23 Okt 2021, 10:54
S
Info Penanya: S
Dok, beberapa hari ini saya perhatikan jika anak saya tidak ingin berbagi dengan temannya. Baik itu dalam urusan makanan dan juga mainan. Padahal sebelumnya, dia senang sekali berbagi dengan temannya. Apa yang menyebabkan anak pelit? Bagaimana cara mengatasi anak pelit? Apa yang harus dilakukan orang tua untuk menghadapinya?
Dilihat 2970
0 Komentar
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Selamat siang S,
Setiap orang merupakan makhluk sosial sehingga keberadaannya pasti memerlukan bantuan orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu masalah yang kerap muncul pada masyarakat adalah sifat pelit yang akan mempengaruhi perilaku seseorang dan tentunya hal ini harus dihindari. Bedakan antara pelit dengan hemat.
Jika anak Anda berubah mendadak menjadi pelit, maka tentunya Anda akan cemas karena dikhawatirkan jika kebiasaan pelit ini berlanjut hingga besar maka anak Anda tentunya akan dijauhi oleh teman-temannya. Oleh karena itu Anda perlu memahami kenapa anak bisa berubah menjadi pelit dan apakah wajar hal tersebut?
Dalam masa perkembangannya, terutama untuk anak balita maka sudah wajar jika mengalami perkembangan ego diri. Dalam perkembangan ini anak belajar mengenai egonya yakni apa yang diinginkannya dan apa yang ingin dimilikinya. Jika hal ini tidak dipahami dengan baik maka anak akan dianggap pelit. Sedangkan tentu saja anak belum memahami bahwa orang lain juga bisa saja memiiki keinginan yang sama dengan dirinya.
Anda tidak bisa memaksakan anak Anda langsung mengerti cara berbagi dengan orang lain karena memang proses perkembangan dan belajar anak adalah demikian. Yang bisa Anda lakukan adalah memberikan contoh berbagi kepada anak Anda. Dengan bertambahnya usia anak Anda, maka anak Anda akan pelan-pelan mengerti konsep berbagi. Pengertian konsep ini biasanya mulai dipahami jika anak sudah berusia 5 tahun ke atas.
Namun jika anak Anda sudah berusia 5 tahun ke atas namun tampak seperti belum mengerti konsep berbagi atau egonya sangat besar, maka sebaiknya Anda memeriksakan anak Anda ke psikolog terdekat.
Salam sehat,
dr. Vina
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Beri Komentar
Butuh beberapa saat untuk menampilkan komentarmu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Article Terkait
Tidak hanya menghilangkan kebosanan, masih banyak manfaat permainan puzzle untuk anak yang tak boleh diremehkan, seperti mengasah kemampuan kognitif, menambah rasa ingin tahu, hingga meningkatkan koordinasi tangan dan mata.
Bayi boleh naik pesawat mulai usia 2 minggu setelah lahir. Namun, membawa bayi berpergian naik pesawat butuh persiapan ekstra agar ia tidak rewel selama terbang di udara.
Permainan lompat tali dapat membuat banyak otot bergerak secara bersamaan. Tak heran, jika kegiatan ini bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental anak.
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved