Virus nipah mewabah di negara bagian Kerala, India. Sejauh ini, telah ada dua orang yang tewas, sehingga pemerintah menerapkan lockdown sementara. Virus nipah bisa menyebar dari hewan ke manusia dan menyebabkan demam, sakit kepala, sesak napas, dan lemas.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
19 Sep 2023
Virus nipah mewabah di India
Table of Content
Wabah virus nipah pertama kali terjadi pada tahun 1998 di Malaysia dan Singapura. Angka kematian akibat wabah tersebut mencapai 100 orang dari 300 orang yang terinfeksi, dan lebih dari 1 juta babi dimusnahkan untuk mengendalikan wabah. Lalu, belum lama ini, wabah serupa terjadi di Kerala, India.
Advertisement
Wabah virus nipah di India sejauh ini sudah memakan korban dua orang. Kondisi ini menyebabkan beberapa sekolah ditutup dan berbagai wilayah terpaksa menjalani lockdown.
Pihak berwenang di India tengah berupaya keras untuk membendung wabah virus Nipah (ViN) yang menyebabkan demam mematikan dan memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Sejauh ini, telah ada dua orang yang tewas dan sedikitnya lima orang terinfeksi akibat wabah virus nipah di Negara Bagian Kerala, India.
Pada hari Rabu (13/9), Veena George, Menteri Kesehatan Kerala, mengonfirmasi bahwa orang kelima yang terinfeksi adalah seorang pekerja kesehatan berusia 24 tahun.
Sementara itu, media pemerintah mengabarkan bahwa seorang anak berusia 9 tahun yang juga terinfeksi ViN masih menggunakan ventilator.
Untuk mengendalikan penyebaran wabah, sekolah-sekolah di distrik Kozhikode telah ditutup, dan beberapa desa telah dinyatakan sebagai zona isolasi. Setidaknya 950 kontak telah diidentifikasi, dan 213 di antaranya dianggap “berisiko tinggi.”
Pejabat Kerala, Pinarayi Vijayan, meminta semua pihak agar tetap bersikap tenang dan jangan panik, serta mematuhi semua aturan yang ditetapkan untuk mengendalikan wabah.
Sejak wabah virus Nipah pertama kali terjadi di tahun 1998, Kerala telah menghadapi situasi ini sebanyak empat kali dalam lima tahun terakhir. Wabah virus nipah yang terakhir dialami adalah pada tahun 2021, bersamaan dengan gelombang virus COVID-19.
Wabah virus nipah harus diwaspadai karena bisa menyebabkan kematian bagi manusia. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, tingkat kematian akibat ViN adalah 40% hingga 75% dari seluruh kasus, tergantung pada seberapa baik penanganan wabah yang dilakukan.
Virus Nipah (NiV) adalah anggota keluarga Paramyxoviridae, genus Henipavirus dan bersfiat zoonosis. Artinya, virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia.
Virus NiV menyebar utamanya melalui kelelawar buah atau disebut juga dengan Flying Fox. Virus nipah juga bisa disebarkan oleh hewan lain seperti babi, kambing, kuda, anjing, dan tikus.
Penularan virus NiV bisa terjadi melalui:
Gejala infeksi NiV berkisar dari ringan hingga berat, serta bisa menyebabkan kematian. CDC mengungkapkan, berdasarkan data wabah antara tahun 1998 hingga 2018, angka kematian terbilang tinggi, yakni berkisar antara 40%-70% dari jumlah kasus infeksi yang terdokumentasi.
Saat terinfeksi NiV, gejala awal yang mungkin muncul antara lain adalah demam, sakit kepala, sesak napas, diare, muntah, batuk dan sakit tenggorokan, hingga nyeri otot dan kelemahan parah.
Gejala dapat muncul sejak 4 hingga 14 hari setelah terpapar virus, dan biasanya dimulai dengan demam dan sakit kepala terlebih dahulu, lalu selanjutnya muncul masalah pada pernapasan.
Dalam kasus yang parah, infeksi NiV juga dapat menyebabkan infeksi otak atau disebut ensefalitis. Kondisi ini dapat ditandai dengan ucapan yang tidak jelas, kejang, gangguan pernapasan, kebingungan dan disorientasi, serta koma.
Setiap orang dapat mengalami gejala yang berbeda. Namun, beberapa orang yang terkena virus ini mungkin juga tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Baca Juga: WHO Gelar KTT Pengobatan Tradisional di India
Serupa dengan infeksi virus lainnya, belum ada obat antivirus untuk menyembuhkan virus nipah. Saat ini juga belum ada vaksin untuk virus nipah. Namun, para peneliti sedang mempelajari penggunaan pengobatan antibodi monoklonal atau imunoterapi untuk mencegah infeksi ini.
Sementara itu, pengobatan virus nipah dapat dilakukan dengan pengelolaan gejala penyakit, di antaranya minum banyak air dan cukup istirahat untuk menjaga fungsi tubuh dan membantu proses penyembuhan.
Kamu juga dapat mengonsumsi obat sesuai gejala yang dialami, seperti obat penurun panas, pereda nyeri, pereda mual dan pengendali muntah. Jika gejala disertai kejang, maka kamu dapat diberikan obat anti kejang. Inhaler atau nebulizer dapat digunakan jika infeksi virus nipah menyebabkan kesulitan bernapas.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Meskipun sehat, bisa jadi Anda telah terinfeksi virus corona. Anda bisa jadi tidak menyadari bahwa Anda sudah masuk dalam kelompok OTG dan tanpa sadar menyebarkan virus kepada yang lain. Jadi, apa yang harus kita lakukan?
7 Apr 2020
Jarak aman saat keluar rumah selama corona penting untuk diperkirakan. Hal ini perlu agar risiko penularan virus dapat dihindari oleh Anda maupun sekitar Anda.
4 Apr 2020
Anak berusia 5 tahun di Australia meninggal dunia setelah dinyatakan mengalami mati otak akibat infeksi bakteri Streptococcus golongan A (Strep A). Sebelumnya anak tersebut sudah dibawa beberapa kali ke dokter, namun selalu dianggap hanya mengidap gejala flu akibat virus ringan.
13 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved