Virus flu babi jenis baru, G4 EA H1N1, disebut memiliki potensi untuk menjadi pandemi. Sebuah penelitian di Cina menyebutkan bahwa virus terbukti sudah menyebar dari babi ke manusia, tapi belum ada bukti penyebaran antarmanusia.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
2 Jul 2020
Virus flu babi jenis baru G4 EA H1N1 disebut bisa jadi pandemi
Table of Content
Pandemi Covid-19 belum juga selesai dan dunia sudah disibukkan dengan informasi seputar potensi pandemi baru. Belum lama ini, sekelompok ilmuwan di Cina mempublikasikan hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa virus flu babi jenis baru, G4 EA H1N1, dapat menular dari babi ke manusia dan berpotensi menjadi sumber wabah berikutnya.
Advertisement
Sebelum merebaknya Covid-19, virus flu babi (H1N1) memang pernah menjadi sumber pandemi pada tahun 2009-2010. Saat itu, virus ini mulai merebak pertama kali di Amerika Utara dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, menginfeksi sekitar 1,4 miliar orang dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa hingga hampir 600 ribu orang.
Hanya saja, informasi ini perlu disikapi secara bijak. Berpotensi menjadi pandemi tidak membuat virus tersebut pasti akan menjadi pandemi selanjutnya. Lantas, bagaimana sebenarnya asal-usul virus flu babi baru ini?
Virus flu babi yang dikenal juga dengan nama H1N1, bukanlah virus baru. Virus ini pernah menjadi pandemi sekitar satu dekade yang lalu dan setelah berakhirnya wabah tersebut, wabah flu babi menjadi penyakit musiman, layaknya flu yang biasa menjangkiti manusia saat sistem imun sedang lemah atau cuaca sedang dingin.
Meski wabah flu babi telah berhenti, para ilmuwan terus melanjutkan penelitiannya mengenai perkembangan virus ini. Salah satunya adalah sekelompok ilmuwan yang meneliti sekitar 30.000 sampel swab hidung babi dari 10 provinsi di Cina.
Penelitian ini dilakukan pada babi di rumah potong hewan serta para pekerjanya selama 7 tahun, dari tahun 2011-2018. Dari sekian banyak sampel tersebut, ditemukan sekitar 180 jenis atau strain virus flu yang menginfeksi babi.
Namun, sebagian besar virus tersebut tidak bertahan lama dan hanya virus jenis G4 EA H1N1 lah yang terus muncul.
Virus flu babi jenis ini terus bertahan dan menular pada babi-babi tersebut sejak tahun 2016.
Selain meneliti babi, para ilmuwan tersebut juga meneliti para pekerja yang sering berkontak dengan babi. Sebanyak 338 pekerja diambil sampel darahnya dan 10% di antaranya sudah memiliki antibodi terhadap virus G4 tersebut. Artinya, mereka pernah terinfeksi flu babi jenis baru ini dan berhasil sembuh.
Sementara itu, pada pekerja yang berusia 18-35 tahun, sekitar 20% nya terdiagnosis positif terinfeksi virus ini. Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa orang dewasa berisiko lebih tinggi terinfeksi virus G4.
Para peneliti juga melihat bahwa virus flu babi ini dapat terikat dengan baik dengan sel-sel yang ada di tubuh manusia. Selain itu, virus tersebut bisa memperbanyak diri secara efektif pada sel-sel di saluran pernapasan.
Meski begitu, hingga saat ini tidak ditemukan kasus bahwa virus ini bisa menyebar antarmanusia. Penyebaran yang saat ini terjadi adalah dari babi ke manusia yang sering berkontak dengan hewan tersebut. Sehingga kalaupun virus ini berpotensi menjadi wabah, hal tersebut diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Melihat temuan ini, para ahli pun tetap akan memantau perkembangan virus G4. Sebab, hasil penelitian tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu dan selalu ada kemungkinan mutasi virus yang berpotensi memunculkan penularan antarmanusia.
Perlu diingat, bahwa tidak semua jenis virus flu bisa menyebar antarmanusia. Virus penyebab flu burung atau H5N1, misalnya, hanya dapat menular dari ayam atau unggas ke manusia.
Terlepas dari tingkat akurasi penelitian tersebut, melakukan langkah-langkah antisipasi tentu tidak ada salahnya. Virus flu babi, layaknya infeksi virus lainnya, bisa dicegah selama Anda mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berkaca dari pengalaman pandemi flu babi sebelumnya, serta pandemi Covid-19 yang saat ini tengah berlangsung, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko penularan, seperti:
Baca Juga
Potensi pandemi yang dimiliki virus flu babi G4 EA H1N1, bisa saja terjadi bisa juga tidak. Satu hal yang pasti, potensi penularan penyakit akan selalu ada. Namun Anda bisa meminimalisirnya dengan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan dengan baik.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Virus Marburg adalah virus yang berasal dari keluarga Filoviridae. Gejala dari virus ini berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga sakit tenggorokan. Bagaimana cara mengobati dan mencegahnya?
30 Mar 2023
Penggunaan sarung tangan karet hanya untuk melindungi diri, tapi tidak mencegah infeksi virus corona, jika Anda tidak cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker. Jadi, jangan lagi salah kaprah, ya!
27 Sep 2020
Molnupiravir adalah antivirus baru yang berpotensi menjadi obat Covid-19. Obat ini dapat melawan RNA ragam virus corona termasuk SARS-Cov-2 penyebab pandemi.
8 Okt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved