Acetylcysteine

08 Mar 2023| Nurul Rafiqua
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Acetylcysteine digunakan untuk mengencerkan dahak pada kondisi asma, cystic fibrosis, dan PPOK

Acetylcysteine digunakan untuk mengencerkan dahak pada kondisi asma, cystic fibrosis, dan PPOK

Daftar merek obat yang beredar di Indonesia

Acetylcysteine, Alstein, Cecyl, Fluimucil, Hidonac, Mucylin, Nalitik, Nytex, Pectocil, Resfar

Deskripsi obat

Acetylcysteine adalah obat yang digunakan untuk membantu mengencerkan dahak yang kental. Misalnya saja, pada kondisi asma, emfisema atau kerusakan kantong udara pada paru-paru, bronkitis atau peradangan pada bronkus, fibrosis kistik atau penyakit bawaan yang menyebabkan masalah pernapasan, pencernaan, dan reproduksi, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi keracunan paracetamol akibat penggunaan yang berlebihan (overdosis).

Acetylcysteine tersedia dalam tiga jenis sediaan, yaitu larutan inhalasi, larutan suntik, dan tablet. Penggunaan acetylcysteine dalam bentuk larutan inhalasi harus dihirup melalui mulut. Setelah dihirup, obat ini akan membantu mengencerkan lendir di saluran udara untuk melegakan pernapasan.

Obat ini hanya bisa didapat menggunakan resep dokter.

Acetylcysteine (Asetilsistein)
Golongan

Kelas terapi: Mukolitik

Kategori obat

Obat resep

Bentuk sediaan obat

Tablet, injeksi, larutan inhalasi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Kategori kehamilan dan menyusui

Kategori B: Penelitian pada sistem reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, tapi penelitian terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan. Atau penelitian pada reproduksi hewan menunjukkan efek samping obat (selain penurunan fertilitas), yang tidak muncul dalam penelitian terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).

Dosis obat

Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.

Larutan inhalasi

Mukolitik atau mengencerkan dahak

  • Dewasa:
    • Sebagai larutan 10%: 6–10 ml sebanyak 3–4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–20 ml, setiap 2–6 jam sesuai kebutuhan.
    • Sebagai larutan 20%: 3–5 ml sebanyak 3–4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 1–10 ml, setiap 2–6 jam atau sesuai kebutuhan.

Tablet

Mukolitik atau mengencerkan dahak

  • Dewasa: 200 mg sebanyak 3 kali/hari atau 600 mg untuk sediaan effervescent sebanyak sekali sehari. Dosis maksimal 600 mg/hari.
  • Anak-anak usia 2–6 tahun: 100 mg, sebanyak 2–4 kali/hari
  • Anak-anak usia >6 tahun: 200 mg, sebanyak 2–3 kali/hari

Keracunan paracetamol

  • Dewasa: Untuk mengobati keracunan paracetamol, bentuk obat yang digunakan adalah tablet effervescent dengan dosis awal 140 mg/kgBB. Diikuti dengan 17 kali dosis pemeliharaan sebanyak 70 mg/kgBB, diberikan tiap 4 jam.

Injeksi

Keracunan parasetamol

  • Dewasa: Dosis awal sebanyak 150 mg/kg (maksimal 16,5 g) dalam 200 ml pengencer, selama 60 menit. Dilanjutkan dengan 50 mg/kg (maksimall 5,5 g) dalam 500 ml pengencer selama 4 jam berikutnya, kemudian 100 mg/kg (maksimal 11 g) dalam 1 L pengencer selama 16 jam berikutnya.
  • Anak:
    • Berat kurang dari 20 kg: Dosis awal sebanyak 150 mg/kg dalam 3 mL/kg pengencer selama 60 menit. Diikuti dengan 50 mg/kg dalam 7 mL/kg pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 14 mL/kg pengencer selama 16 jam.
    • Berat 20-40 kg: Dosis awal sebanyak 150 mg/kg dalam 100 mL pengencer selama 60 menit. Diikuti dengan 50 mg/kg dalam 250 mL pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 500 mL pengencer selama 16 jam.
    • Berat badan lebih dari 40 kg: Sama dengan dosis orang dewasa

Endotrakeal 

Mukolitik atau mengencerkan dahak

  • Sebagai larutan 10%:1-2 mL sesering setiap jam melalui pemberian langsung pada trakeostomi atau  2-4 mL diberikan setiap 1-4 jam sekali melalui kateter intratrakeal perkutan. 
  • Sebagai larutan 20%: 1-2 mL 1-4 jam berangsur-angsur diberikan langsung ke dalam trakeostomi atau 1-2 mL larutan 20% diberikan setiap 1-4 jam sekali melalui kateter intratrakeal perkutan. 
  • Sebagai persiapan untuk pemeriksaan diagnostik bronkial (bronkogram atau bronkospirometri): larutan 10%: 2-4 mL atau larutan 20%: 1-2 mL yang diberikan 2-3 kali sebelum prosedur dilakukan.

Petunjuk umum konsumsi

Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan acetylcysteine sebelum penggunaan.

  • Oral: Sebaiknya dikonsumsi dengan makanan. Tablet terlebih dahulu dilarutkan dalam air. Minum larutan asetilsistein dalam waktu 1 jam setelah pencampuran.
  • Injeksi: Dilakukan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter
  • Larutan inhalasi: Dihirup melalui hidung
  • Melalui trakeostomi: ikuti petunjuk yang diberikan dokter, bilas tabung pengisi setelah larutan asetilsistein diberikan.

 

Apa yang harus dilakukan jika ada dosis terlewat?

  • Masih dekat dengan jadwal sebelumnya
    Jika masih dekat dengan jadwal minum atau penggunaan obat sebelumnya, segera konsumsi atau gunakan obat sesuai dosis yang terlewat.
  • Sudah mendekati jadwal berikutnya
    Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya, dosis yang terlewat dapat diabaikan dan lanjutkan mengonsumsi atau menggunakan obat sesuai jadwal berikutnya.
  • Jangan menggandakan dosis yang terlewat
    Jangan mengonsumsi atau menggunakan total dosis yang terlewat dan dosis berikutnya, kecuali atas anjuran dokter Anda.
  • Sering lupa mengonsumsi atau menggunakan obat
    Jika sering lupa menggunakan atau mengonsumsi obat, cobalah menggunakan pengingat (alarm) sesuai jadwal penggunaan atau minum obat atau mintalah bantuan orang lain mengingatkan jadwal minum obat Anda. Selain itu, alternatif lainnya yaitu menggunakan kotak obat harian sesuai kebutuhan Anda.

Efek samping obat

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditangani oleh tenaga medis.

acetylcysteine dapat menyebabkan efek samping yang meliputi: 

  • Mual
    Hindari makanan yang sulit dicerna. Jangan berbaring setelah makan. Beristirahatlah dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki Anda. Jika Anda merasa mual saat bangun di pagi hari, makanlah daging tanpa lemak atau keju sebelum tidur.
    Anda juga bisa menyediakan biskuit di samping tempat tidur dan makanlah sedikit sesaat setelah bangun tidur. Minumlah setidaknya enam gelas air sehari.
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Ruam
  • Pilek
  • Demam

Perhatian Khusus

Beritahukan dan konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut: 

  • Sakit maag
  • Perdarahan pada perut atau kerongkongan
  • Diet rendah garam
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Gagal jantung kongestif
  • Penyakit ginjal

 

Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 20-25°C.

 

Kapan perlu menghentikan penggunaan dan menghubungi dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:

  • Muntah parah
  • Batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Tanda-tanda obat tidak bekerja, seperti, sakit pada perut bagian atas, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, feses berwarna tanah liat, dan penyakit kuning (kulit atau mata menguning)

 

Kontraindikasi 

Jangan menggunakan acetylcysteine jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:

  • Memiliki alergi terhadap acetylcysteine
  • Berusia di bawah 2 tahun

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi acetylcysteine dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi yang meliputi:

  • Obat untuk batuk kering atau antitusif, seperti codeine
    Penggunaan bersama obat di atas akan menyebabkan risiko penumpukan dahak.
  • Arang aktif
    Arang aktif dapat menurunkan efektivitas acetylcysteine dalam mengencerkan dahak.
  • Nitrogliserin
    Penggunaan bersama nitrogliserin dapat menyebabkan peningkatan efek pelebaran pembuluh darah atau vasodilator.
  • Antibiotik
    Acetylcysteine dapat menurunkan efektivitas antibiotik dalam mengatasi infeksi bakteri.

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan dokter, atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

MIMS. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/acetylcysteine?mtype=generic
Diakses pada 22 Juli 2022
 
Drugs. https://www.drugs.com/cdi/acetylcysteine-solution.html
Diakses pada 22 Juli 2022
 
Drugs. https://www.drugs.com/mtm/acetylcysteine.html
Diakses pada 22 Juli 2022
 
MedlinePlus. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a615021.html
Diakses pada 22 Juli 2022
 
Healthline. https://www.healthline.com/health/acetylcysteine-inhalation-solution#side-effects
Diakses pada 22 Juli 2022
Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email