Chloramex, Chloramphenicol Indo Farma, Cloramidina, Colme, Colme Eye Drop, Combicetin, Colsancetine, Enkacetyn, Fenicol, Grafacetin, Ikamicetin Ointment, Ikamicetin Ophth Ointment, Salisol Isotis 0,5% & 1%, Kalmicetine, Kalmicetine Oint, Kemicetin, Lanacetine, Licoklor, Palmicol, RECO, Opthalmic Ointment Cloramidina, Salep Topikal Cloramidina , Suprachlor, Xepanicol
Chloramphenicol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam infeksi bakteri. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat antibiotik bakterisidal yang bekerja dengan cara membunuh bakteri.
Chloramphenicol merupakan antibiotik dengan spektrum luas, sehingga dapat digunakan untuk melawan infeksi dari berbagai jenis bakteri sekaligus. Antara lain, S. typhi, H. influenzae, E. coli, spesies Neisseria, spesies Staphylococcus dan Streptococcus, Rickettsia, dan kelompok organisme lymphogranuloma-psittacosis yang memang sering menyerang dan menimbulkan penyakit pada manusia.
Beberapa jenis infeksi yang biasanya diatasi dengan chloramphenicol termasuk meningitis bakterialis, septikemia, demam tifoid, konjungtivitis bakteri, fibrosis kistik, tularemia, hingga radang panggul.
Karena chloramphenicol adalah antibiotik, maka obat ini tidak dapat digunakan sembarangan dan harus sesuai resep atau petunjuk dokter.
Chloramphenicol (Kloramfenikol) | |
---|---|
Golongan | Kelas terapi : Antiinfeksi. Klasifikasi Obat : Antibiotik kloramfenikol. |
Kategori obat | Obat resep |
Bentuk sediaan obat | Tablet, kaplet, kapsul, suspensi, sirup, tetes mata, salep |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tapi penelitian terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan efek samping obat (selain penurunan fertilitas), yang tidak muncul dalam penelitian terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya). |
Dosis obat | Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat. Oral Meningitis bakterial, infeksi bakteri anaerob, abses otak, tularemia, gastroenteritis berat, tipes, aktinomikosis, antraks, abses otak, fibrosis kistik, ehrlichiosis, gas gangren, granuloma inguinale, infeksi yang disebabkan oleh H. influenzae, listeriosis,penyakit radang panggul, psittacosis, Q fever, gastroenteritis berat, melioidosis berat , tularemia, penyakit Whipple
Tetes mata Infeksi mata
Salep mata Infeksi mata
Tetes telinga Infeksi telinga
Injeksi atau penyuntikan pada pembuluh darah vena (intravena) Meningitis, septikemia, tipes
|
Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan chloramphenicol sebelum penggunaan.
Chloramphenicol dapat digunakan dengan cara berikut:
Antibiotik bekerja dengan baik saat jumlah obat di tubuh dalam kadar yang konstan. Usahakan konsumsi obat ini pada waktu dan jeda yang sama setiap harinya.
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.
Chloramphenicol dapat menyebabkan efek samping yang meliputi:
Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek samping selain dari yang terdaftar di atas, segera konsultasikan ke dokter Anda.
Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut:
Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.
Hentikan penggunaan chloramphenicol dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami:
Jangan menggunakan chloramphenicol jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:
Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.
Mengonsumsi chloramphenicol dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).