Cari Dokter

Dokter Spesialis Bedah

Dokter bedah adalah dokter yang menangani penyakit, cedera, atau keadaan gawat darurat yang dialami oleh seorang pasien melalui metode pembedahan (operatif) dan obat-obatan. Dalam praktik sehari-hari, dokter bedah menerima rujukan dari dokter umum atau dokter spesialis lainnya yang berhubungan dengan kondisi pasien. Kemudian, dokter bedah melakukan pemeriksaan dan diagnosa untuk menentukan perlu tidaknya prosedur bedah dilakukan 

Dokter bedah bergelar Sp.B. Untuk menjadi dokter spesialis bedah, calon dokter akan menempuh pendidikan dokter selama kurang lebih 4 tahun dan melanjutkan dengan PPDS selama 4 hingga 6 tahun. Seorang dokter bedah umum juga dapat menekuni keterampilan dan spesialisasi lebih spesifik pada cabang sub-spesialis bedah, diantaranya:

• Bedah digestif atau saluran pencernaan
• Bedah anak
• Bedah onkologi
• Bedah kepala leher
• Bedah payudara
• Bedah endokrin (untuk kelenjar penghasil hormon termasuk tiroid)
• Bedah pembuluh darah (vaskular & endovaskular)
• Kegawatan dan cedera (traumatologi)
• Perawatan dan bedah transplantasi (pencangkokan organ)

Penyakit yang ditangani oleh dokter spesialis bedah

Dokter bedah berfokus pada berbagai penyakit yang memerlukan pembedahan sebagai usaha pengobatan. Berikut beberapa penyakit yang dapat ditangani oleh dokter bedah:

• Usus buntu
• Peritonitis
• Abses hati
• Tumor jinak (lipoma, fibroma, dan adenoma)
• Hernia
• Kelainan kongenital (cacat bawaan dari lahir)
• Cedera atau luka tusuk dan bakar
• Kelainan empedu
• Patah tulang dan pergeseran tulang (dislokasi)
•  Usus buntu

Kompetensi yang dimiliki oleh dokter spesialis bedah

Agar dapat memberikan penanganan terbaik kepada pasien, dokter bedah memiliki kompetensi dalam melakukan berbagai prosedur medis atau pembedahan. Berikut adalah beberapa tindakan medis yang dilakukan oleh dokter bedah:

• Memberikan konsultasi, informasi, dan pembelajaran pada pihak pasien maupun keluarga mengenai penyakit yang diderita
• Melakukan diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pendukung lainnya. Pemeriksaan penunjang antara lain seperti laparoskopi, endoskopi, pemeriksaan radiologis (USG, Rontgen, CT-scan, MRI, PET-scan), dan pemeriksaan laboratorium
• Dokter bedah juga dapat melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan pada benjolan atau tumor pada bagian tubuh tertentu seperti tulang, kulit, usus, dan kelenjar getah bening
• Menjalankan terapi baik dalam bentuk bedah invasif (operasi terbuka) maupun invasif minimal (berupa sayatan kecil atau bahkan tanpa sayatan) serta pengobatan komplikasinya.
• Melakukan pembedahan pada usus buntu, hernia, pengangkatan payudara (mastektomi), pengangkatan usus besar (kolektomi), pengangkatan kandung empedu, dan amputasi
• Mengadakan bedah darurat seperti pada perforasi usus buntu, peritonitis, sumbatan usus, abses hati, pecahnya varises esofagus, hernia inkarserata, komplikasi tukak lambung, dan pneumothorax
• Membuat akses untuk prosedur cuci darah melalui pembuluh darah atau rongga perut
• Mengelola dan merawat luka termasuk luka bakar, infeksi, dan luka setelah operasi
• Merencanakan terapi rehabilitasi kasus bedah

Biaya pemeriksaan dokter spesialis bedah

Biaya pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter bedah beragam. Hal tersebut bergantung pada biaya yang ditetapkan oleh rumah sakit, klinik, maupun praktik dokter. Di Indonesia, rata-rata biaya pemeriksaan dokter bedah sekitar Rp150.000,- hingga Rp450.000,-. Sementara itu, di Singapura, biaya konsultasi dengan dokter bedah dapat berkisar mulai Rp1.600.000,-. Namun perkiraan biaya tersebut dapat berubah, maka disarankan untuk mempersiapkan biaya tambahan.

Kapan harus menemui dokter spesialis bedah?

Dokter bedah biasanya akan menerima rujukan dari dokter umum atau dokter spesialis yang sedang menangani Anda. lalu, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah operasi pembedahan perlu dilakukan. 

Namun, Anda juga dapat memeriksakan diri atau berkonsultasi dengan dokter bedah jika mengalami beberapa gejala berikut:

• Organ pencernaan mengalami nyeri
• Adanya benjolan yang terasa dan terlihat pada perut dan bagian tubuh lainnya
• BAB berdarah
• Jatuh dari ketinggian
• Mengalami cedera atau luka seperti luka tusuk, infeksi, dan luka bakar
• Menelan benda asing/berbahaya
• Merasakan keluhan pada organ pencernaan seperti nyeri, adanya benjolan yang terlihat pada perut, BAB berdarah.
• Jatuh dari ketinggian.
• Mengalami cedera atau luka termasuk luka tusuk, luka infeksi, dan luka bakar.
• Menelan benda asing/sesuatu yang berbahaya.

Dalam beberapa kasus emergensi, pembedahan dapat dilakukan sesegera mungkin.

Persiapan sebelum berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah

Pada beberapa kasus, sebelum melakukan pemeriksaan dengan dokter bedah, Anda mungkin memerlukan rujukan dari dokter umum. Untuk dapat mempermudah dokter bedah dalam mendiagnosis sekaligus menentukan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda, beberapa pemeriksaan Anda lakukan, terutama jika Anda mempunyai riwayat berikut:

• Kebiasaan merokok berat
• Riwayat tekanan darah tinggi
• Pembekuan darah
• Gula darah tinggi (diabetes) sebelum operasi
• Tersedak saat tidur atau napas berhenti secara tiba-tiba (Apnea tidur obstruktif)
• Alergi obat, seperti alergi obat bius
• Kelainan pada ginjal, hati, dan jantung

Pemeriksaan yang akan Anda jalani, yaitu:

• Pemeriksaan fisik secara keseluruhan
• Tes laboratorium, termasuk darah dan gula darah
• Elektrokardiogram (EKG)
• Endoskopi
• Ronten, CT-scan, MRI, dan PET-scan

Sebagai tambahan informasi, Anda juga dapat menanyakan beberapa pertanyaan pada dokter bedah mengenai operasi, seperti:

• Bagaimana bedah akan dilakukan?
• Sayatan seperti apa yang akan dilakukan? Juga jenis operasi seperti terbuka, non invasif atau invasif, atau tipe laparoskopi?
• Perlukah menjalani puasa sebelum operasi?
• Operasi yang Anda jalani bersifat beresiko atau tidak?
• Berapa lama proses penyembuhan yang akan ditempuh?
• Bagaimana cara merawat luka atau bekas luka setelah operasi?