Apa bahaya daun mint untuk kesehatan?

Selamat sore, E

Terima kasih atas pertanyaannya.

Daun mint adalah jenis tumbuhan yang sering dipakai sebagai pembuat aroma dan penyegar pada makanan, minuman, ataupun sebagai kandungan di perawatan wajah, pasta gigi.  Daun mint memiliki kandungan antiokidan tinggi dan dapat digunakan dalam bentuk murni dedaunan ataupun dalam bentuk minyak essensial.  Kandungan antioksidan dan beberapa vitamin serta mineral dikatakan memiliki beberapa potensi manfaat yang didapatkan oleh tubuh. 

Manfaat daun mint untuk kesehatan :

• Mengurangi gejala penderita asma karena ada kandungan asam rosmarinic, berupa antiperadangan.  
• Sebagai penambah rasa makanan dan pengganti garam,gula, ataupun penyedap rasa.  Pastikan daun yang digunakan sudah bersih dan disimpan dalam lemari es.    
• Mengurangi alergi saat dikonsumsi dengan air hangat. 
• Air hangat yang diberikan daun mint juga dapat mengurangi sakit perut akibat gangguan pencernaan. 
• Meningkatkan stimulasi otak dalam hal daya ingat dan pola pikir. 

Banyaknya manfaat yang diberikan tentu diimbangi dengan konsumsi yang tidak berlebihan agar tidak menimbulkan bahaya pada kesehatan.  

Bahaya daun mint untuk kesehatan :

• Memicu terjadinya GERD sehingga pada orang dengan riwayat asam lambung tinggi penggunannya hanya jika perlu saja. 
• Dikatakan memicu adanya keguguran pada kehamilan. 
• Meningkatkan risiko batu empedu.   

Jadi karena ada kemungkinan bahaya tersebut maka penggunaan daun mint harus benar agar tidak mengkonsumsi terlalu berlebihan.  Anda dapat sesuaikan penggunaan daun mint dengan kondisi yang ada.  Misal daun mint segar dapat disimpan dengan di lemari pendingin untuk seminggu kedepan, lalu cari daun mint yang memang masih segar dan tetap cuci sebelum disimpan atau digunakan.  Lakukan pemeriksaan ke dokter jika anda mengalami keluhan kesehatan setelah konsumsi daun mint. 

Anda dapat membaca beberapa forum terkait mint seperti berikut :

• Apa manfaat permen mint bagi tenggorokan?

Semoga penjelasan ini bermanfaat. 

Salam sehat,

dr. Farah