Hepatitis C memberikan gejala yang sedikit berbeda pada wanita. Gejala hepatitis C pada wanita meliputi kelelahan, nyeri otot dan sendi, dan nafsu makan yang memburuk. Sementara itu, gejala hepatitis C kronis meliputi memar/pendarahan, kulit gatal, rentensi cairan di perut, hingga pembuluh darah laba-laba.
3.29
(7)
9 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Virus hepatitis C memberikan gejala yang berbeda pada wanita
Hepatitis C adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Selain hepatitis C, ada berbagai jenis virus hepatitis lainnya seperti hepatitis A, B, D, dan E. Gejala hepatitis C pada wanita yang paling umum adalah kelelahan.
Advertisement
Di antara berbagai virus ini, hepatitis C adalah yang paling kronis dan menyebabkan kerusakan hati yang parah terutama bagi wanita. Virus hepatitis C akan menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, sehingga orang-orang tertentu akan memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi.
Contohnya seperti perawat yang terekspos darah infeksi dan pengguna narkoba. Seseorang yang memiliki tato atau tindikan dengan peralatan yang tidak steril juga akan meningkatkan risiko infeksi hepatitis C.
Baca Juga
Hepatitis C dapat menjangkit wanita dan pria. Secara keseluruhan, gejala, dan komplikasi penyakit ini sama untuk kedua jenis kelamin, namun virus ini dapat memberikan gejala yang sedikit berbeda pada wanita.
Wanita yang terserang hepatitis C pada tahap awal kemungkinan memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti, anemia, depresi, atau menopause. Gejala awal hepatitis C pada wanita meliputi:
Beberapa infeksi hepatitis C termasuk akut. Infeksi tersebut akan membaik atau memburuk dengan sendirinya tanpa perawatan dalam beberapa bulan. Infeksi akut ini lebih sering terjadi pada wanita.
Banyak wanita yang menderita penyakit ini memiliki bayi yang sehat. Namun ada sedikit risiko penularan virus pada bayi selama kehamilan terjadi. Saat wanita penderita hepatitis C melahirkan, maka bayi mereka akan diuji untuk virus tersebut sekitar 18 bulan.
Beberapa wanita sering tidak menyadari terjangkit infeksi sampai dokter menemukan jumlah enzim yang tinggi pada hati saat tes fungsi hati. Jumlah enzim yang tinggi dapat menandakan peradangan hati.
Enzim sendiri berfungsi untuk membantu fungsi hati, namun mereka dapat bocor ke dalam aliran darah ketika ada kerusakan pada sel-sel hati.
Hepatitis C juga dapat menjadi kronis, yang berarti infeksi tidak membaik dengan sendirinya, namun malah berkembang dan menyebabkan kerusakan hati. Gejala hepatitis kronis dan kerusakan hati meliputi:
Gejala hepatitis C kronis bisa terjadi pada pria atau wanita, namun penyakit ini dapat berkembang lebih lambat pada wanita. Namun, di beberapa kasus, ada wanita yang mengalami perkembangan penyakit yang cepat dan kerusakan hati setelah menopause.
Perlu diketahui, jika Anda mengalami gejala-gejala ini, bukan berarti Anda menderita hepatitis C. Diagnosis dokter lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang dialami.
Hepatitis C dapat menjadi penyakit jangka panjang yang progresif. Penyakit ini juga dapat menjadi sirosis. Jika hal ini terjadi, maka jaringan hati tidak akan berfungsi dengan normal.
Hepatitis C akan menyebar dari orang ke orang melalui kontak darah yang terinfeksi. Jika seseorang bekerja di sebuah industri yang memiliki potensi untuk bersentuhan dengan darah, ada sedikit risiko terkena paparan virus ini.
Untuk melindungi diri, hindari kontak dengan luka atau luka terbuka pada pasien. Gunakan sarung tangan lateks sekali pakai dan sterilkan peralatan setelah penggunaan.
Selain itu, penyakit hepatitis C dapat dicegah dengan tindakan-tindakan, seperti tidak menggunakan jarum suntik yang sama dengan orang lain, tidak berbagi barang-barang yang memiliki kemungkinan besar terpapar darah, dan melakukan seks secara aman dengan alat kontrasepsi.
Jika ingin berkonsultasi langsung dengan dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Terapi okupasi dilakukan untuk membantu individu mencapai tingkat maksimal fungsi dan kemandirian dalam semua aspek kehidupan. Terdapat beberapa jenis terapi okupasi yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang.
Ada perbedaan dari gejala chikungunya dan DBD. Penyebab keduanya adalah virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes. Namun, gejala chikungunya yang dominan adalah nyeri sendi. Ini bisa menetap beberapa bulan bahkan tahunan setelah infeksi terjadi.
Gatal di paha dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari kulit kering hingga biang keringat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Syarifah Chaula Amrina
Dijawab oleh dr. Supiah Sandra Dewi Sangadji
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved