Braxidin Tablet

Braxidin tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan saraf yang disertai masalah pencernaan

Deskripsi obat

Braxidin tablet adalah obat untuk mengatasi gangguan saraf yang menyebabkan kecemasan, disertai gejala tambahan seperti masalah pencernaan. Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter.

Braxidin tablet mengandung zat aktif chlordiazepoxide dan clinidium bromide. Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium digunakan untuk mengobati luka atau tukak lambung, sindrom iritasi usus besar yang menyebabkan sakit perut, perut kembung, dan pembengkakan di usus (enterokolitis). Chlordiazepoxide berada dalam kelas obat yang disebut benzodiazepin, yaitu obat yang bekerja dengan mengurangi aktivitas listrik abnormal di otak. Clidinium berada dalam kelas obat antikolinergik yang membantu mengurangi kejang dan kram perut.

Braxidin Tablet
HETRp 1.055/tablet per Maret 2020
Kandungan utamaChlordiazepoxide dan clinidium bromide.
Kelas terapiAnsiolitik dan antikolinergik.
Klasifikasi obatBenzodiazepin.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet
ProdusenSanbe Farma

Informasi zat aktif

Chlordiazepoxide menekan sistem saraf pusat di otak dan menghasilkan efek antiansietas untuk mengatasi gangguan panik dan kecemasan.

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, chlordiazepoxide diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Jika diberikan secara oral, obat diserap dengan baik melalui saluran cerna.
  • Distribusi: Didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh 90% hingga 98%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Sebagian besar metabolit diekskresikan dalam urine. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh obat) adalah 5-30 jam.

Indikasi (manfaat) obat

  • Terapi gangguan saraf otonom (otot polos seperti otot jantung) dan saraf somatik (sistem saraf otot) yang disebabkan kecemasan.
  • Terapi gejala (simptomatik), seperti luka pada dinding lambung (tukak lambung) dan usus 12 jari.
  • Mengatasi diare dan hipersekresi, yaitu pengeluaran zat yang masih dibutuhkan secara berlebih.
  • Mengatasi nyeri pada saluran cerna yang disebabkan kecemasan, iritasi, dan kram pada usus besar (spasme kolon).
  • Mengatasi kondisi ketika jumlah cairan empedu di dalam tubuh tidak memadai (diskinesia empedu), kram (spasme), dan gangguan gerak yang tidak dapat dikendalikan (diskinesia) pada ureter.
  • Mengatasi kerusakan pada cara kerja sistem usus (sindroma iritasi usus), radang usus (kolitis), diare, dan nyeri saat menstruasi (dismenore).

Chlordiazepoxide digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Chlordiazepoxide dapat digunakan dalam jangka pendek untuk mengobati kecemasan yang mungkin dialami sebelum operasi. Chlordiazepoxide juga digunakan untuk relaksasi pada gejala putus alkohol.
Clidinium bromide adalah obat yang mempengaruhi saraf (antikolinergik) yang dapat membantu gejala kram dan sakit perut. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat gerakan alami usus dan mengendurkan otot-otot di perut dan usus.

Komposisi obat

  • Chlordiazepoxide 5 mg.
  • Clidinium bromide 2,5 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

  • Dewasa: 3-4 tablet/hari.
  • Lansia dan penderita yang lemah:
    • Dosis awal: 1-2 tablet/hari, ditingkatkan bertahap sampai dengan dosis efektif.

Aturan pakai obat

Sebaiknya dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan, serta menjelang tidur malam.

Efek samping obat

  • Pusing.
    Jika Anda mulai merasa pusing, baringkan tubuh Anda agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan mesin jika Anda mengalami efek samping ini.
  • Mual.
    Konsumsilah makanan ringan dan hindari makanan berat atau pedas. Minumlah obat ini setelah makan. Hubungi dokter Anda jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin memburuk.
  • Konstipasi (sembelit).
    Konsumsilah lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti buah, sayuran segar, dan sereal, serta minumlah banyak air. Lakukan olahraga dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari. Jika cara ini tidak membantu, segera hubungi dokter atau apoteker.
  • Gangguan pada kandung kemih untuk mengeluarkan urin (retensi urin).
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).
  • Terganggunya daya ingat (amnesia).
  • Mulut kering.
  • Mengantuk.
  • Lemas.
  • Penglihatan kabur.
  • Mata kering.
  • Perut kembung.
  • Gangguan mental.
  • Gangguan penglihatan.
  • Mengantuk.
  • Ketergantungan.

Cara penyimpanan obat

Simpan dalam suhu ruangan dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita gangguan hati.
  • Penggunaan jangka panjang.
  • Kehamilan trimester pertama.

Kategori kehamilan

Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia.
Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di saat obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien penderita penyakit yang berhubungan dengan otot dan saraf autoimun (myasthenia gravis).
  • Pasien penderita penyumbatan urine dan usus (obstruksi urine dan usus).
  • Gangguan jantung.
  • Perdarahan akut.
  • Masalah pernapasan
  • Pasien dengan kondisi kelenjar prostat membesar (hipertrofi prostat).
  • Pasien dengan kondisi peningkatan tekanan bola mata (glaukoma).

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Duloxetine, cyclobenzaprine, pregabalin, gabapetin, chlordiazepoxide, cetirizine, dan sertraline.
    Obat-obat tersebut dapat meningkatkan efek samping, seperti pusing, mengantuk, kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Dicyclomine.
    Dapat meningkatkan efek samping, seperti kantuk, penglihatan kabur, mulut kering, kemerahan, penurunan keringat, kesulitan buang air kecil, kram perut, sembelit, detak jantung tidak teratur, kebingungan, dan masalah memori.
  • Chlordiazepoxide.
    Chlordiazepoxide dapat menurunkan tekanan darah.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal menggunakan obat sebelumnya, segera gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan gunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan menggunakan total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa menggunakan obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Kantuk parah.
  • Perasaan pusing seperti akan pingsan.
  • Masalah keseimbangan atau koordinasi.
  • Perasaan gelisah.
  • Sembelit parah.
  • Nyeri atau sulit buang air kecil.
  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Penyakit kuning (menguningnya kulit atau mata).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/braxidin/?type=brief
Diakses pada 20 November 2020

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/chlordiazepoxide-and-clidinium.html
Diakses pada 20 November 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601036.html#why
Diakses pada 20 November 2020

Med India. https://www.medindia.net/doctors/drug_information/chlordiazepoxide_clidinium_bromide.htm#Contraindications
Diakses pada 20 November 2020

GLOWM. https://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/c047.html
Diakses pada 20 November 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email