Tak hanya saat hamil, berbagai masalah juga bisa saja terjadi setelah melahirkan normal. Bahkan terkadang dapat membahayakan jiwa ibu. Lantas, apa saja penyakit setelah melahirkan normal yang mungkin terjadi?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
23 Jun 2020
Depresi pasca-persalinan dapat menyebabkan ibu kesulitan mengurus si Kecil dengan baik
Table of Content
Melewati proses persalinan normal tentu akan sangat melelahkan bagi para ibu. Ditambah lagi, kini harus mengurus si Kecil baik siang maupun malam. Tak heran, jika ibu mungkin melupakan kesehatan diri sendiri, salah satunya tidak memperhatikan berbagai penyakit setelah melahirkan normal yang bisa saja menyerang.
Advertisement
Padahal berbagai masalah juga bisa terjadi setelah melahirkan karena tubuh mengalami perubahan setelah tak hamil lagi. Selain itu, beberapa faktor lain juga dapat memengaruhi kondisi ibu.
Lantas, selain keluarnya darah nifas (lokia), apa saja penyakit setelah melahirkan normal yang mungkin terjadi?
Baca Juga
Apakah setelah melahirkan sering sakit adalah hal normal? Ya, sejumlah kondisi seperti sakit kepala, darah tinggi hingga stres itu umum terjadi pada wanita pasca melahirkan. Namun, masalah pasca-persalinan bisa saja umum terjadi atau lebih serius. Bahkan, ada penyakit setelah melahirkan normal yang juga dapat membahayakan jiwa ibu.
Sejumlah keluhan pasca melahirkan normal yang dapat terjadi, antara lain:
Hemorrhage atau perdarahan hebat setelah melahirkan normal hanya terjadi pada 2% kelahiran. Kondisi ini paling sering terjadi setelah proses persalinan yang lama, kelahiran kembar, atau saat rahim terinfeksi.
Darah yang keluar atau hemorrhage biasanya terjadi karena rahim gagal berkontraksi dengan benar setelah mengeluarkan plasenta, serta adanya robekan pada rahim, leher rahim, atau vagina.
Akan tetapi, jika gumpalan darah dimulai sekitar satu atau dua minggu setelah melahirkan, kemungkinan disebabkan oleh potongan plasenta yang tersisa di rahim.
Baca juga: Komplikasi Perdarahan Post Partum, Penyebab Utama Kematian Ibu Setelah Melahirkan
Umumnya, plasenta keluar melalui vagina dalam waktu 20 menit setelah bayi dilahirkan. Namun, plasenta yang tetap berada di dalam rahim bisa menyebabkan infeksi. Infeksi kantung ketuban selama persalinan juga dapat menyebabkan infeksi rahim pasca-persalinan.
Ketika mengalami infeksi rahim, gejala yang mungkin Anda rasakan yaitu demam tinggi, denyut jantung cepat, jumlah sel darah putih abnormal, pembengkakan, rahim melunak, dan keluarnya cairan berbau busuk. Ketika jaringan di sekitar rahim juga terinfeksi, rasa sakit dan demam yang Anda rasakan bisa sangat parah.
Infeksi ginjal dapat terjadi jika bakteri dari kandung kemih menyebar ke ginjal. Gejala infeksi ginjal yang mungkin Anda alami, yaitu sering buang air kecil, sulit menahan keinginan buang air kecil, demam tinggi, sakit saat kencing, dan sakit punggung. Kondisi ini bisa terjadi di minggu-minggu awal setelah melahirkan.
Mastitis atau infeksi payudara biasanya ditandai dengan payudara yang melunak dan membengkak. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat stres, atau puting yang lecet.
Gejala mastitis yang mungkin Anda rasakan, yaitu demam, kedinginan, kelelahan, sakit kepala, mual, dan muntah. Akan tetapi, kondisi ini tidak memengaruhi ASI Anda sehingga tetap dapat menyusui bayi.
Baca juga: Perawatan Setelah Melahirkan untuk Mempercepat Masa Penyembuhan
Wasir dan sembelit dapat terjadi karena tekanan rahim dan janin yang meningkat pada vena perut bagian bawah. Keduanya cukup umum terjadi pada ibu hamil dan pasca-persalinan.
Ketika kondisi ini terjadi, Anda akan merasakan ketidaknyamanan dan gatal pada anus, sulit BAB setelah melahirkan, bahkan pada kasus yang parah bisa terjadi pendarahan.
Suasana hati yang berubah-ubah atau merasa lebih banyak menangis pada minggu-minggu pertama pertama setelah melahirkan adalah salah satu hal yang normal. Kondisi ini disebut dengan baby blues.
Akan tetapi, jika berlangsung lebih dari beberapa minggu atau mengganggu kemampuan Anda untuk merawat bayi, maka mungkin saja Anda mengalami depresi pasca-persalinan. Depresi tersebut bisa membuat ibu kesulitan dalam mengurus si Kecil dengan baik.
Inkontinensia urine umum terjadi pada ibu yang melahirkan normal. Kondisi ini membuat Anda tidak dapat mengontrol buang air kecil saat tertawa, bersin, batuk, atau gerakan yang mengocok perut lainnya.
Dikutip dari My Cleveland Clinic, inkontinensia urine terjadi karena otot dasar panggul yang melemah atau cedera saat persalinan. Meski tak berbahaya, namun kondisi ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa malu.
Setelah melahirkan, hormon estrogen dalam tubuh wanita bisa menurun secara signifikan. Penurunan hormon inilah yang diduga menjadi penyebab sakit kepala setelah melahirkan normal.
Sakit kepala biasanya terjadi setelah satu minggu pertama masa nifas yang juga bisa disebabkan oleh efek sisa obat anastesi yang diberikan saat proses persalinan. Umumnya, gejala ini terbilang normal. Namun, saat sakit kepala berat diikuti dengan penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati, atau bengkak pergelangan kaki, maka sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter.
Selain ketujuh masalah di atas, terdapat beberapa penyakit setelah melahirkan normal yang lainnya seperti penyakit kardiovaskular, sepsis, kardiomiopati, emboli paru trombotik, stroke, gangguan tekanan darah tinggi, dan emboli cairan ketuban.
Nyeri punggung bawah atau sakit pinggang setelah melahirkan adalah hal normal yang mungkin saja terjadi. Pasalnya, semala masa kehamilan, sejumlah faktor seperti melenturnya ligamen tulang, bertambahnya berat badan, hingga perubahan postur tubuh yang tidak ideal saat hamil bisa memicu sakit pinggang terjadi.
Meski sudah melahirkan, nyeri pinggang masih saja mungkin dirasakan, terlebih untuk wanita yang menjalani proses persalinan yang sulit dan panjang. Posisi menyusui yang tidak tepat juga bisa memicu nyeri dan memperburuk kondisi ini.
Sejumlah kondisi atau penyakit di atas juga bisa menjadi tanda bahaya pasca melahirkan. Berbagai kondisi yang perlu diperhatikan karena bisa menjadi tanda bahaya nifas di antaranya:
Jika Anda mengalami tanda bahaya nifas di atas, maka disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.
Baca juga: Nifas Lebih dari 40 Hari, Normal atau Tidak?
Perhatikan selalu kesehatan Anda pasca-persalinan. Jika Anda merasa khawatir mengalami masalah setelah melahirkan, konsultasikanlah pada dokter. Deteksi dini dan penanganan dengan cepat sangat diperlukan agar kondisi ibu bisa segera pulih dan tak membahayakan jiwanya.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Komplikasi post partum berupa perdarahan adalah penyebab kematian terbesar pada ibu setelah melahirkan. Salah satu contoh komplikasi perdarahan tersebut adalah mengalami syok hipovolemik, syok septik dan syok hemoragik.
4 Mei 2019
Perawatan setelah melahirkan perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka pada vagina, perut, serta mencegah terjadinya komplikasi setelah persalinan. Perawatan pasca melahirkan normal dan caesar berbeda.
30 Apr 2023
Pantangan setelah operasi Caesar penting diketahui untuk mempercepat proses pemulihan. Selain mandi dan berenang, berhubungan seks juga dilarang selama masa pemulihan.
25 Okt 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved