Apakah seseorang dengan riwayat sakit asma boleh vaksin?

Selamat malam, L

Terima kasih atas pertanyaan Anda

Vaksin covid 19 adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membentuk antibodi spesifik pada tubuh terhdap virus covid 19. Saat ini warga negara di Indonesia sedang melakukan vaksin secara bergantian. Saat ini vaksin covid di Indonesia dilakukan dalam 2 dosis, dan perlu dipastikan bahwa dosis 1 dan dosis 2, harus menggunakan vaksin yang sama.

Sebelum sesorang melakukan tindakan vaksin covid 19, harus memenuhi syarat vaksin. Untuk itu, terdapat tim medis yang memeriksa Anda mulai dari memberikan kuesioner secara tertulis, melakukan wawancara medis singkat, dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan apakah Anda memenuh syarat vaksin covid 19 atau tidak. Jika dinyatakan memenuhi syarat, makan Anda bisa melakukan vaksin, jika tidak maka akan diberikan rujukan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Terkait dengan apa yang Anda tanyakan, seseorang degan riwayat sakit asma, boleh melakukan vaksin selama saat dilakukan vaksin kondisi pasien sedang tidak dalam serangan, serta telah dilakukan pemeriksaan oleh tim vaksinator (petugas medis vaksin) dan dinyatakan layak dilakukan vaksin. Namun perlu dipastikan, apakah gejala asma yang Anda maksud adalah sakit asma atau sesak napas akibat kondisi medis yang lain. Anda tidak bisa langsung melakukan vaksin ke 2 bila belum melakukan vaksin yang pertama. Jadi, perlu disampaikan kepada petugas bahwa Anda belum melakukan vaksin dosis 1

Terkait akankah ada efek samping atau tidak, maka tergantung kondisi Anda. Setelah melakukan vaksin, akan dilakukan pemantauan KIPI (kejadian ikutan paska imunisasi) selama 30 menit di area vaksin, kemudian bila dinyatakan aman, Anda bisa pulang dan beraktivitas seperti biasa. Untuk memantu kondisi KIPI yang terjadi pada Anda,anda bisa mengisi kuesioner berikut. Jika termasuk KIPI sedang atau berat, maka segera hubungi dokter terdekat dan juga hubungi nomor yang tertera pada kartu vaksin Anda.

Semoga bermanfaat.

 

Salam sehat, 

 

dr. Dwiana A