logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Waspadai Obesitas Ekstrem dengan Ketahui Tingkatannya

open-summary

Berbagai kasus obesitas ekstrem terjadi di Indonesia, bahkan tak jarang hingga merenggut nyawa. Dalam menumbuhkan kesadaran akan masalah ini, penting untuk memahami tingkatan obesitas.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

15 Jul 2023

Tingkat obesitas memiliki rentang yang luas

Indeks massa tubuh digunakan sebagai klasifikasi obesitas

Table of Content

  • Tingkatan obesitas
  • Cara mencegah obesitas

Seiring merebaknya kasus obesitas di Indonesia, kesadaran akan masalah ini juga perlu dikembangkan. Pasalnya, tingkatan obesitas bervariasi, dan tak sesederhana yang dibayangkan.

Advertisement

Namun, orang yang mengalaminya terkadang mengabaikan bahwa dirinya sudah obesitas sehingga tidak berusaha menurunkan berat badan. Padahal jika terus dibiarkan ada berbagai gangguan kesehatan yang mengintai.

Tingkatan obesitas

Anda mungkin mengetahui beberapa kasus obesitas ekstrem yang viral di Indonesia. Contohnya, Cipto Raharjo dengan bobot 200 kg yang harus dievakuasi menggunakan truk, atau remaja bernama Ahmad Juwanto yang berat badannya mencapai 230 kg.

Ada pula Muhammad Fajri, pemuda berusia 26 tahun yang berbobot sekitar 300 kg, atau bocah Arya yang pada saat berusia 10 tahun dengan berat badan mencapai 193 kg.

Dari berbagai bobot yang bervariasi tersebut, faktanya tingkat obesitas memiliki rentang yang luas. Indeks massa tubuh (IMT) digunakan sebagai untuk klasifikasi kelebihan berat badan maupun obesitas.

Baca Juga: Kasus Obesitas di Indonesia Merebak hingga Sebabkan Kematian

Klasifikasi indeks massa tubuh menurut WHO

Menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, berikut klasifikasi IMT orang dewasa berusia di atas 18 tahun:

  • Berat badan kurang: IMT kurang dari 18,5
  • Berat badan normal: IMT 18,5-22,9
  • Kelebihan berat badan dengan risiko: IMT 23-24,9
  • Obesitas I: IMT 25-29,9
  • Obesitas II: IMT lebih dari sama dengan 30

Adapun cara menghitung indeks massa tubuh adalah membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Berikut contoh cara menghitungnya untuk orang dengan berat badan 150 kg dan tinggi 1,70 m (170 cm): 150 : (1,70x1,70) = 51,9.

Indeks massa tubuh yang didapatkan adalah 51, 9, yang itu berarti orang tersebut mengalami obesitas II.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki cara berbeda untuk mengelompokkan tingkat obesitas.

Klasifikasi indeks massa tubuh nasional

Sedikit berbeda dengan WHO, klasifikasi IMT nasional dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meliputi:

  • Kekurangan berat badan tingkat berat: IMT kurang dari 17
  • Kekurangan berat badan tingkat ringan: IMT 17,0-18,4
  • Berat badan normal: IMT 18,5-25,0
  • Kegemukan tingkat ringan: IMT 25,1-27,0
  • Kegemukan tingkat berat: IMT lebih dari 27,0

Berlainan dengan orang dewasa, klasifikasi IMT anak tidak hanya menggunakan berat dan tinggi badan. Pasalnya, persentase lemak tubuhnya cenderung berubah selama masa pertumbuhan. Jadi, perlu disesuaikan dengan usia serta jenis kelaminnya.

Namun, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2020, berikut klasifikasi status gizi pada anak berusia 5-18 tahun dengan standar deviasi (SD):

  • Gizi kurang (kurus): -3 SD sampai kurang dari -2 SD
  • Gizi baik (normal): -2 SD sampai +1 SD
  • Gizi lebih (kelebihan berat badan): >+1 SD sampai +2 SD
  • Obesitas: lebih dari +2 SD

Jika ingin memastikan obesitas atau tidak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter gizi. Obesitas dapat mengundang berbagai masalah kesehatan, seperti sindrom metabolik, osteoartritis, pembentukan batu empedu, sleep apnea, penyakit jantung koroner, stroke, hingga kanker. 

Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut, terdapat beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Bahaya Obesitas bagi Kesehatan, Tingkatkan Risiko Mengalami Penyakit Kronis

Cara mencegah obesitas

Berikut berbagai cara mencegah obesitas dengan tepat:

  • Konsumsi makanan sehat, misalnya biji-bijian utuh, buah, sayur, lemak sehat, dan protein tanpa lemak
  • Batasi asupan tidak sehat, seperti makanan olahan, daging merah, minuman manis, makanan yang digoreng
  • Ganti camilan manis dengan yang lebih sehat
  • Olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari
  • Hindari duduk terlalu lama
  • Kurangi waktu menatap layar, seperti bermain gawai, menonton televisi, atau menggunakan komputer
  • Jalan-jalan ke luar rumah
  • Tidur yang cukup
  • Kurangi stres, misalnya dengan meditasi atau latihan pernapasan dalam

Dengan melakukan berbagai hal di atas, diharapkan berat badan Anda bisa berada dalam kisaran normal sehingga tidak mengalami obesitas.

Advertisement

obesitaskelebihan berat badanberita

Ditulis oleh Dina Rahmawati

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved