Bagaimana cara membangun keterbukaan dalam hubungan?

Selamat pagi, SL.

Interaksi yang melibatkan 2 orang atau lebih dalam suatu hubungan, dapat memicu pertengkaran jika komunikasi yang dijalani tidak berjalan dengan baik. Hubungan disini bukan hanya hubungan antara pasangan suami istri, melainkan hubungan antara pasangan dalam berpacaran, hubungan orangtua ke anak, hubungan antara rekan kerja, hubungan antara atasan dan bawahan, serta hubungan pertemanan. Komunikasi yang baik antar hubungan dapat menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis pula.

Apa pentingnya keterbukaan dalam sebuah hubungan ?

Keterbukaan dalam sebuah hubungan tidak hanya saat perasaan senang dan bahagia saja, namun ketika seseorang sedang dalam masalah yang banyak, tekanan pekerjaan yang terus menumpuk, ragu dalam bertindak dan mengambil keputusan maka seseorang tersebut akan memberitahu pasangannya agar ditemukan solusi yang baik atas penyelesaian masalah. Sehingga semua permasalahan berjalan dengan baik tanpa ada yang disembunyikan. 

Bagaimana cara membangun keterbukaan dalam hubungan ?

Cara membangun keterbukaan dalam hubungan yaitu dengan komunikasikan secara baik dengan pasangan, apapun yang Anda rasakan, baik senang maupun sedih, suka maupun tidak, atas semua perlakukan dari pasangan. Namun keterbukaan ini tidak semuanya harus Anda ketahui. Berikan privasi yang lebih kepada pasangan. Karena tidak setiap orang mau berbagi masalah kehidupan mereka. Seperti masalah dalam kehidupan keluarganya, masalah masa lalu, atau masalah yang sensitif bagi dirinya. Dan ini merupakan hal yang wajar terjadi. Untuk itu jangan terllau memaksakan jika pasangan tidak mau cerita masalah dirinya.

Bagaimana cara agar hubungan harmonis dalam berumahtangga ?

Cara agar hubungan harmonis dalam berumahtangga adalah dengan menerima semua kekurangan maupun kelebihan pasangan, selalu berpikir positif tentang pasangan, tidak egois dalam menentukan dan memaksakan sesuatu, selesaikan masalah secara baik.

Jika masalah di dalam rumahtangga Anda tidak kunjung menemukan solusi, Anda dan pasangan dapat berkonsultasi langsung bersama psikolog atau psikiater. 

Semoga bermanfaat.

Salam sehat.

dr. Lidya Hapsari.