Cameloc Tablet

29 Jun 2020| Aby Rachman
Cameloc tablet adalah obat untuk terapi peradangan sendi.

Deskripsi obat

Cameloc tablet adalah obat untuk terapi peradangan sendi. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Cameloc tablet mengandung zat aktif meloksikam yang bekerja dengan menghambat proses peradangan.

Cameloc Tablet
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Kemasan1 box isi 5 strip @ 10 tablet (7,5 mg; 15 mg)
ProdusenDexa Medica

Indikasi (manfaat) obat

  • Mengatasi nyeri akibat peradangan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi (osteoarthritis).
  • Meringankkan nyeri akibat peradangan sendi yang disebabkan karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri (rheumatoid arthritis).

Komposisi obat

  • Cameloc tablet 7,5 mg: meloksikam 7,5 mg.
  • Cameloc tablet 15 mg: meloksikam 15 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Osteoartritis: 7,5 mg sebanyak 1 kali/hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 15 mg sebanyak 1 kali/hari.

  • Artritis rematoid: 15 mg sebanyak 1 kali/hari, dosis dapat diturunkan hingga 7,5 mg/hari.

  • Pasien dengan risiko tinggi:
    • Dosis awal: 7,5 mg sebanyak 1 kali/hari.

  • Pasien penderita gagal ginjal: tidak boleh melebihi 7,5 mg sebanyak 1 kali/hari.

  • Pemberian kombinasi:
    • Dosis maksimal: 15 mg/hari.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Gangguan fungsi hati.
  • Gangguan saluran pencernaan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Anemia.
  • Nyeri sendi (athralgia).
  • Nyeri pada tulang belakang.
  • Pembengkakan akibat adanya penumpukan cairan pada jaringan (edema).
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi).
  • Nyeri.
  • Kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing, sampai merasa dirinya atau sekelilingnya berputar (vertigo).
  • Telinga berdering (tinnitus).
  • Mengantuk.
  • Gangguan kesulitan tidur (insomnia).
  • Asma akut.
  • Batuk.
  • Gangguan saluran pernapasan bagian atas.
  • Nyeri pada perut.
  • Biduran (urtikaria).
  • Sensitif terhadap cahaya (fotosensitisasi).
  • Gatal pada sebagian atau seluruh tubuh (pruritus).
  • Ruam pada kulit.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Reaksi alergi berat (anafilaksis).
  • Pembengkakan akibat penumpukan cairan pada beberapa bagian tubuh yang biasanya berada di sekitar mata, pipi, atau bibir (angioedema).

Perhatian Khusus

  • Pasien yang memiliki riwayat penyakit pendarahan dan luka pada saluran pencernaan, penurunan fungsi ginjal, kegagalan fungsi hati, penyakit hepatik, depresi, tekanan darah tinggi (hipertensi) ataupun asma.
  • Pasien penderita lanjut usia.
  • Pasien yang mengonsumsi obat penghambat pembekuan darah (antikoagulan).
  • Anak-anak.
  • Pasien dengan retensi cairan atau gagal jantung.

  • Kategori kehamilan dan menyusui:
    • Kategori C: Penelitian pada binatang percobaan menunjukkan efek samping terhadap janin dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita. Atau, belum ada penelitian pada wanita hamil maupun hewan percobaan. Obat hanya boleh diberikan jika manfaatnya melebihi risiko yangvmungkin timbul pada janin.
  • Kategori pada kehamilan trimester ketiga:
    • Kategori D: Obat terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia. Namun besarnya manfaat jika digunakan pada wanita hamil dapat ipertimbangkan. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap meloksikam, asetosal atau obat antiinflamasi non steroid lainnya.
  • Pasien penderita penyakit ginjal berat.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.
  • Anak-anak 15 tahun ke bawah.
  • Pasien penderita luka pada dinding lambung (tukak lambung aktif) selama 6 bulan terakhir atau pasien dengan riwayat tukak lambung.
  • Pasien penderita gangguan fungsi hati berat.
  • Pasien penderita atau memiliki riwayat asma, jaringan yang tumbuh di bagian dalam saluran hidung (polip nasal), dan pembengkakan akibat penumpukan cairan pada beberapa bagian tubuh yang biasanya berada di sekitar mata, pipi, atau bibir (angioedema) atau biduran (urtikaria).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Warfarin.
  • Heparin.
  • Glukokortikoid.
  • Salisilat.
  • Aspririn.
  • Siklosporin.
  • Takrolimus.
  • Litium.
  • Digoksin.
  • Metoteksat.
  • Kolestiramin.

Dexa Medica. https://www.dexa-medica.com/brandedcontoh/Cameloc
Diakses pada 25 Juni 2020

Drugs. https://www.drugs.com/meloxicam.html
Diakses pada 25 Juni 2020

Medscape. https://reference.medscape.com/drug/mobic-vivlodex-meloxicam-343299#3
Diakses pada 25 Juni 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/meloxicam
Diakses pada 25 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email