Di tengah memburuknya kualitas udara Jakarta, salah satu solusi yang dianjurkan oleh Presiden Jokowi adalah WFH. Apa benar cara ini ampuh?
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Agt 2023
Apakah WFH efektif untuk mengurangi polusi?
Table of Content
Pada Senin (14/08) Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas untuk membahas soal solusi mengatasi polusi dan kualitas udara Jakarta yang semakin memburuk. Di antara berbagai wacana, salah satu kemungkinan solusi yang disebut adalah wacana WFH untuk pekerja kantoran.
Advertisement
Apakah WFH efektif untuk mengatasi polusi udara di Jabodetabek? Baca dulu penjelasan lengkapnya di sini.
Dalam rapat terbatas di Istana Negara yang dihadiri oleh beberapa menteri, Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada polusi udara yang sedang ramai.
Dalam laman Detik Health, Presiden Jokowi mempertimbangkan agar para ASN dan pegawai swasta di DKI Jakarta bisa bekerja dari rumah (work from home), karena polusi udara sedang parah.
“Kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, yaitu gabungan bekerja di kantor dan bekerja di rumah,” ungkap Presiden Jokowi.
Pelaksana Jabatan Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan akan mengurangi pekerja pemerintah daerah yang datang ke kantor hingga 60%.
“Kebijakan WFH mungkin akan dilakukan pada ASN yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti bagian perencanaan,” ujar Heru.
Namun, jumlah pekerja yang disarankan untuk WFH ini akan ditentukan dalam rapat terbatas selanjutnya.
Wacana pemerintah untuk WFH atau hybrid working ini disambut baik oleh Dokter Spesialis Paru dan Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. dr. Tjandra Y Aditama, Sp.P.
Menurutnya, segala cara untuk mengurangi dampak polusi udara perlu dilakukan. Apalagi, kualitas udara yang buruk memang mengganggu kesehatan paru dan saluran napas.
Mengutip lama Detik Health, Prof Tjandra juga menambahkan kalau ia mengharapkan ada langkah serius lainnya untuk menurunkan polusi udara, karena WFH saja tidak cukup.
Dalam Harvard Business Review dijelaskan juga lho, kalau kebijakan WFH bisa saja membantu mengurangi polusi. Namun, cara ini tidak sustainable karena sifatnya cuma sementara. Nantinya, kualitas udara buruk bisa terulang lagi.
Misalnya, mungkin saat WFH kamu tidak menggunakan mobil atau motor. Hal ini bermanfaat mengurangi emisi gas rumah kaca akibat asap kendaraan. Tapi, pas masuk kantor, kamu pasti akan memakai kendaraan bermotor lagi, bukan?
Berkomitmen untuk melakukan gaya hidup yang ramah lingkungan memang tidak mudah.
Namun, tidak ada salahnya, lho, melakukan cara sederhana di kehidupan sehari-hari untuk membantu mengurangi polusi sekaligus meningkatkan kualitas udara, seperti:
Mengatasi polusi yang semakin memburuk di Jabodetabek mungkin tidak mudah dan perlu waktu.
Akan tetapi, kebijakan tegas dari pemerintah dan kesadaran masyarakat diharapkan bisa membantu mengatasinya. Hal ini dilakukan agar setiap orang bisa kembali menghirup udara bersih.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Sistem pencernaan manusia bekerja hampir 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Sayangnya, banyak orang tidak terlalu memperhatikan kesehatan bagian tubuh satu ini. Jaga kesehatan pencernaan Anda dengan makan kaya serat dan selektif dalam memilih makanan.
19 Jun 2020
Bahaya makan beras mentah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti keracunan makanan hingga merugikan sistem pencernaan
6 Okt 2021
Flakka adalah cathinone sintetis yang masuk ke dalam kelas obat psikoaktif. Flakka merupakan jenis narkoba yang lebih berbahaya daripada kokain dan juga meth.
13 Jan 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved