Alfentanil

Alfentanil digunakan sebagai penghilang rasa sakit atau obat bius (anestesi) saat operasi

Alfentanil digunakan sebagai penghilang rasa sakit atau obat bius (anestesi) saat operasi

Deskripsi obat

Alfentanil digunakan sebagai penghilang rasa sakit atau obat bius (anestesi) saat operasi. Obat ini akan membuat pasien tertidur selama pembedahan, sehingga pasien tidak akan merasa sakit. Dengan begitu, dokter dapat leluasa melakukan tindakan medis tanpa khawatir menyakiti pasien.

Obat ini diberikan melalui injeksi intravena atau pembuluh darah. Alfentanil hanya dapat digunakan di rumah sakit sesuai arahan dokter.

Obat alfentanil bekerja dengan durasi aksi yang singkat dan dapat digunakan oleh anak-anak, orang dewasa, maupun lansia.

Alfentanil
Golongan

Kelas terapi: Anestesi Klasifikasi obat: Analgesik opioid

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Injeksi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol, tetapi ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin

Dosis obat

Dosis setiap orang berbeda-beda. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Petunjuk umum konsumsi

Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respons terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Dewasa
Induksi analgesia

  • Bila dapat bernapas spontan tanpa alat bantu napas:
    • Dosis awal: 8-20 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena)
    • Dosis pemeliharaan: 3-5 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena) tiap 5-20 menit atau 0,5-1 mcg/kgBB/menit melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena)
    • Dosis maksimal: 8-40 mcg/kgBB
  • Bila tidak bernapas spontan, harus dengan alat bantu napas:
    • Dosis awal: 20-50 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena)
    • Dosis pemeliharaan: 5-15 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena) setiap 5-20 menit
    • Dosis maksimal: 75 mcg/kgBB
  • Induksi anestesi:
    • Dosis awal: 130-245 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena) perlahan selama 3 menit
    • Dosis pemeliharaan: 0,5-1.5 mcg/kgBB/menit atau dengan continuous infusion bius umum. Dosis ini menyebabkan kekakuan pada badan sehingga diperlukan relaksan otot.
  • Bius umum melalui infus: 0.5-3 mcg/kg/menit diberikan bersama gas nitrogen oksida atau oksigen. Bila setelah induksi anestesi dilanjutkan dengan infus, maka dosis bius dikurangi 30-50% pada jam pertama operasi.

Usia lanjut

  • Dosis awal (induksi): Dikurangi 40% dari dosis dewasa
  • Dosis pemeliharaan: Tergantung efek dosis induksi

Anak-anak 12 tahun ke atas:

  • Bila dapat bernapas spontan tanpa alat bantu napas:
    • Dosis awal: 8-20 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), dosis pemeliharaan analgesia 3-5 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena setiap 5-20 menit atau 0,5-1 mcg/kgBB/menit melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena)
    • Dosis maksimal: 8-40 mcg/kg
  • Bila tidak dapat bernapas spontan (dengan alat bantu napas):
    • Dosis awal: 20-50 mcg/kgBB melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena)
    • Dosis pemeliharaan: 5-15 mcg/kgBB melalui injeksi ke pembuluh darah (intravena) setiap 5-20 menit
    • Dosis maksimal: 75 mcg/kgBB
  • Induksi anestesi bius umum:
    • Dosis awal: 130-245 mcg/kgBB melalui injeksi ke pembuluh darah (intravena) perlahan selama 3 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 0,5-1,5 mcg/kgBB/menit atau dengan bius umum melalui infus
    • Dosis bius umum melalui infus: Kecepatan infus 0,5-3 mcg/menit bersama gas nitrogen oksida atau oksigen

Aturan pakai obat

Dilakukan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Efek samping belum tentu terjadi di setiap pemakaian obat. Namun, jika terjadi efek samping yang mengganggu atau memburuk, segeralah cari bantuan medis.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan alfentanil berlebihan adalah:

  • Mua dan muntah
    Hindari makanan berat atau pedas saat Anda minum obat ini. Cobalah mengonsumsi obat ini setelah makan atau ngemil.
  • Pusing
    Jika Anda mulai merasa pusing, berbaringlah agar tidak pingsan, lalu duduklah sampai Anda merasa lebih baik. Berhati-hatilah saat mengemudi atau menggunakan alat atau mesin jika Anda mengalami efek samping ini
  • Gangguan pernapasan
  • Kekakuan otot
  • Tekanan darah rendah atau tinggi
  • Gatal
  • Perasaan gelisah, jengkel, dan marah (agitasi)
  • Detak jantung lambat atau cepat
  • Penglihatan kabur
  • Mengantuk setelah operasi

Perhatian Khusus

Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya. Hati-hati menggunakan alfentanil pada:

  • Pasien dengan jumlah darah dan cairan rendah (hipovolemia)
  • Pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), seperti serangan jantung (infark miokard) akut
  • Pasien dengan irama jantung lambat (bradiarritmia)
  • Pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat atau alkoholisme akut
  • Pasien dengan cedera kepala
  • Pasien dengan peningkatan tekanan pada rongga kepala (intrakranial)
  • Pasien dengan penyakit paru
  • Pasien dengan gangguan pernapasan
  • Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Pasien dengan tulang belakang melengkung (kyphoscoliosis) atau kelainan tulang lainnya
  • Pasien dengan kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme)
  • Pasien dengan gangguan hati dan ginjal
  • Lansia dan kondisi lemah
  • Anak-anak
  • Ibu hamil dan menyusui

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 20-25°C. Lindungi dari cahaya matahari langsung.

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Hindari penggunaan alfentanil pada pasien yang alergi terhadap alfentanil. Jangan digunakan bersama atau dalam waktu 14 hari setelah mengonsumsi obat golongan penghambat monoamine oxidase (MAO inhibitor) yang digunakan untuk mengatasi depresi.

Kategori kehamilan & menyusui

Kategori C: Belum terdapat penelitian terkontrol untuk penggunaan alfentanil pada ibu hamil. Namun, ada efek samping yang mungkin dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin.

Oleh karena itu, penggunaannya pada ibu hamil hanya dapat dilakukan jika manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin timbul pada janin.

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera beri tahu dokter atau perawat jika Anda mengalami:

  • Kesulitan bernapas yang dapat berlangsung lebih lama daripada efek penghilang rasa sakitnya
  • Detak jantung lambat, cepat, atau tidak teratur
  • Dada terasa sesak atau serangan jantung
  • Tekanan darah rendah atau tinggi
  • Kekakuan otot atau timbul gerakan otot yang tidak disengaja, termasuk gerakan lambat
  • Kejang pada otot pangkal tenggorokan atau laring

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat bersamaan. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi alfentanil dengan obat lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, meliputi:

  • Asam valproat
    Penggunaan asam valproat bersama alfentanil dapat meningkatkan efek samping, seperti pusing, kantuk, kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi. Beberapa orang, terutama lansia, mungkin juga mengalami gangguan dalam berpikir dan koordinasi.
  • Phenytoin dan nimodipine
    Penggunaan bersama phenytoin dapat menurunkan kadar dan efek alfentanil dalam darah.
  • Morfin dan meperidin
    Penggunaan alfentanil bersama morfin dapat memengaruhi jantung dan mengubah pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, detak jantung cepat (aritmia), atau kelainan jantung lainnya.
  • Metoprolol
    Metoprolol dan alfentanil dapat menurunkan tekanan darah, sehingga mungkin akan menyebabkan sakit kepala, pingsan, dan perubahan denyut nadi atau detak jantung.
  • Clomipramine
    Penggunaan alfentanil bersama clomipramine dapat meningkatkan risiko sindrom serotonin yang ditandai dengan halusinasi, kejang, perubahan tekanan darah yang ekstrem, peningkatan detak jantung, demam, keringat berlebih, menggigil atau gemetar, penglihatan kabur, kejang atau kekakuan otot, tremor, kram perut, mual, muntah, dan diare.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/singapore/drug/info/alfentanil?mtype=generic
Diakses pada 16 April 2021

RxList. https://www.rxlist.com/alfentanil-drug.htm#clinpharm
Diakses pada 16 April 2021

Drugs. https://www.drugs.com/drug-interactions/alfentanil.html
Diakses pada 16 April 2021

NPS MEDICINEWISE. https://www.nps.org.au/medicine-finder/alfentanil-gh-solution-for-injection
Diakses pada 16 April 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email