Artepid Tablet 75 mg

27 Okt 2020
Artepid tablet adalah obat untuk mencegah pembekuan darah yang menyebabkan serangan jantung.

Deskripsi obat

Artepid tablet adalah obat yang untuk mencegah pembekuan darah yang menyebabkan berkurangnya aliran darah menuju jantung (sindrom koroner akut) sehingga dapat terjadi serangan jantung dan mencegah pembekuan darah (tromboemboli). Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Artepid tablet mengandung zat aktif klopidogrel.
Artepid Tablet 75 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Produk HalalYa
Kandungan utamaKlopidogrel.
Kelas terapiAntikoagulan, antiplatelet.
Klasifikasi obatThienopyridine
Kemasan1 box isi 3 strip @ 10 kaplet (75 mg)
ProdusenPharos Indonesia

Informasi zat aktif

Klopidogrel atau obat golongan antiplatelet yaitu pengencer darah bekerja secara selektif dan ireversibel menghambat ikatan adenosin difosfat (ADP) pada reseptor P2Y12 sehingga menghambat aktivasi glikoprotein IIb / IIIa oleh adenosin difosfat (ADP) untuk mencegah pembekuan darah (agregasi platelet).

Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, klopidogrel diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Sekitar 50%, secara cepat diabsorpsi di saluran pencernaan. Waktu puncak konsentrasi plasma sekitar 45 menit.
  • Distribusi: Pengikatan protein plasma adalah 98% dalam bentuk obat aktif dan 94% dalam bentuk turunan asam karboksilat.
  • Metabolisme: Secara luas dimetabolisme di hati.
  • Ekskresi: Sekitar 50% dalam bentuk urin, dan sekitar 46% dalam bentuk feses. Waktu yang dibutuhkan obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh kadar awal obat (waktu paruh eliminasi) sekitar 6 jam dalam bentuk obat aktif, 0,5 jam dalam bentuk metabolit tiol, dan 8 jam dalam bentuk turunan asam karboksilat.

Indikasi (manfaat) obat

  • Mencegah risiko terjadi serangan jantung.
  • Mengatasi kondisi jantung yang tidak mendapat aliran darah dan oksigen yang cukup (angina tidak stabil).
  • Mencegah risiko stroke.
  • Mencegah risiko penyumbatan pembuluh darah pada tungkai kaki (arteri perifer).
  • Mencegah risiko pendaraah saat tindakan operasi jantung atau pembuluh darah.

Klopidogrel adalah obat golongan antiplatelet yaitu pengencer darah bekerja secara selektif dan ireversibel menghambat ikatan adenosin difosfat (ADP) pada reseptor P2Y12 sehingga menghambat aktivasi glikoprotein IIb / IIIa oleh adenosin difosfat (ADP) untuk mencegah pembekuan darah (agregasi platelet).

Komposisi obat

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Pembekuan darah (tromboemboli):

  • Pasien penderita serangan jantung (infark miokard), stroke karena penyumbatan pembukuh darah ke otak (stroke iskemik), dan penyumbatan pembuluh darah pada tungkai kaki (arteri perifer): 75 mg/hari.
  • Pasien penderita Atrial fibrilasi yang memiliki setidaknya satu faktor risiko vaskular, tidak cocok menjalankan pengobatan dengan obat antagonis vitamin K, dan memiliki risiko perdarahan rendah: 75 mg/hari dikombinasi dengan aspirin.

Berkurangnya aliran darah menuju jantung (sindrom koroner akut):

  • Dewasa usia di bawah 75 tahun:
    • Pasien penderita serangan jantung STEMI (ST-segment Elevation Myocardial Infarction): 300 mg yang dilanjutkan dengan 75 mg/hari. Pengobatan dimulai sedini mungkin saat terjadi gejala dan selama 4 minggu.
    • Pasien penderita serangan jantung NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction): 300 mg yang dilanjutkan dengan 75 mg/hari dikombinasi dengan asam asetil salisilat 75-325 mg/hari. Dosis asam asetil salisilat yang lebih tinggi memiliki risiko perdarahan yang tinggi maka direkomendasikan dosis asam asetil salisilat tidak boleh lebih tinggi dari 100 mg.
  • Lansia usia di atas 75 tahun:
    • Pasien penderita serangan jantung STEMI (ST-segment Elevation Myocardial Infarction): 75 mg/hari.

Aturan pakai obat

Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Pecahnya salah satu pembuluh darah (hemoragik) seperti pendarahan, mimisan, dan luka yang mudah terjadi pendarahan atau pendarahan yang berlangsung lama.
    Hati-hati dalam melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan cedera atau terluka, selalu menggunakan helm ketika bersepeda, gunakan sarung tangan saat menggunakan benda tajam seperti gunting, pisau, dan alat berkebun, gunakan alat pencukur elektronik, gunakan sikat gigi yang lembut dan benang gigi.
  • Diare, mual, muntah.
    Cobalah minum banyak air dan konsultasikan kepada profesional kesehatan Anda jika memiliki gejala dehidrasi seperti warna urin yang gelap dan bau yang menyengat. Jangan mengonsumsi obat diare tanpa izin dokter.
  • Nyeri atau sakit perut.
    Cobalah tenang dan istrirahat, makan dan minum perlahan dengan porsi kecil dan lebih sering. Cobalah menggunaan handuk hangat atau botol air yang berisi air hangat ke atas perut untuk meringankan rasa sakitnya. Namun, jika Anda merasa sangat kesakitan, segera hubungi dokter Anda.
  • Gangugan pencernaan dan dada terasa terbakar atau nyeri.
    Konsumsi klopidogrel beberapa menit sebelum atau sesudah makan, dan jika rasa sakit pada saluran cerna tidak kunjung hilang, dapat menjadi gejala tukak lambung. Segera hubungi dokter Anda untuk mengatasi masalah tersebut.
  • Reaksi alergi obat: kulit kemerahan, pembengkakan (angioedema), dan gangguan pembekuan darah (hemofilia).

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita gangguan pendarahan atau yang memilik risiko pendarahan seperti sehabis operasi.
  • Pasien dengan pendarahan di saluran cerna (gastrointestinal) dan penderita tekanan pada bola mata (intraokular).
  • Pasien penderita gangguan hati dan ginjal.
  • Pasien penderita gangguan pengenceran darah.
  • Lansia.
  • Wanita hamil.
  • Ibu menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya. Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang alergi terhadap klopidogrel.
  • Pasien penderita perdarahan patologis aktif: luka pada lapisan mukosa usus kecil (ulkus peptikum) atau pendarahan tulang tengkorak (perdarahan intrakranial).
  • Pasien penderita gangguan ginjal.
  • Ibu menyusui.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Aspirin, antikoagulan, antiplatelet, Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID), trombolitik, inhibitor glikoprotein IIb atau IIa, Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).
    Pengunaan bersama klopidogrel meningkatkan risiko pendarahan.
  • Obat inhibitor enzim CYP2C19: espmeprazol, omeprazol, fluvoksamin, moklobemid, tiklopidin, karbamazepin, efavirenz.
    Pengunaan bersama klopidogrel menurunkan efek pencencer darah (antiplatelet).
  • Repaglidin dan paklitaxel.
    Pengunaan bersama klopidogrel meningkatkan konsentrasi substrat CYP2C8.
  • Obat antagonis opioid: morfin.
    Pengunaan bersama klopidogrel menunda dan menurunkan aktivitas absorpsi.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

  • Batuk berdarah atau terdapa darah pada urin saat buang air kecil, pada feses saat buang air besar, atau muntah darah.
  • Kulit atau area mata yang berwarna putih berubah menjadi kuning.

Jika Anda mengalami perubahan warna pada kulit dan area mata, hal tersebut dapat menjadi tanda gangguan hati. Hentikan penggunaan obat ini dan segera konsultasikan ke profesional kesehatan Anda.Lelah, memiliki reaksi infeksi seperti demam di atas 38°C, dan sakit tenggorokan.

  • Jika Anda mengalami lelah, demam, dan sakit tenggoroka, hal tersebut dapat menjadi tanda gangguan darah atau sumsum tulang. Hentikan penggunaan obat ini dan segera konsultasikan ke profesional kesehatan Anda.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clopidogrel
Diakses pada 14 September 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/clopidogrel/
Diakses pada 14 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email