Apa yang harus dilakukan saat nyeri dada ?

Selamat siang, Pf.

Nyeri dada dapat dirasakan seperti ditimpa beban yang sangat berat, diikuti rasa tercekik di leher dan sulit bernafas, nyeri yang dirasakan menjalar ke rahang dan tangan kiri. Saat terjadinya nyeri dada karena serangan jantung ini, penderitanya akan mengeluarkan keringat yang banyak, bercucuran, selama kurang lebih 15 menit. Serangan muncul saat beraktifitas, maupun setelah bangun tidur di pagi hari.

Penyebab nyeri dada

Selain karena serangan jantung, nyeri dada dapat disebabkan oleh :

• Infeksi saluran nafas bawah oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa penyebab TBC paru.
• Serangan asma bronkiale yang ditandai dengan nyeri dada, kesulitan bernafas, serta nafas berbunyi seperti ngik-ngik, yang diawali dengan pencetus asma.
• Penyakit paru obstruktif kronis mempunyai gambaran yang hampir sama dengan asma namun disebabkan oleh konsumsi rokok dalam waktu yang lama.
• Rasa cemas, ketakutan, panik, dan emosi juga dapat menyebabkan dada terasa sakit.
• Peningkatan asam lambung akibat penyakit GERD yang ditandai dengan rasa terbakar pada dada, diikuti rasa mual, pahit, dan asam di lidah.
• Gangguan hormonal sata menstruasi, menyusui, atau penggunaan alat kontarsepsi juga menyebabkan payudara dan dada terasa sakit.

Yang dapat Anda lakukan saat nyeri dada

Yang dapat Anda lakukan saat nyeri dada adalah jangan panik, tarik nafas panjang, jika ada tanda-tanda seperti serangan jantung, maka usahakan Anda untuk tetap sadar dan panggil bantuan segera. Jika nyeri dada yang Anda rasakan karena serangan asma atau PPOK, maka Anda sebaiknya mempunyai alat uap (nebulizer) sendiri di rumah. Hindari pencetus terjadinya asma, dan jangan merokok ataupun terpapar dengan asap rokok. Kontrol emosi, dan rasa cemas dengan baik. Terapkan pola hidup sehat dengan menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi.

Anda juga dapat mengkonsumsi obat nyeri seperti parasetamol 3 x 500 mg saat nyeri kepala datang. Kontrol ke dokter jika nyeri kepala dan nyeri dada tidak membaik.

Semoga bermanfaat.

Salam sehat.

dr. Lidya Hapsari.