Casodex Tablet

18 Des 2020
Casodex tablet adalah obat untuk terapi kanker prostat.

Deskripsi obat

Casodex tablet adalah obat untuk terapi kanker prostat yang bekerja dengan menghambat efek dari androgen atau hormon pada pria. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Casodex tablet mengandung zat aktif bicalutamid.

Casodex Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaBicatulamid.
Kelas terapiAntikanker.
Klasifikasi obatAntiandrogen.
Kemasan1 box isi 2 strip @ 14 tablet (50 mg; 150 mg)
ProdusenAstra Zeneca

Informasi zat aktif

Bicalutamid secara kompetitif memblokir pengikatan reseptor androgen di jaringan target, mengakibatkan penghentian pertumbuhan atau regresi tumor sementara melalui penghambatan sintesis DNA dan protein yang bergantung pada androgen.

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, bicatulamid diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan. Waktu dimana obat mencapai kadar tertinggi dalam plasma (Waktu untuk konsentrasi plasma puncak) sekitar 31 jam.
  • Distribusi: Pengikatan protein plasma kira-kira 96%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme secara ekstensif di hati.
  • Ekskresi: Melalui urin dan feses, sebagai metabolit. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) kira-kira 6 hari (R-enansiomer).

Indikasi (manfaat) obat

  • Memperpanjang hidup pada kanker prostat stadium lanjut.
  • Terapi tunggal atau terapi tambahan untuk pembedahan atau radioterapi pada kanker prostat.

Bicalutamid dapat mencegah pertumbuhan kanker prostat dengan cara menghalangi efek androgen pada sel kanker. Bicatulamid secara kompetitif menghambat kerja androgen dengan mengikat reseptor androgen sitosol di jaringan target. Kanker prostat yang dikenal sensitif terhadap androgen, merespons pengobatan yang melawan efek androgen atau menghilangkan sumbernya.

Komposisi obat

  • Casodex tablet 50 mg: bicatulamid 50 mg.
  • Casodex tablet 150 mg: bicatulamid 150 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Pengobatan paliatif kanker prostat stadium lanjut: 50 mg sebanyak 1 kali/hari. Dapat dimulai pada waktu yang sama atau setidaknya 3 hari sebelum terapi dengan agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
  • Terapi tunggal atau terapi tambahan untuk pembedahan atau radioterapi pada kanker prostat stadium lanjut secara lokal: 150 mg sebanyak 1 kali/hari.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Merasa lemah, lelah, atau pusing.
    Jangan mengemudi dan jangan gunakan alat atau mesin saat terpengaruh.
  • Ruam, payudara bengkak atau nyeri tekan, dan sensasi rasa panas yang datang secara tiba-tiba.
    Jika merepotkan, bicarakan dengan dokter Anda.
  • Merasa mual, gangguan pencernaan, dan nyeri perut.
    Konsumsi makanan sederhana dan hindari makanan yang kaya rasa seperti makanan pedas.
  • Gangguan kesulitan buang air besar (konstipasi).
    Makan makanan yang seimbang dan minum beberapa gelas air setiap hari. Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi, seperti buah dan sayuran segar.
  • Merasa tertekan, kulit kering dan gatal, perubahan ketebalan rambut, berkurangnya gairah seks, disfungsi ereksi, kehilangan nafsu makan, pergelangan kaki bengkak, berat badan meningkat, dan nyeri dada.
    Jika salah satu dari ini menjadi mengganggu, bicarakan dengan dokter Anda.
  • Kulit Anda yang menguning atau bagian putih mata Anda, ketidaknyamanan perut atau nyeri yang tidak kunjung hilang dengan cepat.
    Bicaralah dengan dokter Anda sesegera mungkin. Ini bisa menjadi tanda bahwa hati Anda terpengaruh.
  • Terdapat darah dalam urin.
    Bicaralah dengan dokter Anda sesegera mungkin agar hal ini dapat diselidiki.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang mengalami penurunan kepadatan tulang.
  • Pasien dengan riwayat atau faktor risiko gangguan irama jantung.
  • Pasien penderita kencing manis (diabetes).
  • Pasien penderita gangguan hati sedang hingga berat.
  • Pasien penderita gangguan ginjal berat dengan CrCl kurang dari 30 ml/menit.

Kategori kehamilan

Kategori X: Penggunaan casodex tablet tidak disarankan pada ibu hamil. Penelitian menunjukkan adanya dampak berupa kelainan pada janin, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta risiko efek sampingnya lebih besar pada wanita hamil daripada manfaatnya. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Khususnya bagi ibu hamil pada trimester pertama, harus lebih berhati-hati mengingat efek sampingnya dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan organ janin.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Wanita.
  • Anak-anak.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Pasien yang mengonsumsi obat terfenadin, astemizol, atau cisaprid.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Kuinidin, atau agen antiaritmia kelas III seperti amiodaron, metadon, antipsikotik, dan moksifloksasin.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menyebabkan gangguan irama jantung.
  • Antikoagulan seperti warfarin.
    Bicatulamid dapat meningkatkan efek antikoagulan seperti warfarin sehingga dapat meningkatan risiko terjadinya perdarahan.
  • Simetidin dan ketokonazol.
    Meningkatnya efek samping bila digunakan bersama obat yang dapat menghambat oksidasi.
  • Siklosporin dan penghambat saluran kalsium.
    Bicalutamid dapat meningkatkan kadar obat di atas sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Terfenadin, astemizol, dan cisaprid.
    Penggunaan bersama obat di atas dapat menyebabkan gangguan irama jantung.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Jika Anda mengalami nyeri dan pembengkakan pada payudara.
  • Terdapat darah dalam urin, demam, dan menggigil.
  • Timbul rasa tidak nyaman pada dada, sesak napas, mengi, dan batuk kering.
  • Jumlah sel darah merah rendah seperti anemia yang ditandai dengn kulit pucat, merasa pusing, atau sesak napas, detak jantung cepat, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Terjadi gangguan masalah pada hati seperti mual, sakit perut bagian atas, rasa lelah, kehilangan nafsu makan, urin gelap,feses berwarna seperti tanah liat, perubahan warna pada mata atau kulit yang menjadi kekuningan.
  • Peningkatan kadar gula darah yang ditandai gejala rasa haus yang meningkat, buang air kecil meningkat, lapar, mulut kering, napas bau buah, mengantuk, kulit kering, penglihatan kabur, penurunan berat badan.
  • Anda tidak boleh menghentikan penggunaan bicalutamid kecuali dokter Anda menyuruh Anda melakukannya.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/casodex
Diakses pada 15 September 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bicalutamide?mtype=generic
Diakses pada 15 September 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a697047.html
Diakses pada 15 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1554/bicalutamide-oral/details
Diakses pada 15 September 2020

Medicinet. https://www.medicinenet.com/bicalutamide/article.htm
Diakses pada 15 September 2020

Glowm. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/b017.html
Diakses pada 15 September 2020

Patient. https://patient.info/medicine/bicalutamide-an-anti-androgen-for-men-casodex
Diakses pada 15 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email