Hypodontia adalah kelainan pada gigi yang ditandai dengan ketiadaan atau tidak tumbuhnya gigi permanen sebanyak kurang dari enam. Kondisi ini dapat dipicu oleh hamil tua atau ibu hamil merokok.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
2 Mei 2021
Hypodontia dapat dialami oleh anak-anak
Table of Content
Hypodontia adalah kondisi kelainan pada gigi yang ditandai dengan ketiadaan atau tidak tumbuhnya gigi tetap atau permanen sebanyak kurang dari enam. Kondisi ini tidak memperhitungkan gigi geraham ketiga yang tidak tumbuh karena masih dianggap normal. Selain gigi tidak tumbuh, penderita hypodontia juga mungkin memiliki gigi yang lebih kecil atau berbentuk kerucut.
Advertisement
Congenitally missing teeth (CMT) adalah salah satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk khusus dari hypodontia. CMT merupakan suatu kondisi di mana kuncup gigi tidak terbentuk di dalam gusi saat bayi masih dalam kandungan.
Selain hypodontia, kelainan gigi yang tidak tumbuh juga dapat disebut oligodontia jika jumlah gigi yang ‘hilang’ ada enam atau lebih. Di sisi lain, anodontia adalah istilah yang digunakan jika gigi tetap atau permanen tidak ada yang tumbuh sama sekali.
Baca Juga
Hypodontia adalah kelainan gigi yang bersifat bawaan atau genetik. Kondisi ini dapat terjadi pada gigi susu atau gigi sulung, tapi lebih sering terjadi pada gigi tetap.
Para ahli memperkirakan sekitar 20 persen orang dewasa memiliki satu gigi yang tidak tumbuh. Maka dari itu, kelainan gigi ini merupakan kondisi gangguan kesehatan mulut yang tergolong umum. Hypodontia juga lebih banyak dialami oleh wanita jika dibandingkan pria, dengan rasio 3:2.
Selain keturunan, faktor lingkungan dapat berperan dalam berkembangnya hypodontia, misalnya karena cedera atau terkena infeksi.
Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hypodontia:
Sejumlah kondisi berikut dapat menandakan Anda mengalami hypodontia. Berikut adalah gejala hypodontia yang perlu diwaspadai.
Gigi yang hilang dapat menimbulkan masalah fungsional karena bisa memicu gigi yang ada untuk bergeser ke area kosong pada gusi.
Pada akhirnya, hypodontia dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti gangguan atau masalah bicara, kerusakan gusi, atau pertumbuhan tulang rahang yang tidak memadai. Masalah gigi tidak tumbuh ini juga dapat memengaruhi kepercayaan diri Anda.
Baca Juga
Perawatan yang diberikan bagi penderita hypodontia umumnya sama dengan mereka yang mengalami gigi tanggal atau ompong karena penyebab lainnya.
Meski demikian, karena struktur tulang rahang dan mulut yang berbeda, pilihan penanganan bagi penderita hypodontia dewasa dan anak-anak dapat berbeda.
Beberapa cara efektif untuk menangani kelainan gigi hypodontia adalah:
Implan gigi untuk mengisi area kosong. Pilihan ini dapat dilakukan pada orang dewasa dengan gusi dan tulang rahang yang sehat.
Untuk menangani ruang di antara gigi dengan celah yang kecil, dokter dapat menutupnya dengan menempelkan tambalan berwarna pada gigi di kedua sisi ruang yang kosong.
Jika gigi susu anak telah tanggal tapi gigi dewasanya tidak kunjung tumbuh, sebaiknya segera bawa anak ke dokter gigi untuk menjalani pemeriksaan.
Dalam kondisi normal, gigi susu sudah tumbuh secara lengkap pada usia 3 tahun, sedangkan gigi permanen akan tumbuh secara lengkap di usia 12-14 tahun kecuali gigi bungsu.
Dokter gigi dapat memantau perkembangan mulut untuk memeriksa apakah ada kelainan pada gigi berupa hypodontia atau hanya pertumbuhan gigi yang tertunda.
Jika dokter mendiagnosis adanya kelainan gigi dengan melakukan foto rontgen gigi, ia dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan gigi anak, memberikan saran waktu perawatan yang tepat, serta pilihan perawatan untuk mengelola gigi yang tidak tumbuh.
Salah satu pilihan perawatan hypodontia pada anak-anak adalah pengawetan gigi susu. Hal ini bisa dilakukan jika gigi sulung mendapatkan perawatan yang tepat sehingga dapat dipertahankan hingga dewasa atau seumur hidup.
Jika gigi susu tidak mungkin dipertahankan, maka pilihan lainnya adalah menutup ruang kosong menggunakan kawat gigi. Gigi yang tersedia ditarik pada ruang kosong dengan dibentuk ulang menyerupai gigi yang tidak tumbuh.
Karena rahang anak masih dalam masa pertumbuhan, beberapa jenis perawatan hypodontia seperti implan gigi tidak dapat dilakukan.
Namun, dokter gigi memiliki pilihan lain untuk mempertahankan ruang sampai anak cukup besar sehingga dapat memasang jembatan atau implan gigi.
Jika Anda punya pertanyaan seputar kesehatan gigi, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Cara merawat gigi palsu bisa dilakukan dengan membersihkan gigi setelah habis makan, merendamnya di dalam air, hingga rutin memeriksakan gigi ke dokter.
13 Jun 2020
Crown gigi patah bisa disebabkan oleh benturan yang keras, seperti saat berolahraga, kecelakaan, atau bahkan tidak sengaja mengunyah makanan yang keras. Rusaknya jaket crown yang menutupi gigi, biasanya sulit diperbaiki.
14 Jun 2019
Makanan, kerusakan gigi, dan perawatan yang buruk bisa menyebabkan bau mulut. Anda bisa coba cara menghilangkan bau mulut dengan bahan alami.
24 Nov 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved