Melewati tahun baru rasanya kurang pas tanpa kehadiran kembang api. Tetapi Anda perlu hati-hati, kembang api punya efek buruk bagi kesehatan. Ketahui bahaya bermain kembang api sekarang juga.
2023-03-20 07:24:38
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Meski menyangkan bermain kembang api punya bahaya bagi kesehatan
Table of Content
Di Indonesia ada banyak orang yang merayakan pergantian tahun dengan menyalakan kembang api. Apakah Anda salah satunya? Kebiasaan yang satu ini memang lumrah. Letusan kembang api dan juga percikan yang dihasilkan membuat perayaan tahun baru menjadi lebih meriah. Namun, perlu diingat juga, ada beberapa bahaya yang mengintai saat bermain kembang api. Terlebih bagi Anda yang punya penyakit pernapasan, seperti asma misalnya.
Advertisement
Baca Juga
Kembang api terbuat dari berbagai bahan kimia. Setelah dinyalakan, kembang api mengeluarkan berbagai senyawa berbahaya seperti SO2, CO, NOx, dan hidrokarbon ke udara. Sehingga menurunkan kualitas udara di sekitarnya.
Senyawa-senyawa ini sangat mengancam bagi saluran napas terutama yang menderita gangguan asma. Senyawa tersebut bisa memicu kondisi asma Anda. Selain itu zat tadi juga berbahaya bagi anak-anak, dan wanita yang sedang hamil.
Asap kembang api juga berisiko terhadap orang-orang yang menderita alergi, pneumonia, rinitis, laringitis, dan sinusitis.
Jika Anda memiliki gangguan pernapasan, ada baiknya untuk tidak bermain kembang api atau berada terlalu lama di area kembang api dinyalakan. Ini karena senyawa tadi masih mengotori udara di sekitarnya dalam waktu yang lama.
Beberapa kembang api dirancang untuk meledak setelah dinyalakan. Suara ledakannya cukup keras sehingga dapat membuat telinga pekak. Jika Anda terlalu lama berada di sekitar letusan kembang api yang diledakkan terus menerus, telinga Anda bisa mengalami gangguan pendengaran.
Di samping itu, beberapa orang bisa merasakan gelisah karena suara-suara keras sehingga menaikkan tingkat stres dan tekanan darah.
Beberapa orang, umumnya anak-anak, senang sekali mencoba bermain dengan percikan bunga api dari kembang api. Meski terlihat sepele, ternyata suhu dari bunga api tersebut cukup tinggi, lho. Suhunya setara dengan suhu yang diperlukan untuk melelehkan logam berat. Oleh karena itu, bunga api ini berpotensi menyebabkan luka bakar. Salah satunya cedera karena percikan api masuk ke mata.
Jika Anda hendak menyalakan kembang api letus, pastikan sumbunya cukup panjang sehingga Anda memiliki waktu yang cukup untuk menjauh. Alasannya, agar suara ledakan tidak merusak telinga, asapnya tidak membuat Anda sesak, dan terhindar dari luka bakar. Namun apabila Anda hanya menonton, Anda bisa menyaksikannya dari jarak aman yaitu kurang lebih 152 m dari lokasi.
Jika Anda bermain kembang api yang dipegang, gunakan sarung tangan agar percikan apinya tidak membakar kulit Anda. Gunakan juga kacamata agar tidak terkena mata.
Berikut adalah beberapa tips tambahan untuk menghindari bahaya kembang api saat tahun baru:
Baca Juga
Bermain atau meonton kembang api pada tahun baru adalah sah-sah saja. Namun usahakan untuk melakukannya dengan aman. Perhatikan juga kondisi kesehatan Anda saat melakukannya.
Bila terjadi cedera akibat kembang api, terutama luka pada mata, jangan digaruk, dibilas, ataupun digosok. Segera hubungi 119 atau ambulans di rumah sakit terdekat agar dapat diberikan penanganan yang sigap dan tepat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Minum susu setelah minum obat dipercaya dapat mengganggu kinerja obat-obatan tertentu, misalnya suplemen zat besi, antibiotik, hingga obat tiroid. Lantas, apa efek sampingnya?
Selain digoreng dan direbus, ternyata kentang juga bisa dijadikan jus. Nyatanya, manfaat jus kentang cukup beragam, mulai dari mencegah kanker hingga penyakit jantung.
Penyakit Hashimoto adalah gangguan autoimun yang berdampak pada kinerja kelenjar tiroid. Pada penderitanya, sistem imun tubuh justru menyerang kelenjar tiroid yang dianggapnya sebagai musuh. Akibatnya, fungsi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon mengalami penurunan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved