Mandi memang salah satu upaya menjaga kebersihan tubuh. Jarang mandi dapat menyebabkan infeksi kulit. Namun di sisi lain, orang dengan kulit sensitif juga tidak boleh terlalu sering mandi.
25 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Malas mandi dapat menyebabkan masalah kulit
Table of Content
Tiap orang punya kebiasaan berbeda terkait waktu mandi. Rata-rata memang mandi dilakukan saat memulai dan mengakhiri hari, namun terkadang malas mandi bisa datang tak disangka-sangka. Sayangnya, kebiasaan enggan membersihkan tubuh ini bisa menjadi penyebab penyakit termasuk infeksi kulit.
Advertisement
Topik ini menjadi semakin menarik karena saat work from home atau WFH di tengah pandemi, keharusan untuk mandi mungkin bukan lagi prioritas. Jadi, sebaiknya pertimbangkan juga aktivitas, cuaca, hingga kondisi kulit masing-masing.
Di sisi lain, malas mandi – contohnya saat WFH tidak mengharuskan pergi ke kantor – juga punya risiko. Utamanya yang berkaitan dengan kebersihan pribadi. Beberapa risiko yang mungkin muncul adalah:
Di seluruh tubuh, terdapat kelenjar keringat. Produksi kelenjar keringat akan lebih banyak ketika kepanasan, stres, aktif secara fisik, atau dipengaruhi faktor hormonal. Keringat berlebih yang tidak dibilas dengan bersih lewat mandi ini bisa berpengaruh terhadap kenyamanan dan kebersihan tubuh.
Masih berkaitan dengan produksi keringat, apabila bertemu dengan bakteri yang memang ada di permukaan kulit, terciptalah bau badan. Jangan salah, bau badan ini tetap akan muncul meskipun Anda tidak beraktivitas fisik berlebihan.
Utamanya, apabila sudah malas mandi selama beberapa hari. Jangan heran apabila bau badan turut hadir terutama di ketiak dan paha bagian dalam.
Tubuh yang jarang dibersihkan lewat mandi juga akan mengalami penumpukan sel kulit mati. Belum lagi akumulasi keringat dan kotoran di kulit. Bagi orang yang memiliki masalah kulit seperti dermatitis, eksim, dan psoriasis, ini adalah pemicu kondisi yang lebih parah.
Tak hanya itu, malas mandi juga dapat menyebabkan tumbuhnya jerawat karena pori-pori tersumbat minyak, debu, keringat, dan sebum.
Akan selalu ada bakteri di permukaan kulit. Sayangnya, malas mandi dapat membuat keseimbangan antara bakteri baik dan jahat terganggu. Bahkan, terlalu banyak bakteri jahat akan meningkatkan risiko infeksi kulit.
Contohnya adalah dermatitis neglecta yaitu munculnya bercak plak di kulit karena tidak membersihkan tubuh dengan baik. Bercak ini cukup tebal dan tampak seperti tumpukan kulit pecah-pecah.
Jangan lupakan pula risiko malas mandi yaitu terjadinya hiperpigmentasi. Seperti yang disinggung sebelumnya, mandi akan mengangkat sel kulit mati. Namun ketika hal ini terabaikan, sel-sel kulit mati justru akan melekat pada kulit dan menyebabkan hiperpigmentasi.
Ciri-ciri utama dari hiperpigmentasi adalah kondisi kulit menjadi lebih gelap. Bentuknya mulai dari bintik hitam, bercak, hingga melasma.
Baca Juga
Mandi memang salah satu upaya menjaga kebersihan tubuh. Meski demikian, ada kalanya seseorang disarankan untuk tidak mandi terlalu sering. Rekomendasi ini utamanya berlaku bagi individu yang memiliki kulit sensitif.
Bagi orang dengan kulit sensitif, terlalu sering mandi justru bisa menyebabkan rasa tidak nyaman seperti:
Peradangan kulit seperti eksim ini bisa terjadi karena mandi menghilangkan kelembapan alami kulit. Lebih parah lagi, kulit bisa pecah-pecah, luka, hingga tampak kemerahan.
Jangan lupakan pula bahwa mandi terlalu sering pada penderita psoriasis juga bisa menghilangkan bakteri baik dari permukaan kulit. Ini membuka kemungkinan terjadinya infeksi.
Selain itu, mandi juga tidak disarankan terlalu sering ketika cuaca dingin. Kulit cenderung menjadi lebih kering dan terlalu sering mandi bisa memperburuk kondisi itu.
Ketika berbicara seputar mandi yang ideal, tentu tiap orang punya ukuran frekuensi yang berbeda-beda. Namun ketika tidak memiliki masalah kulit sensitif dan tinggal di negara beriklim tropis seperti Indonesia, idealnya memang mandi dilakukan dua kali sehari.
Beberapa cara untuk mandi dengan tepat serta melindungi kulit di saat bersamaan adalah:
Untuk berdiskusi lebih lanjut terutama cara mandi yang tepat bagi Anda yang berkulit sensitif, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Disfagia atau kesulitan menelan adalah salah satu penyebab makanan terasa nyangkut di dada. Kondisi ini menyebabkan penderitanya perlu waktu dan usaha lebih untuk memindahkan makanan atau cairan dari mulut ke lambung.
Dua butir kurma memiliki sekitar 133 kalori karena sebagian besar berisi fruktosa dan sukrosa. Disarankan untuk mengonsumsi kurma tidak lebih dari 7 butir sehari.
Tidak harus mengandalkan obat pencahar, mengonsumsi makanan yang bersifat laksatif alias pencahar alami dapat melancarkan BAB. Bahkan, manfaatnya bisa sama efektifnya seperti obat pencahar yang dijual di pasaran.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved