Azathioprine

08 Mar 2023| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Azathioprine digunakan untuk membantu melemahkan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan)

Azathioprine digunakan untuk membantu melemahkan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan)

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Imuran, Azathioprine Pch

Deskripsi obat

Azathioprine adalah obat yang digunakan untuk membantu melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan. Misalnya setelah seseorang melakukan transplantasi ginjal.ginjal.

Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis atau peradangan sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan gangguan fungsi sendi. Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi yang sehat.

Pada rheumatoid arthritis dan transplantasi ginjal, azathioprine bekerja dengan cara mencegah  sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang dan merusak persendian atau ginjal yang baru ditransplantasikan.

Azathioprine (Azatioprin)
Golongan

Kelas terapi: Imunosupresan

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, injeksi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori D: Terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia, tapi besarnya manfaat jika digunakan oleh wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya bila obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius karena obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Intravena atau penyuntikan melalui pembuluh darah vena dan oral

Pencegahan penolakan tubuh terhadap organ pada transplantasi ginjal

  • Dewasa: 1-5 mg/kgBB/hari
  • Anak-anak: sama dengan dosis dewasa

Transplantasi ginjal

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 3-5 mg/kgBB/hari sebagai dosis tunggal. Pengobatan dapat dimulai pada hari transplantasi dilaksanakan atau 1-3 hari sebelum transplantasi dilakukan.
    • Dosis pemeliharaan: 1-3 mg/kgBB/hari, pada tahap ini, jika tubuh pasien dianggap sudah dapat mentoleransi organ yang baru, dokter mungkin akan mengganti bentuk obat menjadi tablet azatioprin yang diminum. 
  • Anak-anak: sama dengan dosis dewasa

Penyakit autoimun

  • Dewasa: 1-3 mg/kgBB/hari. Hentikan pengobatan jika tidak ada efek penyembuhan setelah 3-6 bulan. 
  • Anak-anak: sama dengan dosis dewasa

Rheumatoid arthritis

  • Dewasa: 
    • Dosis awal: 1 mg/kgBB/hari diberikan dalam 1-2 dosis terbagi selama 6-8 minggu.
    • Dosis lanjutan: 0.5-2.5 mg/kgBB selama 4 minggu sampai gejala membaik 
    • Dosis pemeliharaan: 0.5 mg/kgBB selama 4 minggu
  • Anak-anak: sama dengan dosis dewasa

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan azathioprine sebelum penggunaan.

  • Oral: Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, sebaiknya dikonsumsi saat atau setelah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada pencernaan
  • Injeksi: Dilakukan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter

 

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

Azathioprine dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Mual atau muntah
    Jangan mengonsumsi makanan kaya rasa atau pedas saat Anda minum obat ini. Cobalah minum azathioprine setelah makan atau ngemil.
  • Sakit kepala
    Pastikan Anda istirahat dan minum banyak cairan. Jangan minum terlalu banyak alkohol. Mintalah apoteker merekomendasikan obat penghilang rasa sakit.
  • Diare
  • Rambut rontok
  • Kulit ruam

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Penyakit ginjal
  • Infeksi virus, bakteri, atau jamur
  • Penyakit hati

 

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-25°C. Lindungi dari cahaya matahari langsung dan kelembapan.

 

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jangan menghentikan penggunaan obat ini, kecuali atas anjuran dokter karena dapat membuat kondisi memburuk. Penghentian obat oleh dokter akan dilakukan dengan menurunkan dosis secara bertahap.

Berhenti menggunakan azathioprine dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala limfoma berikut:

  • Demam, kelenjar bengkak, badan pegal, keringat malam, dan tidak enak badan
  • Kulit pucat, ruam, dan mudah memar atau berdarah
  • Tangan dan kaki dingin, pusing, atau sesak napas
  • Nyeri di perut bagian atas yang mungkin menyebar ke bahu
  • Merasa kenyang walau hanya makan dalam jumlah sedikit dan berat badan turun

 

Kontraindikasi 

Jangan menggunakan azathioprinejika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Kehamilan
  • Riwayat kemoterapi dengan obat-obatan, seperti siklofosfamid, chlorambucil, melphalan, dan busulfan

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi azathioprine dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • KB spiral atau vaksin hidup
    Penggunaan bersama obat di atas dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Obat antihipertensi golongan ACE inhibitor, cotrimoxazole, cimetidine, atau indomethacin
    Penggunaan azathioprine dengan obat di atas dapat menyebabkan kelainan darah.
  • Allopurinol
    Allopurinol dapat memperlambat proses obat dalam tubuh, sehingga efektivitas azathioprine dapat menurun.
  • Ribavirin
    Ribavirin dapat menurunkan efektivitas azathioprine dan menyebabkan keracunan azathioprine.
  • Warfarin
    Penggunaan bersama azathioprine dapat mengurangi efek pengencer darah warfarin.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Drugs. https://www.drugs.com/mtm/azathioprine.html
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-13771/azathioprine-oral/details
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682167.html
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
Rxlist. https://www.rxlist.com/imuran-drug.htm
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
NHS. https://www.nhs.uk/medicines/azathioprine/
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
Healthline. https://www.healthline.com/health/azathioprine-oral-tablet#about
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/azathioprine?mtype=generic
Diakses pada 23 Agustus 2022
 
Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI. https://pionas.pom.go.id/monografi/azatioprin
Diakses pada 23 Agustus 2022
Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email