmitter GABA.

Oleh karena itu, diazepam juga digunakan bersama obat lain untuk mengontrol kejang otot yang disebabkan gangguan saraf (neurologis) tertentu, seperti kerusakan otak yang menyebabkan keterbatasan dalam bergerak dan menjaga keseimbangan (cerebral palsy), ketidakmampuan menggerakkan bagian tubuh (paraplegia), kontraksi otot yang tidak normal (athetosis), dan kelainan langka dengan kekakuan dan kekakuan otot (stiff-man syndrome).

Diazepam
Golongan

Kelas terapi : Antikonvulsan dan ansiolitik. Klasifikasi Obat : Benzodiazepin.

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, injeksi, suppositoria

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori D: Terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia, tapi besarnya manfaat jika digunakan oleh wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya bila obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius karena obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Oral

Kejang otot

  • Dewasa: 2-15 mg/hari dalam dosis terbagi, dapat ditingkatkan sampai 60 mg/hari pada penderita kejang berat, misalnya cerebral palsy.
  • Anak: 2-40 mg/hari dalam dosis yang berbeda.
  • Lansia: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Sindrom penarikan alkohol

  • Dewasa: 5-20 mg dapat diulangi setelah 2-4 jam jika perlu. Atau, 10 mg 3-4 kali/hari pada hari pertama, kurangi dosis menjadi 5 mg 3-4 kali/hari sesuai kebutuhan.
  • Lansia: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Terapi tambahan dalam kejang

  • Dewasa: 2-60 mg/hari sesuai anjuran dokter.
  • Lansia: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Insomnia terkait dengan kecemasan

  • Dewasa: 5-15 mg dikonsumsi sebelum tidur.
  • Anak: 1-2,5 mg 3-4 kali/hari, dapat ditingkatkan secara bertahap jika diperlukan.
  • Lansia: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Premedikasi sebelum anestesi, sedasi dalam prosedur bedah minor

  • Dewasa: 5-20 mg.
  • Anak: 2-10 mg.
  • Lansia: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

 

Injeksi

Kecemasan parah 

  • Dewasa:
    • Injeksi otot (intramuskular) atau pembuluh darah (intravena): 2-10 mg, dapat diulangi setelah 4 jam jika dibutuhkan setelah 4 jam.
  • Anak-anak: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Kejang otot

  • Dewasa:
    • Injeksi otot (intramuskular/IM) atau pembuluh darah (intravena/IV): 5-10 mg, dapat diulangi jika dibutuhkan setelah 4 jam.
    • Tetanus: 0,1-0,3 mg/kgBB setiap 1-4 jam diberikan melalui injeksi injeksi pembuluh darah (intravena). Dosis alternatif: 3-10 mg/kgBB dapat diberikan selama 24 jam dengan infus pembuluh darah (intravena) berlanjut.
  • Anak-anak: sama dengan dosis dewasa

 

  • Lansia: Tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Kejang

  • Dewasa: 10-20 mg injeksi pembuluh darah (intravena) dapat dilakukan secara berulang setelah 30-60 menit dengan dosis maksimal 3 mg/kgBB selama 24 jam. 

.

  • Anak-anak1 bulan-5 tahun: 0,2-0,5 mg melalui IM atau IV setiap 2-5 menit dengan dosis makismal 5 mg.
  • Anak-anak di atas 5 tahun: 1 mg setiap 2-5 menit  dengan dosis maksimal 10 mg. Dapat diulang dalam 2-4 jam jika dibutuhkan. 

Premedikasi sebelum anestesi

  • Dewasa: 10-20 mg
  • Anak-anak: 0,2 mg/kgBB injeksi lambat di atas 0,5 mL/menit.
  • Lansia: tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Sindrom penarikan alkohol yang parah dengan delirium tremens

  • Dewasa: 0-20 mg melalui injeksi IM atau IV, dosis dapat ditingkatkan tergantung tingkat keparahan gejala
  • Lansia: tidak melebihi setengah dari dosis dewasa.

Rektal atau suppositoria

Terapi tambahan dalam kejang

  • Dewasa: 
    • Dosis umum 0,5 mg/kgBB, dapat diulang tiap 12 jam. 
    • Dosis maksimal: 30 mg.
  • Anak-anak 2-5 tahun: 0,5 mg/kgBB.
  • Anak-anak 6-11 tahun: 0,3 mg/kgBB.
  • Anak-anak 12 tahun ke atas: 0,2 mg/kgBB
  • Lansia: Kurangi hingga setengah dosis dewasa.

Semua dosis dapat diulangi sekali setelah 4-12 jam, sesuai kebutuhan.

Kejang otot, premedikasi sebelum pembiusan (anestesi), sedasi atau menghilangkan kesadaran dalam prosedur bedah dan medis minor, dan kecemasan parah

  • Dewasa: 
    • Dosis umum: 0,5 mg/kgBB, dapat diulang tiap 12 jam. 
    • Dosis maksimal 30 mg.
  • Anak-anak 1 tahun ke atas: Sama dengan dosis dewasa.
  • Lansia: 
    • Dosis umum: 0,25 mg/kgBB, dapat diulang tiap 12 jam. 
    • Dosis maksimal 30 mg.

Dosis dihitung dengan menghitung berat badan pasien.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan diazepam sebelum penggunaan.

Jangan menambah dosis atau menggunakan obat ini lebih sering atau lebih lama dari arahan dokter. Meskipun dapat memberikan banyak manfaat, diazepam terkadang dapat menyebabkan kecanduan. Oleh karena itu, jika digunakan dalam waktu yang lama, kondisi Anda tidak akan membaik lebih cepat, malah risiko efek samping dan kecanduannya bisa meningkat. 

Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. 

Diazepam dapat digunakan dengan cara berikut: 

  • Oral: 
    • Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. 
    • Telan utuh tablet, jangan digerus atau dikunyah, minumlah segelas penuh air putih untuk membantu menelannya
    • Jangan mengonsumsi buah atau jus grapefruit saat akan mengonsumsi diazepam
  • Injeksi: Dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.
  • Suppositoria:
    • Cuci tangan dengan sabun dan air hangat.
    • Buka bungkus suppositoria.
    • Gosokkan pelumas berbahan dasar air ke ujungnya atau celupkan ke dalam air. Cara ini akan membantu Anda memasukan suppositoria dengan lancar.
    • Anda dapat berdiri dengan satu kaki di atas kursi atau berbaring miring dengan satu kaki lurus dan kaki lainnya ditekuk ke arah perut.
    • Buka bokong Anda dengan perlahan.
    • Dorong suppositoria dengan hati-hati, ujung runcing terlebih dahulu, sekitar 1 inci ke bagian bawah Anda.
    • Tutup kaki Anda dan duduk atau berbaring selama sekitar 15 menit untuk membiarkannya larut.
    • Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat.
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Diazepam  dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Mengantuk.
    Jika Anda merasa mengantuk, jangan mengemudi dan mengoperasikan mesin sampai Anda merasa lebih baik. Jangan minum alkohol karena akan memperparah kondisi Anda.
  • Gangguan pada kandung kemih untuk mengeluarkan urine (retensi urine).
  • Gangguan yang menyebabkan kehilangan ingatan (amnesia).
  • Penurunan tekanan darah tinggi (hipotensi).
  • Ketergantungan (adiksi).
  • Penglihatan kabur.
  • Gangguan mental.
  • Gangguan koordinasi.
  • Kelelahan.
  • Kelemahan otot.
  • Gangguan pernapasan.

Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
  • Riwayat penyalahgunaan alkohol atau obat.
  • Gangguan pernapasan.
  • Gangguan ginjal dan hati ringan hingga sedang.
  • Kehamilan dan menyusui.
  • Lanjut usia.
  • Penderita epilepsi.
  • Peradangan bagian kornea dan konjungtiva (keratokonjungtivitis vernalis).
  • Bayi baru lahir sampai usia 28 hari (neonatus).

Obat ini tidak digunakan sebagai terapi tunggal untuk depresi dan gangguan kecemasan (ansietas). Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jangan hentikan penggunaan obat ini secara tiba-tiba karena bisa mengalami peningkatan kejang atau gejala penghentian yang tidak menyenangkan. Tanyakan kepada dokter Anda cara berhenti menggunakan obat ini dengan aman.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Pernapasan melemah atau menjadi pendek.
  • Timbul rasa kantuk parah atau perasaan seperti akan pingsan.
  • Suasana hati tertekan serta  muncul pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
  • Kebingungan dan halusinasi.
  • Kecemasan, serangan panik, dan kesulitan tidur.
  • Perilaku pengambilan risiko yang tidak biasa.
  • Timbul kejang baru atau kejang yang memburuk.

Penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 25°C dan terlindung dari cahaya matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Jangan mengonsumsi diazepamjika mempunyai kondisi medis, seperti:

  • Alergi terhadap diazepam atau obat golongan benzodiazepin lainnya.
  • Keadaan mental terganggu, seperti delusi atau halusinasi (psikosis berat),
  • Bayi prematur atau baru lahir.
  • Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat.
  • Penderita asma akut.
  • Mengalami kelemahan otot (myasthenia gravis).
  • Kehamilan trimester pertama.
  • Mengalami peningkatan tekanan bola mata menjadi terlalu tinggi (glaukoma sudut sempit).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi diazepam dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Zidovudin.
    Penggunaan zidovudin bersama diazepam meningkatkan risiko kantuk berkepanjangan.
  • Sodium oksibat.
    Penggunaan obat di atas bersama diazepam meningkatkan efek antidepresan obat sistem saraf pusat (SSP).
  • Lofeksidin, nabilon, simetidin, isoniazid, eritromisin, omeprazol, dan ketokonazol.
    Diazepam dapat meningkatkan efektivitas obat di atas, sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping.
  • Obat untuk mengatasi tuberkulosis, seperti (rifampicin) serta obat untuk mengatasi kejang, seperti carbamazepin dan phenytoin.
    Diazepam dapat menurunkan efektivitas obat di atas.
  • Obat untuk mengatasi gangguan mental seperti halusinasi (antipsikotik), obat untuk mengatasi gangguan kecemasan (ansiolitik), obat untuk mengatasi kejang (antikonvulsan), obat untuk mengatasi alergi (antihistamin), obat untuk mengatasi depresi (MAO inhibitor), obat untuk mati rasa (anestetik), dan obat penenang (barbiturat.
    Penggunaan obat di atas bersama diazepam dapat meningkatkan efektivitas obat-obatan tersebut, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping
  • Obat opioid.
    Penggunaan obat di atas bersama diazepam menyebabkan kantuk, depresi pernapasan, koma, dan kematian.
  • Antasida.
    Penggunaan bersama diazepam dapat menghambat penyerapan antasida, sehingga efektivitasnya akan berkurang.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diazepam?mtype=generic
Diakses pada 18 Oktober 2022

Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI. https://pionas.pom.go.id/monografi/diazepam
Diakses pada 18 Oktober 2022

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6306/diazepam-oral/details
Diakses pada 18 Oktober 2022


Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/diazepam-oral-tablet#about
Diakses pada 18 Oktober 2022

Rxlist. https://www.rxlist.com/valium-drug.htm
Diakses pada 18 Oktober 2022

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/diazepam/
Diakses pada 18 Oktober 2022

GlowM. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/d028.html
Diakses pada 18 Oktober 2022

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682047.html
Diakses pada 18 Oktober 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email