Apakah berhubungan seksual di masa nifas dapat menyebabkan kehamilan?

Hallo N,

Saya akan mencoba menajwab pertanyaan Anda.

Berhubungan seksual merupakan salah satu cara agar rumah tangga menjadi lebih harmonis, meningkatkan keintiman, meningkatkan rasa kasih serta sayang terhadap pasangan. Namun hubungan seksual ini juga harus dipertimbangkan, kapan, dan dimana dilakukannya, apakah tubuh dalam kondisi fit, apakah tubuh dalam keadaan menstruasi atau nifas, karena banyak efek yang ditimbulkan.

Efek berhubungan seksual di masa nifas

Masa nifas adalah masa yang dilalui seorang wanita setelah melahirkan. Masa nifas ini selama 40 hari. Organ reproduksi pasca melahirkan akan mengalami perubahan kembali ke bentuk semula membutuhkan waktu untuk pemulihan. 

Banyak wanita yang enggan berhubungan terlalu cepat tertuatama saat masa nifas karena masih terasa sakit pada jalan klahir, trauma saat melahirkan, belum sempat menggunakan alat kontrasepsi, dan darah yang keluar saat masa nifas membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman.

Efek berhubungan seksual di masa nifas antara lain :

• Risiko infeksi pada rahim dan organ penis karena bakteri bisa masuk melalui darah dan penetrasi
• Terjadi robekan pada jahitan jalan lahir
• Infeksi saluran kemih
• Nyari saat berhubungan seksual
• Klimaks tidak didapat oleh wanita
• Vagina menjadi kering dan lecet
• Keputihan

Apakah berhubungan seksual di masa nifas dapat menyebabkan kehamilan?

Berhubungan seksual di masa nifas tetap dapat menyebabkan kehamilan jika saat berhubungan wanita sedang mengalami ovulasi dan sperma berhasil membuahi ovum yang telah matang. Karena walau ejakulasi di lakukan di luar vagina, cairan yang keluar dari penis sebelum ejakulasi dapat mengandung sperma. Namun kemungkinan hamil ini menjadi berkurang jika wanita tersebut menyusui anak secara eksklusif. Untuk itu, sebaiknya Anda menggunakan alat kontrasepsi sebelum berhubungan, dan lakukan hubungan seksual setelah masa nifas berakhir untuk mencegah risiko penyakit yang ada.

Semoga bermanfaat.

"Salam sehat,

dr. Lidya Hapsari."