22 Okt 2020, 10:56
FN
Info Penanya: FN
Kenapa ya saya repif igg nya reaktif trus, padahal udah hampir 2 bulan, minta saran nya dong biar igg nya jadi non re aktif
Dilihat 8012
0 Komentar
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Selamat sore, FNA
Terima kasih atas pertanyaannya.
Pemerintah memberikan instruksi untuk melakukan pemeriksaan rapid test guna meminimalisir penyebaran virus COVID-19. Rapid test covid-19 adalah pemeriksaan yang mendeteksi antibody di dalam tubuh. Antibodi yang diperiksa adalah IgG dan IgM. Rapid test digunakan hanya untuk screening penyebaran bukan untuk diagnosis pasti covid-19. Untuk mendiagnosis pasti seseorang terkena virus covid-19 harus menggunakan pemeriksaan PCR atau polymerase chain reaction yang akan mendeteksi langsung virus tersebut. Antibodi IgM dan IgG dihasilkan dari reaksi tubuh untuk melawan virus covid-19 yang masuk. Sehingga jika ditemukan antibody ini dalam pemeriksaan darah seseorang maka orang tersebut sedang atau pernah terinfeksi virus covid-19.
Pada pemeriksaan rapid test antibody jika ditemukan antibody IgM reaktif maka infeksi virus sedang terjadi dan masih terjadi, sedangkan apabila antibodi IgG reaktif maka infeksi sudah pernah terjadi dan menuju sembuh. Namun sekali lagi hal ini tidak menjadi patokan bahwa seseorang terbebas dari COVID-19. Hasil reaktif dari masing-masing antibodi harus dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR.
Terkait pertanyaan anda, menurut penelitian, IgG masih akan terdeteksi hingga 8 minggu setelah terjadi infeksi dan belum ada penelitian lanjutan sampai kapan IgG tersebut akan hilang. Untuk itu anda dapat melakukan pemeriksaan PCR guna memastikan apakah anda positif COVID-19 atau tidak.
Semoga penjelasan ini bermanfaat.
Salam sehat,
dr. Farah
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Beri Komentar
Butuh beberapa saat untuk menampilkan komentarmu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Article Terkait
Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Bali. Subvarian ini dianggap memiliki potensi lebih menular daripada subvarian Omicron sebelumnya, tapi tidak menyebabkan kesakitan yang lebih parah.
13 Jun 2022
Gejala Omicron yang sering muncul pada anak adalah batuk, suara serak, sakit tenggorokan, pilek, dan pusing. Tingkat penularan Omicron pada anak cukup tinggi jika dibanding dengan varian lainnya.
27 Apr 2023
Sederet rumah sakit rujukan virus corona secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI. Cara ini dilakukan agar penanganan kasus dapat dilakukan merata.
14 Sep 2020
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved