Clobazam

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia
Anxibloc, Clobazam, Asabium, Clofritis, Proclozam, Frisium, Clobium
Deskripsi obat
Clobazam merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi dan mengendalikan kejang. Obat ini termasuk golongan benzodiazepine yang bekerja pada otak dan sistem saraf pusat yang dapat menghasilkan efek menenangkan.
Clobazam (Klobazam) | |
---|---|
Golongan | Antikonvulsan |
Kategori obat | Obat Resep |
Bentuk sediaan obat | Tablet, suspensi |
Dikonsumsi oleh | Dewasa, anak-anak, dan lansia |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan efek buruk terhadap janin dan tidak ditemukan studi yang memadai pada manusia. Namun, mengingat efektivitasnya, penggunaannya dapat dipertimbangkan pada wanita hamil sekalipun berisiko. |
Dosis obat | Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat. Adjunct pada Epilepsi
Gangguan Cemas Berat
|
Aturan pakai obat
Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan obat Clobazam sebelum mengonsumsi.
Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan atau sesuai saran dari dokter. Konsumsi obat ini sebelum tidur jika Anda minum sekali sehari.
Jangan berhenti mengonsumsi obat ini secara tiba-tiba karena akan menimbulkan efek seperti sakit kepala, sulit tidur, gelisah, dan bingung. Konsultasi ke dokter untuk mengurangi dosis secara bertahap dan tindak lanjut jika terjadi efek tersebut.
Beri tahu dokter jika keadaan semakin memburuk atau tidak membaik.
Efek samping obat
Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat, namun jika terjadi efek samping yang berlebihan harus langsung ditangani oleh petugas medis.
Obat Clobazam dapat menyebabkan efek samping yang sering terjadi jika dikonsumsi, seperti mengantuk, pusing, kelelahan, sakit kepala, kenaikan berat badan, demam, batuk, mual, dan susah tidur. Jika efek samping semakin memburuk segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis.
Segera cari bantuan medis jika terjadi efek samping yang jarang terjadi namun serius, seperti:
- Perubahan status mental
- Kelemahan otot
- Bicara cadel
- Reaksi anafilaksis
- Nyeri buang air kecil
Ada beberapa efek samping lain yang belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek lain seperti di atas, tanyakan kepada tenaga medis profesional Anda.
Perhatian khusus
Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu atau jika Anda memiliki kondisi medis, seperti:
- Gangguan hati dan ginjal
- Anak-anak, lansia, dan pasien dengan kondisi lemah
- Kehamilan
- Pasien dengan ataksia tulang belakang atau serebral
- Gangguan kepribadian
Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)
Interaksi pada obat mungkin akan terjadi jika mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Jika ingin menggunakan obat secara bersamaan, harap konsultasi ke dokter Anda. Dokter akan mengganti dosis obat tersebut jika memang harus digunakan secara bersamaan
Mengonsumsi obat Clobazam dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:
- Dapat menimbulkan efek depresan saat mengonsumsi antipsikotik, hipnotik-sedatif, antidepresan, analgesik, nitrit oksida (NO), dan obat kejang lainnya.
- Efek yang ditimbulkan dapat meningkatkan dan memperpanjang efek efek obat simetidin dan eritromisin
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/clobazam-oral-route/description/drg-20075333
Diakses pada 30 Oktober 2018
MIMS. http://mims.com/indonesia/drug/info/clobazam/?type=brief&mtype=generic
Diakses pada 30 Oktober 2018
WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-158673/clobazam-oral/details
Diakses pada 30 Oktober 2018
Dokter Terkait
Artikel Terkait
-
Seberapa Bahaya Kejang Demam pada Anak?
Saat mengalami kejang demam, anak akan menjadi kaku, mengejang, dan matanya terbelalak. Anak juga akan mengalami gangguan pernapasan. Kondisi ini dapat terjadi pada anak berusia 6 bulan-5 tahun, meski paling sering pada anak berusia 12-18 bulan. Akan tetapi, hanya sebagian kecil anak-anak yang mengalami kejang demam. -
Apa Itu Epilepsi pada Lansia? Ini Penyebab dan Cara Mengenalinya
Epilepsi adalah suatu gangguan otak yang bisa menyebabkan terjadinya kejang. Gejala epilepsi pada lansia biasanya adalah terlihat bingung, tidak peka pada situasi sekitar. Penyebab dari epilepsi pada lansia adalah stroke, serangan jantung, dan cedera pada kepala. -
Kejang Belum Tentu Gejala Epilepsi, Kenali Jenis-jenis Kejang Ini
Semua orang yang mengidap epilepsi pasti memiliki gejala epilepsi berupa kejang. Namun, kejang belum tentu mengalami epilepsi. Untuk membedakan kejang dan epilepsi, ada beberapa jenis kejang pada epilepsi, salah satunya kejang parsial.
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!