Alloris Tablet 10 mg

27 Okt 2020
Alloris tablet adalah obat untuk meredakan gejala alergi seperti alergi kulit dan rinitis alergi.

Deskripsi obat

Alloris tablet adalah obat untuk meredakan gejala alergi seperti alergi kulit, biduran, dan peradangan pada mukosa hidung yang disebabkan karena reaksi alergi (rinitis alergi). Obat ini merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Alloris tablet mengandung zat aktif loratadin.
Alloris Tablet 10 mg
Golongan ObatObat kerasObat resep. Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
HETRp 447.500/box per Agustus 2020
Produk HalalYa
Kandungan utamaLoratadin.
Kelas terapiAnitihistamin dan antialergi.
Klasifikasi obatAntihistamin generasi ke-2.
Kemasan1 box isi 10 strip @ 10 tablet (10 mg)
ProdusenSanbe Farma

Informasi zat aktif

Loratadin adalah obat antialergi turunan piperidin yang termasuk dalam golongan antihitamin generasi kedua, obat ini adalah antihistamin non-sedatif yang bekerja lama dan secara selektif menghambat reseptor histamin H1 pada sel efektor.

Bedasarkan proses kerja obat dalam tubuh, ramipril diketahui memiliki status:

  • Absorpsi: Diserap dengan cepat dan baik dari saluran pencernaan. Makanan menunda waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak dan meningkatkan ketersediaan hayati. Waktu untuk konsentrasi plasma puncak selama 1-1,5 jam (loratadin); kira-kira. 1,5-3,7 jam (desloratadin).
  • Distribusi: Memasuki ASI. Volume distribusi sebanyak 119 L/kg. Pengikatan protein plasma sekitar 97-99% (loratadin); sekitar 73-76% (desloratadin).
  • Metabolisme: Secara ekstensif mengalami metabolisme lintasan pertama di hati melalui CYP2D6 dan CYP3A4 menjadi desloratadin sebagai metabolit aktif.
  • Ekskresi: Melalui urin (40%); feses (kira-kira 40% sebagai metabolit). Waktu paruh eliminasi selama 8,4 jam (loratadin); 28 jam (desloratadin).

Indikasi (manfaat) obat

  • Mengatasi berbagai kondisi alergi seperti mata berair, gatal, pilek, ruam kulit, dan bersin.
  • Mengobati peradangan pada mukosa hidung yang disebabkan karena adanya reaksi alergi terhadap suatu alergen (rhinitis alergi).
  • Mengobati alergi pada kulit dan biduran yang berlangung selama 6 minggu ke atas (urtikaria kronik).

Loratadin adalah antialergi atau antihistamin yang bekerja dengan mengurangi efek histamin kimiawi alami dalam tubuh. Histamin merupakan senyawa dalam tubuh yang dapat menimbulkan terjadinya gejala alergi seperti pilek, bersin, mata berair, dan gatal.

Komposisi obat

Loratadin 10 mg.

Dosis obat

Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa dan anak-anak 12 tahun ke atas: 1 tablet/hari.

Aturan pakai obat

Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

Efek samping obat

  • Mengantuk.
    Cobalah untuk mengonsumsi antihistamin lainnya yang tidak menyebabkan mengantuk. Jika ini tidak membantu, segera hubungi dokter Anda.
  • Sakit kepala.
    Istirahat dan minumlah banyak cairan. Mintalah apoteker Anda untuk merekomendasikan obat penghilang rasa sakit. Sakit kepala biasanya akan hilang setelah minggu pertama mengonsumsi loratadin. Segera hubungi dokter Anda jika sakit kepala bertahan lebih lama atau lebih parah.
  • Merasa lelah atau gugup.
    Bicarakan dengan dokter atau apoteker Anda jika efek samping ini tidak kunjung hilang karena mungkin dapat menggunakan antihistamin lainnya.

Perhatian Khusus

  • Pasien penderita gangguan ginjal atau hati.
  • Anak-anak.
  • Wanita hamil dan ibu menyusui.

Kategori kehamilan

Kategori B: Penelitian tidak menemukan efek malformasi atau efek yang mengganggu perkembangan janin pada trimester pertama dan selanjutnya. Studi pada reproduksi hewan telah membuktikan tingkat keamanan obat ini.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

  • Pasien yang memiliki alergi terhadap loratadin.
  • Pasien yang mengalami kerusakan pada hati.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

  • Ketokonazol, flukonazol, simetidin, klaritromisin, dan eritromisin.
    Penggunaan loratadin dengan obat di atas dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar obat dalam plasma sehingga dapat menyebabkan terjadinya toksisitas.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
    Jika masih dekat dengan jadwal minum obat sebelumnya, segera konsumsi obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya.
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutnya konsumsi obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
    Jangan mengonsumsi total dosis antara yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali dianjurkan lain oleh dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi obat.
    Jika sering lupa untuk mengonsumsi obat, cobalah untuk menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal minum obat atau meminta bantuan orang lain untuk membantu mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Jika Anda mengalami detak jantung yang cepat atau tidak stabil, sakit kepala parah, perasaan pusing, dan seperti akan pingsan, segera hentikan penggunaan obat ini dan hubungi dokter Anda.

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/loratadine?mtype=generic
Diakses pada 25 Agustus 2020

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/alloris?type=brief&lang=id
Diakses pada 25 Agustus 2020

MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a697038.html
Diakses pada 25 Agustus 2020

Nhs. https://www.nhs.uk/medicines/loratadine/
Diakses pada 25 Agustus 2020

WebMD. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-73-7282/loratadine-oral/loratadine-dispersible-tablet-oral/details
Diakses pada 25 Agustus 2020

Drugs. https://www.drugs.com/loratadine.html
Diakses pada 25 Agustus 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email