Xylitol adalah jenis pemanis yang masuk dalam kategori gula alkohol. Pemanis ini sering dicampurkan dalam permen, permen karet, permen mint, hingga produk pasta gigi. Tak seperti pemanis kebanyakan, xylitol dilaporkan tidak memicu lonjakan gula darah.
22 Jun 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Xylitol memiliki kalori yang lebih rendah dibandingkan gula pasir
Table of Content
Xylitol adalah salah satu pemanis yang mungkin akrab di telinga. Pemanis ini sering ditemukan dalam permen. Lantas, amankah mengonsumsi xylitol?
Advertisement
Xylitol adalah pemanis dari pohon seperti pohon birch atau dari serat tanaman yang disebut xylan.
Jenis pemanis buatan ini sering dicampurkan ke dalam permen, permen karet, permen mint, hingga produk perawatan mulut seperti pasta gigi. Xylitol juga bisa kita beli dalam bentuk bubuk kristal putih untuk dijadikan pemanis.
Rasa manis dari xylitol terbilang mirip dengan gula pasir. Namun menariknya, jumlah kalori dari xylitol 40% lebih rendah dibandingkan gula. Setiap satu gram gula memberikan 4 kalori, lain halnya dengan satu gram xylitol yang ‘hanya’ 2,4 kalori. Xylitol merupakan pemanis yang rendah kalori karena tak mengandung protein, vitamin, maupun mineral.
Xylitol sendiri merupakan pemanis yang termasuk dalam golongan gula alkohol. Artinya, struktur kimia xylitol memiliki sifat kombinasi molekul gula dengan molekul alkohol. Namun, walau namanya alkohol, xylitol tidak mengandung etanol sehingga tak memabukkan.
Xylitol memiliki reputasi positif karena pemanis ini malah menawarkan beberapa manfaat kesehatan. Beberapa manfaat xylitol, termasuk:
Tak seperti gula atau beberapa pemanis lain, manfaat menarik dari xylitol adalah tidak adanya efek pada lonjakan gula darah maupun insulin. Sebab, xylitol merupakan pemanis yang bebas fruktosa, jenis monosakarida yang secara perlahan dapat memicu lonjakan gula darah.
Xylitol juga memiliki indeks glikemik yang cenderung rendah, yakni 7. Skor glikemik ini sangat jauh jika dibandingkan dengan gula tebu yang memiliki indeks glikemik 60-70. Indeks glikemik berguna untuk mengetahui seberapa cepat sebuah makanan dapat menaikkan kadar gula darah.
Atas manfaatnya yang tidak memengaruhi gula darah, xylitol dilaporkan dapat menjadi alternatif untuk penderita diabetes, prediabetes, dan gangguan metabolik lainnya. Kalorinya yang rendah juga dapat bermanfaat untuk orang dengan obesitas.
Xylitol sering ditemukan dalam produk perawatan mulut karena dilaporkan dapat mencegah gigi berlubang. Tak seperti gula biasa, xylitol tidak bisa ‘dimakan’ oleh bakteri di mulut – seperti bakteri Streptococcus mutans. Setelah menyerap xylitol, atribut penghasil energi pada bakteri ini akan tersumbat sehingga mengurangi durasi hidup bakteri.
Dengan efeknya terhadap bakteri di rongga mulut, xylitol yang kita konsumsi dari permen karet atau makanan lain membantu mengurangi populasi bakteri dan mencegah gigi berlubang.
Sebuah riset yang dimuat dalam Iranian Journal of Microbiology melaporkan, xylitol pada permen karet mengurangi bakteri jahat di mulut hingga 27-75%. Menariknya, pemanis ini tidak berefek buruk pada bakteri baik di rongga mulut.
Bakteri di mulut tak hanya menimbulkan masalah pada mulut saja. Bakteri tersebut juga kerap memicu infeksi pada telinga yang kerap dialami oleh anak-anak. Xylitol dilaporkan juga menghambat bakteri pemicu infeksi di telinga, layaknya pemanis ini mencegah infeksi di mulut.
Selain menghambat pertumbuhan bakteri, xylitol juga mampu menghalau jamur Candida albicans, jamur pemicu infeksi kandidiasis. Xylitol mampu menurunkan kemampuan jamur ini untuk menempel pada permukaan benda.
Sebagai pemanis, xylitol cenderung aman untuk dikonsumsi jika tak berlebihan. Apabila terlalu berlebihan, beberapa orang mungkin akan mengalami gangguan pencernaan.
Gula alkohol seperti xylitol dapat menarik air menuju usus. Xylitol juga bisa difermentasi oleh bakteri di usus. Kedua efek ini dapat menimbulkan perut kembung, perut bergas, dan diare. Untungnya, jika Anda mengonsumsi xylitol dengan peningkatan yang bertahap, tubuh akan bisa menyesuaikan.
Riset juga menyebutkan bahwa xylitol aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Dalam sebuah studi terbitan Internationale Zeitschrift fur Vitamin, responden yang mengonsumsi rata-rata 1,5 kg xylitol dalam sebulan – dengan asupan per hari yakni 200-400 gram sehari, tidak mengalami efek samping negatif dalam tubuh mereka.
Orang yang menderita sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) disarankan untuk berdiskusi dengan dokter dahulu sebelum mengonsumsi pemanis xylitol. Begitu pula dengan individu yang memiliki intoleransi terhadap FODMAP, yakni intoleransi terhadap jenis karbohidrat rantai pendek seperti fruktosa atau laktosa.
Baca Juga
Xylitol adalah pemanis yang lebih rendah kalori dan dilaporkan tak berefek pada gula darah. Apabila Anda merupakan pasien diabetes atau pradiabetes, Anda bisa mendiskusikan penggunaan xylitol sebagai pemanis sehari-hari.
Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang pemanis buatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat rebung untuk kesehatan jarang diketahui orang-orang. Tunas bambu muda ini dapat membantu menurunkan berat badan, tingkatkan kekebalan tubuh, hingga cegah penyakit kronis.
Jamur surai singa atau lion’s mane mushroom adalah jamur besar berwarna putih. Sesuai namanya, bentuknya serupa dengan surai singa. Di negara-negara Asia seperti China, Korea, India, dan Jepang, sejak lama yamabushitake ini digunakan sebagai bagian dari pengobatan tradisional.
Makanan penambah imun tubuh perlu dikonsumsi secara rutin dalam setiap waktu makan untuk jaga kesehatan tubuh. Simak pilihan menyehatkan yang punya rasa enak di sini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved