Aptor Tablet 100 mg

Aptor tablet 100 mg adalah obat pengencer darah.

Deskripsi obat

Aptor tablet adalah obat untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, mengatasi demam, dan peradangan. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Aptor tablet mengandung zat aktif asam asetilsalisilat.
Aptor Tablet 100 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 4.800/strip per November 2019
Produk HalalYa
Kandungan utamaAsam asetilsalisilat.
Kelas terapiAntikoagulan, analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Klasifikasi obatNon-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (100 mg)
ProdusenNicolas Laboratories Indonesia

Informasi zat aktif

Aspirin adalah salisilat yang memiliki aktivitas analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Aspirin bekerja menghambat enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang selektif dan tidak dapat diubah, sehingga mengakibatkan penghambatan langsung biosintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Selain itu, aspirin juga menghambat agregasi platelet. Berdasarkan proses kerja obat dalam tubuh, aspirin diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diabsorbsi secara cepat dari saluran pencernaan. Dihidrolisis sebagian oleh esterase menjadi salisilat selama absorpsi di saluran pencernaan. Ketersediaan hayati adalah 50-75% dan waktu untuk konsentrasi plasma puncak sekitar 1-2 jam, 3-4 jam pada obat salut enterik, dan 2 jam pada kapsul lepas lambat.
  • Distribusi: Terdistribusi secara luas dan cepat ke sebagian besar jaringan dan cairan tubuh, melintasi plasenta dan memasuki ASI. Volume distribusi adalah 170 mL/kg dan ikatan protein plasma adalah 80-90%.
  • Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi asam salisilat, glukoronida fenolik salisil, asil glukuronida salisilat, asam gentisat, dan asam gentisurat dan menjalani metabolisme lintas pertama.
  • Ekskresi: Diekskresi melalui urin sebanyak 75% dalam bentuk asam salicyluric dan 10% dalam bentuk asam salisilat. Waktu paruh eliminasi adalah 15-20 menit.

Indikasi (manfaat) obat

Asam asetilsalisilat merupakan obat golongan salisilat yang dapat meredakan nyeri dan meringankan peradangan, asam asetilsalisilat bekerja dengan menghambat zat alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan, sehingga dapat meredakan gejala peradangan seperti:

  • Meringankan nyeri ringan hingga sedang seperti sakit kepala sebelah (migrain) dan demam.
  • Meringankan peradangan pada sendi (arthritis).
  • Peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri (rheumathoid arthritis).
  • Sakit kepala.
  • Sakit gigi.
  • Nyeri haid.
  • Batuk dan flu.
  • Pada penggunaan dalam dosis rendah asam asetilsalisilat dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah, mengurangi risiko stroke, serangan jantung, dan nyeri dada pada pasien penderita arteri koroner kronis.

Asam asetilsalisilat bekerja dengan menghambat terbentuknya prostaglandin sehingga tidak selektif untuk enzim COX-1 dan COX-2. Penghambatan COX-1 menghasilkan penghambatan agregasi trombosit selama sekitar 7-10 hari (umur trombosit rata-rata). Kelompok asetil dari asam asetilsalisilat mengikat dengan residu serin dari enzim siklooksigenase-1 (COX-1), yang mengarah ke penghambatan ireversibel. Ini mencegah produksi prostaglandin penyebab nyeri. Proses ini juga menghentikan konversi asam arakidonat menjadi tromboksan A2 (TXA2), yang merupakan penginduksi kuat label agregasi platelet. Agregasi trombosit dapat menyebabkan gumpalan dan tromboemboli vena dan arteri yang berbahaya, yang mengarah pada kondisi seperti emboli paru dan stroke.

Komposisi obat

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa:

  • Stroke, angina pektoris, dan serangan jantung: 150-300 mg/hari.
  • Demam, nyeri ringan hingga sedang:
    • Dosis umum: 300-900 mg, dapat diulangi setiap 4-6 jam.
    • Dosis maksimal: 4 g/hari.
  • Rematik akut: 4-8 g/hari dalam dosis terbagi.
  • Rematik kronis: 5,4 g/hari dalam dosis terbagi.
  • Pencegahan penyakit kardiovaskular pada pasien berisiko tinggi:
    • Jangka panjang: 75-150 mg sebanyak 1 kali/hari.
    • Jangka pendek: 150-300 mg sebanyak 1 kali/hari.

Aturan pakai obat

Sebaiknya dikonsumsi dengan makanan.

Efek samping obat

  • Sensitif terhadap salisilat.
  • Pengencangan otot-otot pada lapisan saluran udara atau bronkus (bronkospasme).
  • Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia).
  • Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
  • Sesak napas.
  • Peradangan pada mukosa hidung (rhinitis).
  • Telinga berdering (tinnitus).
  • Anemia.
  • Iritasi pada lambung.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Pusing.
  • Asma.
  • Ruam pada kulit.
  • Biduran (urtikaria).
  • Gangguan saluran pencernaan ringan.
  • Perdarahan.

Perhatian Khusus

  • Pasien yang memiliki luka pada dinding lambung atau usus 12 jari.
  • Pasien yang mengalami gangguan perdarahan.
  • Pasien yang mengalami dehidrasi.
  • Pasien penderita gangguan hati dan ginjal.
  • Pasien dengan riwayat asma.
  • Pasien penderita anemia.

Kategori kehamilan

Pada trimester pertama dan kedua:
Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan aptor tablet pada ibu hamil, namun ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter sebelum digunakan.

Pada trimester ketiga:
Kategori D: Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko pada janin manusia.
Penggunaan pada ibu hamil dapat dipertimbangkan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin. Misalnya, bila obat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, di mana obat lain tidak efektif atau tidak bisa diberikan.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang mengalami pecahnya pembuluh darah di dalam otak (haemoragik).
  • Pasien penderita gangguan pembekuan darah seperti hemofilia dan trombositopenia.
  • Pasien yang memiliki alergi terhadap aspirin atau obat antiinflamasi non-steroid lainnya.
  • Pasien yang memiliki luka pada saluran pencernaan.
  • Pasien penderita gangguan ginjal dan hati yang berat.
  • Anak-anak 16 tahun ke bawah.
  • Pasien yang baru sembuh dari infeksi virus.
  • Wanita hamil pada trimester ketiga.
  • Pasien yang mengonsumsi obat NSAID lain dan metotreksat.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Obat antiinflamasi seperti natrium diklofenak, ibuprofen, indometasin, dan naproksen.
    Dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan jika dikonsumsi dengan aspirin.
  • Metotreksat.
    Aspirin dapat menyebabkanpeningkatan kadar metotreksat dan dapat meningkatkan potensi efek samping.
  • Antidepresan SSRI, seperti sitalopram, fluoksetin, paroksetin, venlafaksin, dan sentralin.
    Penggunaan bersama dengan aspirin dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
  • Warfarin, obat penghambat pembekuan darah (antikoagulan), dan obat pengencer darah.
    Obat di atas dapat menyebabkan risiko terjadinya perdarahan.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.

Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.

  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.

Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.

  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.

Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.

  • Sering lupa mengonsumsi obat.

Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/161255#interactions
Diakses pada 14 Agustus 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/aspirin
Diakses pada 14 Agustus 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/aspirin-for-pain-relief/
Diakses pada 14 Agustus 2020

Drugbank. https://www.drugbank.ca/drugs/DB00945
Diakses pada 14 Agustus 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/low-dose-aspirin/#:~:text=If%20you%20forget%20to%20take,an%20alarm%20to%20remind%20you.
Diakses pada 14 Agustus 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email