Makan seblak berlebihan bisa mengganggu pencernaan apalagi kalau rasa pedasnya berlebihan. Kerupuk juga bisa menyebabkan usus buntu karena sulit dicerna oleh tubuh.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
20 Apr 2023
Sekali dua kali, masih tidak apa-apa. Kalo tiga kali empat, dua belas
Table of Content
Seblak mendadak jadi makanan yang cukup populer di banyak wilayah. Mudah dijumpai, murah, sekaligu mengenyangkan buat makanan ini jadi kenikmatan yang sulit didustakan. Sayangnya, ada bahaya yang tersembunyi di dalam makanan khas warga Jawa Barat ini.
Advertisement
Bukan bermaksud menjatuhkan usaha seblak, tapi kamu tetap perlu hati-hati saat mengonsumsinya. Jika makan kebanyakan, ada efek samping yang mungkin muncul di dalam tubuh.
Soal bahaya makan seblak, medical editor SehatQ, dr. Anandika Pawitri menjelaskan bahwa kerupuk yang dimasak basah tetap masih bisa dicerna tubuh. Jadi, tidak benar jika seblak menyebabkan usus buntu karena hal itu.
“Kerupuk di dalam seblak tidak menyebabkan usus buntu, kecuali kalau di dalamnya ada bahan makanan yang memang tidak bisa dicerna oleh tubuh, contohnya biji-bijian dari buah, atau bahan yang mengandung metal,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa tidak semua bahan yang tidak bisa dicerna oleh usus serta-merta akan menyebabkan usus buntu. Sebagian besarnya tetap akan dibuang tubuh melalui feses.
Lebih lanjut, dr, Anandika menambahkan bahwa usus buntu adalah penyakit infeksi. Penyebab terjadinya infeksi usus buntu adalah masuknya materi feses, mikroba, atau parasit lewat pembuluh darah masuk ke usus.
“Infeksi usus buntu baru terjadi saat bakterinya terus bertambah banyak, kemudian menyebabkan peradangan dan infeksi, lalu menimbulkan gejala seperti sakit perut yang teramat sangat.”
Terakhir, dr. Anandika menambahkan bahwa sebenarnya ada bahaya makan seblak yang perlu lebih diwaspadai di samping usus buntu, yaitu diare. Hal ini bisa terjadi lantaran kelebihan sodium dan karbohidrat.
Bahan-bahan pembuatan seblak seperti cabai atau sambal dalam jumlah yang sangat banyak. Belum lagi garam, penyedap rasa, dan bumbu lain yang jumlah sodiumnya mungkin melebihi rekomendasi harian. Kandungan nutrisi yang dominan pun hanya karbohidrat dan tidak ada serat maupun protein yang seimbang.
“Kalau itu dikonsumsi berlebihan, bisa menimbulkan diare, atau dalam jangka panjang, konsumsi sodium berlebih itu bisa memicu penyakit jantung,” tutupnya.
Banyak orang akhirnya berniat mau pamer untuk makan seblak dengan level kepedasan yang banget-banget. Sayangnya, langkah aneh tersebut bisa berubah jadi petaka jika dilakukan terus-menerus.
Capsaicin, bahan aktif yang membuat cabai terasa pedas, bisa menyebabkan lapisan dalam organ pencernaan atau mukosa lambung dan usus mengalami inflamasi atau peradangan. Jika terus dikonsumsi dalam jumlah banyak, komponen ini bisa merusak organ pencernaan.
Peradangan yang terjadi di jaringan organ pencernaan inilah yang juga membuat kamu merasakan sakit perut. Pada orang tertentu, terlalu banyak makan pedas juga bisa menyebabkan terjadinya heartburn.
Capsaicin juga bisa menyebabkan terjadinya iritasi di usus kecil sehingga mempercepat proses pencernaan. Saat seharusnya ada penyerapan air di usus besar, hal ini tidak terjadi sehingga air tetap keluar bersama dengan sisa produk pencernaan atau feses.
Rasa gurih dan asin yang ada pada garam dan penyedap rasa lainnya datang dari sodium atau natrium. Jika sudah sering makan seblak, pasti paham betapa gurihnya makanan ini.
Dalam jumlah yang cukup, sodium memang dibutuhkan oleh tubuh. Jika terlalu banyak, sodium akan meningkatkan risiko kita terkena berbagai kondisi di bawah ini.
Terlalu banyak mengonsumsi sodium juga akan berpengaruh pada penampilan. Sodium akan menahan air di tubuh sehingga tubuh akan terlihat lebih besar atau bengkak dan terjadi kenaikan berat badan. Kalau sudah begini, segera cek kesehatan di dokter terbaik.
Bahaya makan seblak lain yang sering tidak disadari adalah betapa tidak seimbangnya kandungan gizi dan nutrisi yang ada di dalam seporsi seblak. Kerupuk, mie, makaroni, bakso, sosis, hingga kwetiau semua dimasukkan menjadi satu dalam masakan ini. Makanan yang ideal dan sehat seharusnya tidak hanya terdiri dari karbohidrat, tapi juga protein, serat, dan lemak.
Karbohidrat memang dibutuhkan sebagai sumber energi. Namun, tidak dalam jumlah yang terlalu banyak. Belum lagi, makanan berkarbohidrat memiliki jumlah kalori yang juga tinggi. Terlalu banyak asupan kalori bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Selain itu, karbohidrat dalam jumlah berlebih juga bisa meningkatkan kadar gula darah. Akibatnya, risiko terjadinya diabetes tipe 2 pun akan meningkat.
Baca juga: Terlalu Sering Konsumsi Makanan Pedas Tingkatkan Risiko Demensia
Bukan berarti kamu jadi tidak boleh makan seblak, loh. Jajan seblak juga tetap bisa bantu para UMKM buat memutar roda perekonomian mereka. Namun, belinya jangan terlalu banyak dan pesannnya jangan terlalu pedas juga.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Teh susu merupakan minuman kekinian yang digemari banyak orang. Namun, ada bahaya teh susu bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
28 Mei 2021
Zat aditif pada makanan ditambahkan untuk meningkatkan kualitas makanan. Zat ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pangan, baik secara rasa, tampilan, tekstur, dan masa kadaluarsanya.
23 Jan 2020
Manfaat bir hitam berasal dari biji barley yang tinggi serat dan antioksidan. Namun tentu saja, manfaat bir hitam hanya akan optimal jika dikonsumsi sesuai dengan aturan. Batasnya adalah dua gelas per hari untuk laki-laki dan satu gelas untuk perempuan.
22 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved