logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

Viral Kisah Bayi Jeongin, Anak yang Disiksa Orang Tua Angkatnya

open-summary

Jeongin adalah bayi berusia 16 bulan yang meninggal dunia setelah disiksa oleh orang tua angkatnya. Kejadian yang berlangsung di Korea Selatan ini kemudian viral karena kisah memilukan di baliknya.


close-summary

2023-03-25 22:08:36

| Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Viral kisah jeongin, Uhm Jung Hwa hingga Jimin BTS sampaikan dukungan

Jeongin meninggal dunia karena disiksa oleh orang tua angkatnya

Table of Content

  • Kisah Jeongin yang meninggal dunia karena kekerasan orang tua
  • Kasus Jeongin sudah sering dilaporkan
  • Sederet selebriti Korea Selatan beri dukungan
  • Hal yang bisa dilakukan jika menyaksikan kekerasan terhadap anak

Kisah Jeongin, bayi berusia 16 bulan asal Korea Selatan viral setelah malaikat kecil ini meninggal dunia akibat kekerasan yang dilakukan oleh orang tua angkatnya.

Advertisement

Kemarahan masyarakat negeri ginseng tersebut juga semakin menjadi setelah mengetahui fakta bahwa kekerasan yang dialami oleh Jeongin sudah pernah dilaporkan hingga tiga kali ke polisi, tapi tidak mendapat tanggapan berarti.

Kisah Jeongin yang meninggal dunia karena kekerasan orang tua

Saat meninggal dunia, Jeongin yang merupakan seorang bayi perempuan baru berusia 16 bulan. Ia tutup usia 9 bulan setelah diadopsi oleh sepasang suami istri yang dari luar terlihat baik hati.

Lalu, 13 Oktober 2020, Jeongin dinyatakan sudah tidak bernyawa dalam kondisi yang mengenaskan.

Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh luka dan memar, banyak tulangnya yang mengalami patah, kepalanya menyisakan sejumlah bekas benturan. Bayi mungin ini bahkan diketahui sudah mengalami tiga kali henti jantung, hingga dokter sudah tidak bisa lagi melakukan resusitasi.

Kisah ini kemudian terbongkar ke publik setelah pegawai rumah sakit yang terakhir menanganinya, melaporkan kedua orang tua Jeongin atas kasus kekerasan kepada anak. Tanda-tanda kekerasan yang ada di tubuh gadis kecil itu tidak bisa lagi ditutupi.

Kepolisian setempat yang menangani kasus ini menyatakan bahwa berdasarkan hasil autopsi, penyebab kematian Jeongin adalah perdarahan internal di organ-organ vital di tubuhnya akibat benturan keras yang diterimanya dari luar.

Di usianya yang sudah memasuki 16 bulan, Jeongin hanya memiliki berat badan 8 kg. Padahal, saat ia pertama kali diadopsi pada bulan Januari 2020, di usianya yang baru 7 bulan ia sudah memiliki bobot 9 kg.

Kasus Jeongin sudah sering dilaporkan

Tidak hanya soal kekerasan yang dilakukan kedua orang tuanya, kisah Jeongin juga memantik emosi banyak warga Korea Selatan setelah kemudian terungkap fakta bahwa ini bukan pertama kalinya kasus Jeongin dilaporkan ke polisi.

Laporan pertama di buat oleh pengurus di tempat orang tua angkat Jeongin menitipkan anak tersebut ketika mereka bekerja, beberapa bulan sebelum kematiannya.

Namun laporan tersebut kemudian ditutup oleh polisi karena orang tua beralasan bahwa memar yang ada di tubuh anak tersebut disebabkan karena mereka memijatnya terlalu keras dan berjanji tidak akan mengulanginya.

Laporan kedua, dibuat pada bulan Juni 2020 lalu setelah seseorang melihat Jeongin dibiarkan terkunci sendirian di dalam mobil di area parkir.

Laporan ketiga, kembali masuk setelah dokter anak yang memeriksa Jeongin melihat memar yang ada di tubuh anak tersebut bukanlah luka yang wajar. Namun pada kedua laporan ini, polisi selalu menutup kasus tersebut dengan alasan tidak ada bukti yang cukup.

Baca Juga: Dampak Psikologis dan Fisik Kekerasan pada Anak 

Sederet selebriti Korea Selatan beri dukungan

Kisah adopsi Jeongin bukanlah hal yang rahasia. Kedua orang tua angkatnya, pernah tampil bersama Jeongin dan anak kandung mereka yang baru berusia 4 tahun dalam sebuah acara televisi untuk mempromosikan proses adopsi anak.

Di acara tersebut, kedua orang tuanya bertindak seolah-olah mereka adalah keluarga bahagia.

Oleh karena itu, saat kabar meninggalnya Jeongin dan kisah kekerasan yang diterimanya terangkat ke mata publik, masyarakat langsung berinisiatif membuat petisi yang intinya meminta kedua orang tua angkat Jeongin diberikan hukuman seberat-beratnya.

Petisi ditujukan kepada Blue House (kantor kepresidenan Korea Selatan). Petisi yang ditujukan ke Blue House, akan mendapatkan tindak lanjut dan pernyataan apabila menyentuh 200.000 tanda tangan. Per 20 Desember lalu, petisi ini sudah ditandatangani 230.00 orang.

Masyarakat dan sederet selebriti Korea Selatan seperti anggota grup BTS, Jimin, penyanyi legendaris, Uhm Jung Hwa, dan aktor drama, Shin Ae-ra, juga mengunggah dukungannya terhadap Jeongin dengan membuat tagar dalam yang berarti maafkan kami, Jeongin.

Baca Juga: Kesiapan Mental yang Harus Dipersiapkan Sebelum Mengadopsi Anak

Hal yang bisa dilakukan jika menyaksikan kekerasan terhadap anak

Apabila Anda berada dalam situasi pernah ataupun sedang melihat seorang anak mengalami kekerasan baik itu oleh orang tua, keluarga, maupun yang lain, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu, seperti:

1. Tetap tenang dan jangan menyangkal adanya kekerasan

Menyaksikan adanya kekerasan terhadap anak tentu bukanlah hal yang mudah. Biasanya, manusia cenderung akan menyangkal bahwa yang telah mereka lihat adalah suatu bentuk kekerasan karena itu adalah hal yang menyeramkan.

Namun, saat hal itu terjadi, Anda disarankan untuk tetap tenang. Saat Anda bisa mulai berbincang dengan anak tersebut, jangan tunjukkan penyangkalan karena ini akan membuatnya semakin tertutup dan menyembunyikan kekerasan yang telah diterimanya.

2. Tidak menginterogasi anak

Bertanya kepada anak mengenai hal yang terjadi bukan hal yang salah, tapi sebaiknya tidak melakukannya dengan nada seperti sedang interogasi. Biarkan anak menjelaskan sendiri kejadian yang menimpanya tanpa disela.

Jika Anda menimbulkan kesan interogasi, maka anak akan takut dan kesulitan untuk melanjutkan cerita.

3. Yakinkan bahwa anak tidak salah jika melapor

Banyak anak korban kekekerasan takut menceritakan hal yang telah dialami. Biasanya hal ini terjadi karena mereka khawatir pelakunya akan memberinya hukuman yang lebih berat.

Namun jika Anda sudah bisa berbincang dengan korban kekerasan, berikan keyakinan bahwa melapor bukanlah yang salah. Selain itu, yakinkan juga bahwa kejadian ini bukanlah kesalahannya.

4. Utamakan keselamatan

Tentu, tidak mudah untuk bisa masuk dan menolong anak yang mengalami kekerasan, apalagi jika pelaku mengancam keselamtan Anda. Jika ini yang terjadi, maka serahkan kasus ini kepada pihak yang lebih berwenang, seperti Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di kantor kepolisian.

Anda juga bisa meminta bantuan kepada lembaga-lembaga terkait atau yang paling dekat, tokoh masyarakat sekitar.

Baca Juga

  • 7 Cara Mengatasi Kekerasan di Sekolah yang Perlu Diketahui Orangtua
  • 7 Kesalahan dalam Mendidik Anak SD
  • 9 Kecerdasan Majemuk yang Unik pada Setiap Anak

Kekerasan terhadap anak sering dianggap sebagai masalah keluarga, sehingga banyak orang yang enggan untuk ikut campur. Namun pada kenyataannya, kasus ini merupakan kasus kriminal dan anak yang menjadi korban harus segera diselamatkan sebelum terlambat.

Advertisement

tips mendidik anakcara mendidik anakkekerasan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved