Spiropent
Clenbuterol adalah obat golongan agonis beta-2 yang digunakan sebagai bronkodilator (pembuka saluran pernapasan) untuk mengobati keluhan sesak napas pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis atau asma. .
Clenbuterol bekerja dengan merelaksasi otot polos saluran pernapasan sehingga menyebabkan pelebaran atau pembukaan saluran napas, yang pada akhirnya akan mengurangi gejalasesak napas.
Saat ini, clenbuterol telah banyak disalahgunakan, khususnya oleh para atlet dan orang yang sedang menjalani diet, karena obat ini memiliki pengaruh dalam meningkatkan massa otot dan efek lipolysis (pemecahan lemak). Oleh karena itu, pemberian clenbuterol hanya dapat dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Clenbuterol (Klenbuterol) | |
---|---|
Golongan | Agonis beta-2 |
Kategori obat | Obat resep |
Bentuk sediaan obat | Tablet |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori N: Belum dikategorikan. |
Dosis obat | Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat. Oral Bronkodilator Dewasa: 20 mcg, 2 kali/hari, dapat ditingkatkan menjadi 40 mcg 2 kali sehari. Inhalasi Bronkodilator Dewasa: 20 mcg, 3 kali/ sehari |
Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan clenbuterol sebelum penggunaan.
Baca petunjuk obat dan ikuti anjuran dokter Anda. Clenbuterol sebaiknya dikonsumsi pada waktu yang sama setiap harinya untuk mendapatkan efek maksimal.
Penggunaan clenbuterol pada manusia di beberapa negara masih bersifat kontroversial. Di beberapa negara, seperti Eropa dan Asia, penggunaan obat ini untuk manusia telah disetujui untuk mengobati kondisi, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
Sedangkan di Amerika, penggunaan clenbuterol pada manusia dilarang oleh FDA (Food and Drugs Administration). Obat ini hanya disetujui untuk mengobati hewan.
Clenbuterol bekerja dengan melebarkan pembuluh darah sehingga meningkatkan kadar oksigen. Obat ini juga menstimulasi jantung dan sistem saraf pusat.
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.
Clenbuterol dapat menyebabkan efek samping yang meliputi:
Ada beberapa efek samping lain yang belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, konsultasikan segera ke dokter Anda.
Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut:
Clenbuterol seringkali disalahgunakan untuk keperluan pembentukan otot dan penurunan berat badan. Namun perlu diingat bahwa penggunaannya dalam dosis tinggi dapat bersifat toksik bagi jantung dan dapat menyebabkan denyut jantung tidak beraturan, kadar kalium rendah dalam darah, napas cepat, dan nyeri dada.
Jangan menggunakan clenbuterol jika mempunyai kondisi alergi atau hipersensitivitas terhadap clenbuterol.
Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.
Mengonsumsi clenbuterol dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).