Hiperlipidemia adalah istilah medis untuk kolesterol tinggi yang menunjukkan kondisi lemak darah meningkat karena LDL dan trigliserida yang tinggi. Penyebab gangguan hiperlipidemia belum diketahui secara pasti namun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti menderita diabetes hingga jarang olahraga.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
4 Sep 2023
Hiperlipidemia adalah penumpukan lemak di pembuluh darah
Table of Content
Hiperlipidemia adalah kondisi medis yang biasanya dikenal juga dengan penyakit kolesterol tinggi. Gangguan kesehatan ini bisa disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, seperti merokok hingga menderita diabetes.
Advertisement
Hiperlipidemia adalah kondisi menumpuknya lemak di dalam darah. Dalam istilah umum, kondisi ini sering juga disebut sebagai kolesterol tinggi. Namun sebenarnya, orang yang mengalami hiperlipidemia bukan hanya memiliki tingkat LDL tinggi, tetapi juga memiliki kadar trigliserida yang tinggi.
Hiperlipidemia seringkali dikaitkan dengan dislipidemia. Padahal keduanya memiliki perbedaan pada tingkat lemak darah di dalam tubuh. Hiperlipidemia adalah kondisi yang mengacu pada tingginya kadar LDL atau trigliserida, sedangkan dislipidemia adalah kondisi yang menggambarkan kadar lemak darah pada tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kisaran normal.
Dislipidemia dibagi menjadi dua jenis, yaitu dislipidemia primer dan sekunder. Dislipidemia primer adalah kondisi yang diturunkan, sedangkan dislipidemia sekunder adalah kondisi yang bisa berkembang dari penyebab lain, seperti obesitas atau diabetes.
Jika dibiarkan, penyakit ini bisa membuat kamu berisiko terkena penyakit jantung, serangan jantung, hingga stroke. Berita baiknya, hiperlipidemia sangat bisa dikontrol dan disembuhkan baik secara alami dengan menjalani gaya hidup yang sehat serta menggunakan obat-obatan.
Ada dua faktor utama penyebab hiperlipidemia, yaitu genetik dan gaya hidup. Hiperlipidemia yang disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan disebut juga sebagai hiperlipidemia primer. Orang yang mengalami kondisi ini, bisa mengalaminya karena orangtua memiliki kondisi serupa.
Sedangkan hiperlipidemia yang disebabkan oleh gaya hidup disebut hiperlipidemia sekunder. Jarang olahraga dan sering mengonsumsi makanan yang mengandung lemak serta kolesterol tinggi, seperti gorengan dan daging merah, merupakan pemicunya.
Sementara itu, gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan sering mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih juga bisa memicu terjadinya hiperlipidemia. Pun dengan beberapa penyakit di bawah ini, yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki kadar lemak berlebih dalam darah.
Terakhir, kadar kolesterol di tubuh juga bisa dipengaruhi oleh obat-obatan seperti pil KB, obat diuretik, dan obat depresi.
Gejala hiperlipidemia tidak bisa ditentukan secara jelas. Namun, untuk hiperlipidemia turunan, gejala seperti pertumbuhan lemak kekuningan di sekitar mata dan persendian bisa saja muncul.
Kondisi hiperlipidemia bisa dipastikan dengan melakukan tes darah yang disebut pemeriksaan profil lemak atau panel lipid. Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan hasil kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar kolesterol baik dan kolesterol jahat yang ada dalam tubuh.
Kadar kolesterol pada setiap orang bisa bervariasi, tergantung dengan riwayat dan kondisi kesehatan yang dimiliki. Kadar kolesterol dikatakan normal apabila:
Meski berbahaya, kondisi hiperlipidemia sebenarnya bisa dikontrol sendiri di rumah. Kuncinya adalah menjalani gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga teratur. Berikut ini,langkah-langkahnya.
Agar bisa terhindar dari kondisi hiperlipidemia, kamu harus mengubah pola makan menjadi lebih sehat, dengan:
Rutin berolahraga tidak hanya akan menurunkan kadar lemak dalam darah, tapi juga baik untuk kesehatan kamu secara keseluruhan. Saat kamu kurang olahraga, kadar kolesterol baik kan menurun. Itu artinya, kamu akan kekurangan transportasi untuk mengangkut kolesterol jahat dari pembuluh darah.
Tidak usah terlalu lama, kamu cukup berolahraga minimal 150 menit seminggu. Itupun bisa dibagi menjadi beberapa hari. kamu bisa mulai dengan gerakan fisik sederhana seperti bersepeda, berenang, perbanyak jalan kaki, atau perbanyak naik tangga dibandingkan menggunakan lift atau eskalator.
Olahraga juga akan membantu menurunkan berat badan menjadi lebih ideal. Jika kamu memiliki kelebihan berat badan, menurunkannya sedikit saja sudah bisa membantu kadar lemak di dalam darah menuju ke angka yang normal.
Kebiasaan merokok bisa membuat kadar kolesterol baik di tubuh menurun dan trigliserida meningkat. Sehingga, untuk bisa mengurangi kadar lemak di tubuh, kamu sebaiknya mulai perlahan-lahan menghentikan kebiasaan ini.
Baca Juga: Cek Kolesterol Harus Puasa Dulu atau Tidak?
Apabila perubahan gaya hidup tidak juga meredakan hiperlipidemia yang kamu derita, maka konsumsi obat-obatan perlu dilakukan.
Beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk meredakan kondisi hiperlipidemia di antaranya:
Untuk mencegah hiperlipidemia, yang harus kamu lakukan intinya adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti langkah-langkah di bawah ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, makanan yang baik untuk jantung adalah makanan tanpa lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol. Pola makan yang baik untuk jantung adalah dengan banyak minum air putih, makan sayur dan buah, serat lainnya, serta gandum utuh.
Kurangi konsumsi makanan cepat saji, gorengan, dan makanan yang tinggi karbohidrat. Sebaliknya, ganti asupan kamu dengan ikan, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki risiko lebih tinggi terkena hiperlipidemia serta penyakit jantung. Menurunkan berat badan, akan membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, total kolesterol, dan trigliserida di tubuh kamu.
Mencapai berat badan ideal juga akan memperbanyak jumlah kolesterol baik di tubuh, yang bertugas untuk menyingkirkan kolesterol jahat dari pembuluh darah.
Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu faktor utama terjadinya penyakit jantung. Sebaliknya, dengan rutin berolahraga, kadar kolesterol jahat akan menurun dan kolesterol baik akan meningkat.
Idealnya, berolahragalah selama 150 menit per minggu dengan dibagi menjadi beberapa sesi. Tidak perlu yang terlalu berat, aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, bersepeda, dan renang sudah bisa membantu.
Rokok bisa memicu penyakit jantung. Sebab, kebiasaan ini ternyata bisa menimbulkan aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah jantung akibat plak yang menumpuk. Merokok juga bisa menyebabkan naiknya kadar kolesterol jahat di tubuh dan memicu timbulnya gumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah.
Di sisi lain, berhenti merokok akan memicu terbentuknya kolesterol baik dan akan mengurangi risiko menumpuknya kolesterol jahat di tubuh.
Baca Juga: Berapa Lama Kolesterol Bisa Normal Kembali?
Hiperlipidemia adalah kondisi yang berbahaya untuk kesehatan kamu. Meski begitu, dengan menjalani cara-cara pencegahan di atas, risiko kamu untuk terkena kondisi ini akan berkurang.
Jika sudah terlanjur mengalami hiperlipidemia, pastikan rutin memeriksakan kondisi kamu ke dokter. Jangan lupa untuk selalu jalani gaya hidup yang sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga secara teratur.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Biji selasih biasa dicampurkan ke dalam minuman es, seperti es campur atau es buah. Bukan sekadar hiasan, manfaat biji selasih untuk kesehatan ternyata cukup banyak. Mulai dari menurunkan kolesterol tinggi hingga meredakan stres.
12 Apr 2023
Simvastatin adalah salah satu obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol. Obat ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu tablet dan suspensi (cairan).
30 Apr 2023
Meski tidak dapat menurunkan angka perokok secara efektif, kawasan tanpa asap rokok dapat menjadi salah satu alternatif cara untuk menghindari ancaman kesehatan akibat rokok. Sejauh mana “kekuatan” kawasan ini?
27 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved