Vitamin neurotropik yang bagus untuk kesehatan saraf berasal dari jenis vitamin B. Namun, ada juga mineral yang bisa membantu, seperti Acetyl-L-carnitine, hingga minyak ikan.
2023-03-27 16:53:47
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ada beberapa makanan yang mengandung vitamin yang baik untuk saraf
Table of Content
Kesehatan saraf bisa terganggu baik tak hanya karena kondisi saraf, namun juga akibat komplikasi masalah medis lain seperti diabetes hingga efek kemoterapi. Hingga kini, penelitian seputar vitamin neurotropik atau suplemen yang baik untuk kesehatan saraf terus dikembangkan.
Advertisement
Jika sudah mendapat supervisi dari dokter, tak ada salahnya mengonsumsi vitamin atau suplemen yang baik untuk kesehatan sistem saraf. Terkadang, jenis suplemen atau vitamin saraf ini bisa dikombinasikan dengan terapi atau konsumsi obat lainnya.
Baca Juga
Vitamin neurotropik adalah vitamin untuk saraf yang terdiri dari vitamin B1 (tiamin), vitamin B6 (piridoksin), dan vitamin B12 (kobalamin) yang memiliki fungsinya masing-masing. Fungsi utama dari vitamin B adalah memaksimalkan fungsi sistem saraf. Itulah mengapa terkadang masalah saraf periferal terjadi karena kekurangan vitamin B.
Beberapa jenis vitamin neurotropik yang bisa menjadi pilihan, di antaranya:
Vitamin B1, atau disebut juga dengan tiamin (thiamine), adalah vitamin yang diperlukan tubuh untuk mengubah nutrisi yang masuk, khususnya karbohidrat menjadi energi. Energi inilah yang kemudian akan digunakan oleh tubuh, termasuk otak dan sistem saraf untuk bekerja secara optimal.
Selain itu, manfaat vitamin B1 juga membantu kontraksi otot dan mengantarkan sinyal yang diterima saraf menuju otak untuk diterjemahkan. Tiamin juga berguna untuk membantu mengatasi masalah saraf, seperti kesemutan, mati rasa di jari tangan dan kaki, kehilangan massa otot, dan kemampuan refleks yang menurun akibat kekurangan vitamin B1. Lebih jauh lagi, vitamin B1 bisa membantu mengurangi nyeri dan peradangan serta mencegah kerusakan sel.
Anda bisa memenuhi kebutuhan vitamin B1 dari berbagai makanan sehat. Adapun kondisi yang membutuhkan suplemen vitamin B1 adalah di antaranya, lansia, orang yang ketergantungan alkohol, penderita HIV/AIDS, diabetes, dan orang yang mengalami masalah pencernaan (malabsorbsi).
Selain vitamin B1, vitamin B6 (pyridoxine) juga merupakan salah satu vitamin neurotropik yang berfungsi penting bagi perkembangan otak dan menjaga sistem saraf serta imun tetap sehat. Dikutip dari Harvard School of Public Health, vitamin B6 (piridoksin) banyak digunakan untuk mencegah penyakit, termasuk mual akibat kehamilan, hingga membantu perkembangan otak dan sistem saraf.
Vitamin B6 adalah vitamin saraf yang bagus karena diketahui secara tidak langsung menjaga fungsi otak dengan menurunkan kadar homosistein. Homosistein adalah salah satu asam amino yang berfungsi dalam proses pemecahan protein dalam tubuh. Tingginya kadar homosistein kerap dikaitkan dengan meningkatnya risiko masalah kognitif otak, seperti demensia, Alzheimer, dan penurunan fungsi kognitif. Namun, manfaat vitamin B6 untuk memperlambat penurunan fungsi otak masih perlu didukung oleh beberapa penelitian lebih lanjut.
Jenis vitamin neurotropik atau vitamin larut dalam air yang berfungsi untuk pembentukan sel darah dan kerja saraf adalah vitamin B12, alias kobalamin. Vitamin B12 mungkin menjadi yang paling populer di antara vitamin B lainnya. Vitamin B12 berfungsi untuk menjaga kesehatan saraf dan sel darah. Tak hanya itu, kobalamin juga dapat mencegah anemia dan dapat membantu melancarkan distribusi oksigen ke seluruh tubuh.
Anda bisa mendapatkan asupan vitamin B12 harian dengan mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung vitamin B12, seperti ikan sarden, daging sapi, atau tiram. Namun, jika dirasa perlu, dokter mungkin akan menganjurkan untuk meminum B12 dari suplemen. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan beberapa gangguan yang mungkin mengganggu. Beberapa gejala yang muncul, antara lain:
Vitamin B12 termasuk vitamin neurotropik untuk saraf karena kekurangan kobalamin juga dapat menyebabkan Anda merasa mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.
Baca juga: Nyeri Neuropatik karena Saraf Bermasalah, Bagaimana Gejalanya?
Selain mengonsumsi vitamin B, untuk menjaga kesehatan otak dan saraf, Anda juga bisa minum beberapa suplemen neurotropik, seperti:
Vitamin saraf lain juga bisa bersumber dari alpha-lipoic acid yang merupakan jenis antioksidan. Substansi ini dapat membantu mengatasi masalah saraf akibat efek samping perawatan kanker atau diabetes. Manfaatnya mulai dari menurunkan tekanan gula darah, meningkatkan fungsi saraf, hingga menghilangkan rasa tidak nyaman di tangan dan kaki.
Seseorang bisa mengonsumsi vitamin saraf berupa alpha-lipoic acid dalam bentuk kapsul dengan dosis 600-1.200 mg per hari. Namun tentu saja, besaran dosis ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Sementara untuk makanan yang mengandung alpha-lipoic acid, bisa diperoleh dari daging merah, brokoli, bayam, toge, dan juga hati. Dalam penelitian tahun 2017, alpha-lipoic acid dapat melindungi seseorang dari kerusakan oksidatif pada sel
Kandungan anti-inflamasi dalam minyak ikan bermanfaat untuk meredakan neuropati. Tak hanya itu, minyak ikan juga membantu memperbaiki kerusakan saraf hingga menghilangkan nyeri otot.
Selain dalam bentuk vitamin saraf, minyak ikan yang kaya asam lemak omega-3 bisa ditemukan dalam makanan seperti salmon, sarden, chia seeds, ikan teri, dan kacang kedelai.
Ada banyak studi yang menemukan fakta bahwa minyak ikan membantu mencegah neuropati diabetes atau masalah saraf akibat penyakit diabetes. Kandungan neuroprotective di dalamnya juga bisa menjadi stimulus pertumbuhan neuron. Itulah alasan mengapa minyak ikan dipercaya sebagai salah satu sumber vitamin untuk saraf yang baik. Hingga saat ini, penelitian seputar manfaat tersebut terus dikembangkan.
Merupakan asam amino dan antioksidan, acetyl-L-carnitine bisa meningkatkan kesehatan saraf, menambah energi, hingga mengurangi rasa nyeri pada orang yang bermasalah dengan saraf. Suplemen ini bisa dikonsumsi dengan dosis 500 mg sebanyak dua kali sehari.
Selain itu, makanan kaya acetyl-L-carnitine juga bisa bermanfaat, yaitu dari daging, ikan, ayam, dan produk olahan susu. Dalam penelitian tahun 2016, diketahui bahwa acetyl-L-carnitine membantu sensori saraf lebih baik pada orang yang menjalani kemoterapi hingga memberi energi penderita kanker.
N-acetyl cysteine juga banyak digunakan untuk mengatasi nyeri saraf dan inflamasi. Dalam uji coba terhadap binatang pada tahun 2010, ditemukan fakta bahwa N-acetyl cysteine bisa membantu mengobati kerusakan saraf akibat diabetes. Tak hanya itu, kandungan antioksidan di dalamnya juga memperbaiki kerusakan saraf serta membuat koordinasi motorik semakin baik.
Sebagai salah satu rempah yang paling populer digunakan untuk masakan, curcumin mengandung antioksidan, analgesik, dan anti-peradangan. Tidak heran, jika jenis rempah yang satu ini merupakan sumber vitamin saraf yang bagus. Curcumin bisa membantu meredakan rasa kebas di tangan dan kaki. konsumsinya bisa dalam bentuk suplemen maupun alami.
Manfaat dari curcumin akan semakin signifikan apabila diberikan saat awal seseorang menderita masalah neuropati atau gangguan saraf. Mengonsumsi curcumin dapat mencegah neuropati kronis menjadi semakin parah.
Baca juga: Gejala Gangguan Saraf dan Pilihan Pengobatannya
Apapun jenis vitamin saraf yang akan dikonsumsi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Terkadang, substansi vitamin saraf tertentu bisa berinteraksi dengan kinerja obat yang tengah dikonsumsi. Ingat pula bahwa pengobatan alternatif atau herbal tidak bisa menjadi pengganti rencana perawatan dari dokter.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Diet BRAT adalah salah satu pola makan yang dapat membantu mengatasi diare atau flu perut. Namun, cukup melakukannya dalam satu atau dua hari saja karena kandungan nutrisinya kurang.
Daun ketumbar (cilantro) adalah tanaman yang berbeda dari seledri meski bentuknya mirip. Daun cilantro punya harum yang segar dan kaya antioksidan.
Telur sangat kaya akan protein yang baik untuk kesehatan secara keseluruhan. Akan tetapi, kandungan protein telur berbeda-beda bergantung pada ukuran dan bagiannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved