Voyeurisme adalah ketertarikan mengintip orang tanpa busana atau yang sedang melakukan hubungan seksual. Dalam kasus tertentu, kelainan seks ini dapat merugikan orang lain.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
11 Feb 2020
Voyeurisme yang kronis bisa berubah dari kesenangan mengintip menjadi penyimpangan seksual atau parafilia
Table of Content
Apabila ada orang yang punya ketertarikan berlebih melihat orang lain tanpa busana atau beraktivitas seksual, bisa jadi mengalami gejala voyeurisme. Berlawanan dengan eksibisionis, penderita voyeurisme adalah orang yang lebih tertarik sekadar melihat, bukan yang melakukan atau memamerkan.
Advertisement
Istilah orang yang menderita kelainan voyeurisme adalah “voyeur” atau “peeping Tom”. Ciri khas voyeur adalah mereka mencari tempat mengintip yang tersembunyi. Artinya, korban yang dilihat atau orang yang diintip tidak tahu sedang diintai orang lain.
Hingga saat ini, belum diketahui betul penyebab seseorang memiliki kecenderungan perilaku tersebut. Namun, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah pengalaman trauma masa lalu yang pernah menjadi korban pelecehan seksual.
Baca Juga
Kunci dari voyeurisme adalah fantasi saat melihat orang lain tanpa busana atau sedang melakukan aktivitas seksual. Meski demikian, orang yang menderita kelainan ini hanya akan berani berfantasi dan memuaskan dirinya tanpa melibatkan orang lain seperti dengan melakukan masturbasi.
Namun pada kasus yang lebih kronis, voyeurisme bisa menjadi gangguan penyimpangan seksual atau parafilia. Ketika hal ini terjadi, penderitanya bisa memiliki fantasi seksual yang menyebabkan stres.
Bahkan bukan tidak mungkin mereka melibatkan benda tak bernyawa, anak-anak, atau orang dewasa lain tanpa persetujuan sebelumnya.
Sebenarnya, memiliki ketertarikan mengintip orang tanpa pakaian atau saat sedang berhubungan seksual, tidak melulu dianggap mengidap kelainan seks voyeurisme. Diagnosis voyeurisme umumnya dilakukan oleh dokter maupun terapis atau konselor yang telah mengantongi lisensi profesional. Seseorang harus berumur minimal 18 tahun saat melakukan pemeriksaan ini. Pasalnya, jika batasan umur ini tidak diatur, akan terjadi kebingungan dalam mendiagnosis. Apakah memang pasien memiliki indikasi voyeurisme atau hanya rasa ingin tahu dalam masa pubertas?
Berdasarkan panduan konselor profesional, ada kriteria tertentu dalam mendiagnosis seseorang mengidap voyeurisme akut, yaitu:
Tak perlu merasa tidak nyaman ketika Anda memiliki ketertarikan ke arah voyeurisme. Selama tidak melanggar privasi orang lain, voyeurisme adalah hal yang aman dilakukan.
Namun ada beberapa indikator atau batasan yang membuat voyeurisme menjadi sebuah kelainan. Beberapa di antaranya adalah:
Voyeurisme adalah hal yang sebenarnya manusiawi ketika seseorang mengagumi keindahan tubuh perempuan atau laki-laki tanpa busana. Terlebih, manusia adalah makhluk visual.
Namun hal ini menjadi masalah apabila orang yang menderita voyeurisme melibatkan orang lain demi memuaskan fantasinya. Contohnya ketika voyeur mengintip orang lain tanpa izin.
Untuk itu, bagi siapapun yang memiliki hasrat seperti dalam kasus voyeurisme, sebaiknya mencari cara yang tidak mengganggu orang lain seperti:
Pornografi tidak selalu buruk, bahkan bisa menjadi pilihan bagi orang yang memiliki tanda-tanda voyeurisme agar tidak melanggar hak orang lain. Meski demikian, menonton pornografi harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Apabila ada orang lain atau partner yang setuju, lakukan role-play. Ada banyak skenario yang bisa disusun untuk memuaskan hasrat voyeurisme. Namun pastikan orang yang terlibat dalam hal ini tahu betul apa batasan mana yang boleh dan tidak.
Setiap orang bebas berimajinasi, contohnya dengan membaca novel erotis atau mendengarkan podcast serupa. Media ini tidak bersifat visual namun bisa memuaskan hasrat voyeurisme dengan cara yang lebih aman.
Kelainan voyeurisme memerlukan diagnosis dari pakar yang profesional di bidangnya. Ketika voyeurisme dirasa berlebihan, maka akan dilakukan diagnosis melihat seberapa sering frekuensi keinginan ini muncul, durasi voyeurisme yang dialami, juga dampaknya pada kehidupan pribadi.
Voyeurisme bisa diobati dengan mencari hal lain yang membangkitkan rasa penasaran, mengobati pola pikir agar tidak selalu negatif, hingga mengidentifikasi lokasi atau situasi yang mungkin membuat orang kembali “kambuh”.
Perlu diingat bahwa voyeurisme hanya terdeteksi pada orang dewasa, bukan pada remaja dan anak-anak. Pada mereka, yang dirasakan adalah rasa ingin tahu dan fase pubertas sehingga ingin eksplorasi lebih jauh.
Jadi, voyeurisme hanya ditemukan pada orang dewasa. Apabila ada gejala serupa pada remaja dan anak-anak, itu hanyalah tahap bertumbuh yang normal.
Ketika seseorang didiagnosis mengidap voyeurisme kronis dan dinyatakan bahwa pasien membutuhkan pengobatan, ada beberapa kemungkinan metode yang diberikan, yaitu psikoterapi, support groups, atau dengan obat-obatan tertentu, seperti obat jenis antidepresan.
Metode pengobatan yang diberikan bergantung pada tingkat keparahan voyeurisme pasien. Umumnya, penderita voyeurisme tidak akan menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan perilaku hingga ia terlibat dalam kasus tertentu, yang mana korban yang diintai merasa dirugikan.
Jika Anda menemukan seseorang di lingkungan terdekat dengan perilaku gejala voyeurisme yang dianggap telah meresakan, segera cari bantuan secara profesional. Hal ini dapat mengurangi risiko yang tidak diinginkan, seperti mencegah orang tersebut melakukan tindakan pelecehan seksual di kemudian hari.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Banyak cara memuaskan suami yang bisa dicoba para istri. Cara tersebut termasuk dengan foreplay lewat chat, role play, memberikan pujian, mengetahui titik rangsang, mencoba gaya, berteriak, hingga melakukan dominasi terhadap pasangan.
1 Mei 2023
Tiba-tiba keluar darah saat berhubungan intim dapat disebabkan oleh masalah ringan hingga berat. Mulai dari berhubungan seks berlebihan, kontrasepsi, infeksi menular seksual, polip, hingga kanker.
22 Agt 2023
Bukan cuma pria, wanita ternyata juga bisa mengalami ejakulasi. Saat ejakulasi, wanita juga mengeluarkan cairan dari uretra. Apakah cairan ini sama dengan urine?
2 Jan 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved