Cataflam tablet 25 mg

Cataflam adalah produk antiperadangan dan untuk mengobati nyeri sendi non-steroid

Deskripsi obat

Cataflam adalah obat antiperadangan dan untuk mengobati nyeri sendi non-steroid. Cataflam mengandung diclofenac potassium yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang menyebabkan nyeri sendi dan nyeri haid, serta pengobatan anti nyeri pasca operasi dan migrain akut. Obat ini termasuk golongan obat kuat yang harus dibeli dengan resep dokter.

Cataflam tablet 25 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 38.715/strip (10 tablet) per April 2019
Kemasan1 box isi 5 strip @ 10 tablet (25 mg)
ProdusenNovartis Indonesia

Indikasi (manfaat) obat

Perawatan akut dan kronis tanda dan gejala rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan ankylosing spondylitis dan nyeri haid, perawatan jangka pendek dalam serangan migrain akut dan nyeri pasca operasi dan peradangan setelah operasi gigi dan ortopedi.

Komposisi obat

Diclofenac potassium 25 mg

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: Dosis awal maksimum 150 mg/hari pada hari pertama, kemudian 100 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi.

Migrain: Dosis awal 50 mg, lebih lanjut 50 mg dapat dikonsumsi jika kurang mereda dalam 2 jam. Jika diperlukan, 50 mg lebih lanjut dapat dilakukan

Aturan pakai obat

Harus ditelan utuh dengan cairan, sebaiknya sebelum makan dan tidak boleh dibagi atau dikunyah.

Efek samping obat

Sakit kepala, pusing, vertigo, mual, muntah, diare, pencernaan yang terganggu, sakit perut, perut kembung, anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri epigastrik, peningkatan transaminase, ruam.

Perhatian Khusus

Pasien dengan masalah herediter yang jarang terjadi yaitu intoleransi fruktosa, malabsorpsi glukosa-galaktosa atau insufisiensi sukrase-isomaltase.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hipersensitif, ulkus pada saluran pencernaan yang aktif, perdarahan atau perforasi. Jangan diberikan pada pasien yang mengalami asma, gatal dan kemerahan atau reaksi alergi setelah terapi aspirin atau NSAID. Penyakit penyumbatan jantung. Penyakit arteri perifer dan atau gangguan pembuluh darah otak. Gagal ginjal dan hati. Kehamilan (trimester terakhir) dan laktasi.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Inhibitor kuat CYP2C9, lithium, digoxin, diuretik, agen antihipertensi, ciclosporin, obat yang menyebabkan nilai kalium di darah tinggi, antibakteroa kuinolon, NSAIDs dan kortikosteroid, antikoagulan, agen anti platelet, antidiabetik, nhibitor reuptake serotonin selektif, fenitoin, metotreksat, warfarin.

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email