Debostin Tablet

27 Okt 2020
no-image-drug

Deskripsi obat

Debostin tablet adalah obat untuk mengurangi kadar trigliserida dan kolesterol jahat yang tinggi dalam tubuh serta meningkatkan kadar kolesterol baik. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Debostin tablet mengandung zat aktif atorvastatin.

Debostin Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HET0
Produk HalalYa
Kandungan utamaAtorvastatin.
Kelas terapiAgen dislipidemia.
Klasifikasi obatStatin.
Kemasan1 box isi 3 strip @ 10 tablet (10 mg; 20 mg; 40 mg)
ProdusenAbbott Indonesia

Informasi zat aktif

Atorvastatin secara selektif dan kompetitif menghambat HMG-CoA reduktase, enzim yang mengkatalisis konversi HMG-CoA untuk menghasilkan mevalonat. Pengurangan hasil produksi mevalonate menjadi kompensasi peningkatan ekspresi reseptor LDL dan stimulasi katabolisme LDL, akibatnya menurunkan kadar kolesterol LDL.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, atorvastatin diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan cepat dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati sekitar 12-14%. Waktu untuk konsentrasi plasma puncak selama1-2 jam.
  • Distribusi: Volume distribusi kira-kira 381 L. Pengikatan protein plasma sebesar 98% ke atas.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati oleh isoenzim CYP3A4 menjadi turunan orto- dan parahydroxylated aktif, dan metabolit oksidasi beta yang tidak aktif. Menjalani metabolisme jalur pertama yang ekstensif di mukosa gastrointestinal dan hati.
  • Ekskresi: Terutama melalui empedu; melalui urin (<2% sebagai obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi kira-kira selama 14 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Menurunkan kolesterol jahat dan lemak seperti LDL dan trigliserida.
  • Meningkatkan kolesterol baik seperti HDL.
  • Menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan membantu mencegah stroke dan serangan jantung.

Atorvastatin termasuk dalam kelas obat yang disebut HMG-CoA reduktase inhibitor (statin). Obat ini bekerja dengan memperlambat produksi kolesterol dalam tubuh untuk menurunkan jumlah kolesterol yang menumpuk pada dinding arteri dan menghalangi aliran darah ke jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya, dengan menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah dapat mencegah terjadinya penyakit jantung, nyeri dada (angina), stroke, dan serangan jantung.

Komposisi obat

  • Debostin tablet 10 mg: atorvastatin kalsium yang setara dengan atorvastatin 10 mg.
  • Debostin tablet 20 mg: atorvastatin kalsium yang setara dengan atorvastatin 20 mg.
  • Debostin tablet 40 mg: atorvastatin kalsium yang setara dengan atorvastatin 40 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Hiperkolesterolemia heterozigot familial, dislipidemia campuran, dan hiperkolesterolemia nonfamilial:
    • Dosis awal: 10 atau 20 mg sebanyak 1 kali/hari. Dosis dapat disesuaikan sesuai dengan respon pada interval 2-4 minggu.
    • Dosis umum: 10-80 mg sebanyak 1 kali/hari.
    • Dosis maksimal: 80 mg/hari.
    • Pasien yang membutuhkan penurunan kolesterol LDL sebanyak 45% ke atas: dosis dimulai pada 40 mg sebanyak 1 kali/hari.
  • Mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular pada pasien berisiko tinggi:
    • Dosis awal pencegahan primer: 10 mg/hari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai kadar kolesterol LDL yang seharusnya.

Anak-anak 10-17 tahun:

  • Hiperkolesterolemia heterozigot familial:
    • Dosis awal: 10 mg sebanyak 1 kali/hari. Dosis dapat disesuaikan sesuai respon pada interval 4 minggu.
    • Dosis umum: 10 mg sebanyak 1 kali/hari.
    • Dosis maksimal: 20 mg/hari.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Hindari konsumsi jus anggur secara berlebihan (lebih dari 1 liter/hari).

Efek samping obat

  • Mual atau gangguan pencernaan.
    Tetaplah konsumsi makanan sederhana dan jangan mengonsumsi makanan pedas. Cobalah untuk meminum obat ini setelah makan mungkin akan membantu mengurangi efek samping ini. Jika Anda terus mengalami gejala gangguan pencernaan, tanyakan apoteker Anda untuk merekomendasikan antasida. Hubungi dokter Anda jika gejala Anda berlanjut selama lebih dari beberapa hari atau jika semakin parah.
  • Sakit kepala.
    Pastikan untuk beristirahat yang cukup dan konsumsi banyak cairan. Hindari mengonsumsi alkohol. Mintalah apoteker untuk rekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah minggu pertama mengonsumsi atorvastatin. Jika sakit kepala berlangsung lebih dari seminggu atau semakin memburuk segera hubungi dokter Anda.
  • Sakit atau nyeri pada punggung dan persendian.
    Jika mengalami nyeri otot yang tidak biasa, kelemahan atau kelelahan yang bukan disebabkan karena latihan atau kerja keras, konsultasikan ke dokter. Mungkin Anda memerlukan tes darah untuk memeriksa penyebabnya. Anda juga dapat meminta rekomendasi obat penghilang rasa sakit kepala apoteker.
  • Mimisan.
    Cobalah untuk mengolesi vaselin tipis-tipis pada tepi dalam bagian hidung.
  • Sakit tenggorokan.
    Cobalah berkumur dengan air asin hangat atau gunakan parasetamol atau ibuprofen untuk meringankan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Jika gejala ini berlangsung lebih dari satu minggu, konsultasikan kepada apoteker atau dokter.
  • Munculnya gejala pilek.
    Cobalah untuk konsumsi parasetamol atau ibuprofen secara teratur selama beberapa hari. Jika gejala kembali setelah berhenti mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, konsultasikan kepada dokter Anda.
  • Sembelit atau perut kembung.
    Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi seperti sayur, buah segar, sereal, dan konsumsi banyak air putih. Cobalah lebih teratur berolahraga, seperti berjalan kaki atau lari Jika ini tidak membantu, konsultasikan kepada dokter atau apoteker.
  • Sembelit dan diare.
    Konsumsi banyak air untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah buang air kecil yang lebih sedikit dari biasanya atau urin yang berarna gelap dan berbau tajam.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang mengonsumsi alkohol.
  • Pasien penderita penyakit kencing manis (diabetes melitus).
  • Pasien yang memiliki kadar tiroid yang rendah dalam tubuh (hipotiroidisme).
  • Pasien penderita kelainan otot herediter.
  • Pasien yang mengalami stroke baru-baru ini.
  • Pasien yang mengalami serangan iskemik sementara.
  • Pasien yang mengalami infeksi akut berat.
  • Pasien yang mengalami pembedahan mayor.
  • Pasien yang mengalami kerusakan atau kematian jaringan otot rangka.
  • Pasien dengan gangguan metabolisme berat.
  • Pasien yang mengalami kejang yang tidak dapat terkontrol.
  • Pasien penderita gangguan ginjal.
  • Anak-anak.
  • Pasien yang mengonsumsi inhibitor CYP3A4 secara bersamaan seperti klaritromisin, itrakonazol, fosamprenavir, ritonavir, plus darunavir, fosamprenavir, atau saquinavir, elbasvir/grazoprevir, boceprevir, dan nelfinavir.

Kategori kehamilan

Kategori X: Penggunaan debostin tablet tidak disarankan pada ibu hamil. Penelitian menunjukkan adanya dampak berupa kelainan pada janin, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta risiko efek sampingnya lebih besar pada wanita hamil daripada manfaatnya. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Khususnya bagi ibu hamil pada trimester pertama, harus lebih berhati-hati mengingat efek sampingnya dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan organ janin.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap atorvastatin.
  • Pasien penderita penyakit hati.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Pasien yang mengonsumsi obat siklosporin, asam fusidat sistemik, telaprevir, glekaprevir, pibrentasvir dan kombinasi tipranavir/ritonavir.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Penghambat protease HIV dan HCV, itrakonazol, ketokonazol, klaritromisin, eritromisin, verapamil, diltiazem, femofibrat, gemfibrozil, kombinasi ezetimibe, niasin, dan ritikina.
    Penggunaan atorvastatin dan obat-obat di atas dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko gangguan otot (miopati) serta kerusakan dan kematian jaringan otot rangka (rhabdomyolysis).
  • Rifampisin, efavirenz, fenitoin, antasida Al atau Mg, dan kolestipol.
    Penggunaan atorvastatin dengan obat di atas dapat menyebabkan penurunan kadar dari atorvastatin dalam plasma sehingga efektivitas atorvastatin akan berkurang.
  • Digoksin dan kontrasepsi oral seperti norethindron dan etinil estradiol.
    Atorvastatin dapat menyebabkan peningkatan kadar serum digoksin dan kontrasepsi oral sehingga dapat menyebabkan risiko terjadinya efek samping.
  • Kombinasi siklosporin, telaprevir, glekaprevir/pibrentasvir, dan tipranavir/ritonavir.
    Penggunaan atorvastatin dan obat-obat di atas dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko gangguan otot (miopati) serta kerusakan dan kematian jaringan otot rangka (rhabdomyolysis).
  • Asam fusidat sistemik.
    Penggunaan atorvastatin bersama atau dalam 7 hari setelah penggunaan asam fusidat sistemik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan kematia jaringan otot rangka yang fatal (rhabdomyolysis).

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Jika Anda mengalami nyeri otot, kelemahan otot atau kram otot bisa menjadi tanda terjadinya kerusakan otot dan kerusakan ginjal. Jika mengalami kulit kuning atau sklera mata menjadi kekuningan, feses pucat dan urin berwarna gelap bisa menjadi tanda terjadinya gangguan pada hati.
  • Jika terdapat ruam kulit dengan bercak merah muda hingga merah, terutama di telapak tangan atau telapak kaki.
  • Jika mengalami sakit perut yang parah bisa menjadi tanda masalah pankreas.
  • Jika mengalami batuk, sesak napas, dan penurunan berat badan bisa menjadi tanda penyakit paru-paru.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/debostin?type=brief&lang=id
Diakses pada 13 Agustus 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/atorvastatin?mtype=generic
Diakses pada 13 Agustus 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a600045.html
Diakses pada 13 Agustus 2020

NHS. https://www.nhs.uk/medicines/atorvastatin/
Diakses pada 13 Agustus 2020

Drugs. https://www.drugs.com/atorvastatin.html
Diakses pada 13 Agustus 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-841/atorvastatin-oral/details
Diakses pada 13 Agustus 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email