logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kehamilan

Vaksin untuk Ibu Hamil yang Diperbolehkan dan Dilarang

open-summary

Pemberian vaksin saat hamil dianjurkan untuk melindungi ibu dan bayi dari beberapa penyakit. Ibu hamil aman untuk vaksin COVID-19, hingga vaksin flu. Namun imunisasi vaksin BCG dilarang saat hamil.


close-summary

3 Sep 2020

| Annisa Trimirasti

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

vaksin untuk ibu hamil yang aman salah satunya vaksin tetanus dan DPT

Vaksin saat hamil hanya boleh diberikan oleh dokter

Table of Content

  • Vaksin untuk ibu hamil yang diperbolehkan
  • Vaksin untuk ibu hamil yang dilarang
  • Vaksin COVID-19 untuk ibu hamil
  • Catatan dari SehatQ

Beberapa vaksin saat hamil tergolong aman, bahkan direkomendasikan selama mengandung. Tujuannya adalah agar ibu dan janin tetap sehat. Meski demikian, ada sebagian vaksin untuk ibu hamil yang justru bisa berbahaya untuk ibu dan janin, sehingga dilarang oleh dokter.

Advertisement

Secara umum, vaksin dengan kandungan virus atau bakteri mati (atau tidak aktif) bisa diberikan pada ibu hamil. Sedangkan vaksin dengan kandungan virus atau bakteri hidup tidak direkomendasikan untuk wanita yang sedang mengandung.

Agar lebih jelas, mari simak daftar vaksin yang boleh dan tidak boleh, berdasarkan panduan dari CDC di bawah ini.

Baca Juga

  • Pitting Edema Adalah Kondisi Pembengkakan Akibat Penumpukan Cairan
  • Mual Muntah Saat Hamil Pertanda Janin Kuat? Ini Penjelasannya
  • Penyebab Plasenta Lengket (Plasenta Akreta) yang Wajib Diwaspadai Ibu Hamil

Vaksin untuk ibu hamil yang diperbolehkan

Berikut adalah beberapa imunisasi atau vaksin selama kehamilan yang dapat dilakukan dan dianjurkan untuk ibu hamil:

1. Vaksin flu

Vaksin flu dianjurkan untuk diberikan pada wanita hamil bila musim flu sedang berlangsung. Misalnya, saat musim pancaroba di mana penyakit ini cenderung sering terjadi.

Vaksin ini aman diberikan untuk ibu hamil karena virus dalam vaksin ini mati atau tidak aktif. Manfaat vaksin influenza untuk ibu hamil bahkan bisa dapat dirasakan hingga melahirkan Si Kecil.

Meski begitu, hindari vaksinasi flu dengan menyemprotkan vaksin lewat hidung. Vaksin flu jenis ini mengandung virus hidup, sehingga berpotensi membahayakan calon ibu maupun janin.

2. Vaksin tetanus dan DPT

Wanita hamil dianjurkan untuk melakukan vaksinasi tetanus (TT) atau DPT (difteri, pertusis, tetanus) selama kehamilan. Hal ini juga berlaku meski Anda sudah menjalaninya sebelum mengandung.

Vaksin TT untuk ibu hamil bisa dilakukan di semua usia kehamilan. Namun vaksin tetanus dan DPT umumnya lebih dianjurkan pada usia kandungan antara 27 sampai 36 minggu.

Pemberian vaksin pada durasi waktu tersebut dinilai mampu memberikan manfaat optimal dalam melindungi sang ibu dan bayi. Bila tidak dilakukan saat hamil, vaksin DPT disarankan segera dilakukan setelah Anda melahirkan.

3. Vaksin hepatitis B

Vaksin hepatitis B direkomendasikan untuk ibu hamil yang rentan mengalami infeksi virus hepatitis B. Misalnya, bagi calon ibu yang pernah berganti-ganti pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, pernah menggunakan obat-obatan terlarang lewat jarum suntik, dan pernah mengalami penyakit menular seksual.

Sebelum menjalani imunisasi ini, wanita hamil harus melakukan tes hepatitis B terlebih dulu. Jika hasilnya negatif, vaksin hepatitis B untuk ibu hamil baru dapat diberikan.

4. Vaksin meningitis

Jika Anda ingin menunaikan ibadah haji, tidak perlu khawatir jika harus mendapat vaksin meningitis. Vaksin meningitis bagi ibu hamil dinilai cukup aman dan efektif. 

Adapun waktu yang disarankan untuk memberikan vaksin ini adalah saat masuk masa kehamilan periode ketiga. Namun, sebelum melakukan vaksin meningitis, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Baca juga: 6 Jenis Vaksin yang Direkomendasikan untuk Orang Dewasa

Vaksin untuk ibu hamil yang dilarang

Berikut adalah beberapa vaksin yang sebaiknya tidak Anda lakukan selama masa kehamilan:

1. Vaksin MMR

Vaksin MMR (measles, mumps, rubella) adalah vaksin untuk campak, gondongan, dan rubella. Ketiga penyakit ini berbahaya selama kehamilan.

Campak dapat memicu keguguran dan kelahiran prematur. Lalu gondongan bisa menyebabkan keguguran, terutama pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan rubella dapat menimbulkan kelainan pada janin.

Namun vaksin rubella untuk ibu hamil (MMR) tidak direkomendasikan diberikan pada wanita yang akan dan sedang hamil. Pasalnya, vaksin ini berisi virus hidup, yang bisa berbahaya bagi ibu maupun janin.

Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan terlebih dulu ke dokter sebelum Anda merencanakan kehamilan. Perlu ada jeda sekitar 4 minggu antara pemberian vaksin MMR dan kehamilan.

2. Vaksin cacar air

Suntik vaksin untuk ibu hamil yang dilarang pertama adalah vaksin cacar air. Cacar air dapat menyebabkan kulit ruam, gatal, dan demam. Penyakit ini pun termasuk mudah menular.

Cacar air selama kehamilan bahkan bisa menyebabkan cacat lahir. Meski begitu, imunisasi cacar air (varisela) tidak dianjurkan untuk sebagai vaksin saat hamil.

Bila berencana hamil dan belum pernah melakukan vaksinasi cacar air, Anda sebaiknya diskusikan dengan dokter. Vaksin ini juga dapat diberikan sebelum kehamilan atau setelah melahirkan.

3. Vaksin BCG

Vaksin BCG digunakan untuk mencegah tuberkulosis (TBC). Vaksin ini tidak boleh diberikan selama kehamilan.

Hingga sekarang, bahaya dari vaksinasi BCG untuk kehamilan memang belum diketahui. Namun keamanannya sebagai vaksin saat hamil pun tidak diketahui. Karena itu, vaksin ini perlu dihindari selama Anda mengandung.

4. Vaksin HPV

HPV atau human papillomavirus adalah salah satu penyakit menular seksual, yang bisa ditularkan lewat kontak intim dengan penderita atau seks tanpa proteksi.

Pemberian vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Pasalnya, belum ada studi yang membuktikan bahwa vaksin ini benar-benar aman dan tidak menyebabkan gangguan pada ibu maupun janin.

Itulah sebabnya, dokter merekomendasikan rangkaian vaksin HPV pada sebelum atau setelah kehamilan.

5. Vaksin tifoid

Vaksin untuk ibu hamil lainnya yang tidak diperbolehkan adalah vaksinasi tifoid. Demam tifoid (tipes) biasa terjadi akibat mengonsumsi makanan atau air yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya demam tinggi.

Meski demikian, vaksinasi demam tifoid selama kehamilan tidak dianjurkan. Pasalnya, vaksin tifoid berisi bakteri hidup yang sudah dilemahkan. Hingga kini pun belum ada bukti bahwa imunisasi ini aman bagi ibu maupun janin.

Sejumlah vaksin di atas tidak direkomendasikan karena jika ibu hamil terserang infeksi penyakit seperti Hepatitis B atau rubella, ada kemungkinan bisa tertular ke janin yang dikandungnya.

Rubella sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan keguguran atau cacat kehamilan. Biasanya, dokter kandungan akan meminta ibu hamil untuk memeriksakan darah sebelum menerima vaksin. 

Vaksin COVID-19 untuk ibu hamil

Saat ini, jenis vaksin virus corona yang digunakan di Indonesia adalah vaksin sinovac. Jenis vaksin ini terbuat dari inactivated atau virus yang telah dimatikan, sehingga tidak menimbulkan penyakit COVID-19.

Meski begitu, vaksin sinovac tidak boleh disuntikkan pada ibu hamil dan ibu menyusui. Pasalnya, belum ada penelitian atau pengamatan lebih lanjut yang memadai terkait keamanan vaksin jenin ini untuk COVID-19 pada ibu hamil dan ibu menyusui.

Sementara itu, vaksin COVID-19 yang diketahui lebih aman untuk ibu hamil dan menyusui adalah vaksin mRNA. Vaksin jenis ini tidak mengandung virus, melainkan berisi komponen genetik yang menyerupai materi genetik virus.

Namun, vaksin mRNA belum tersedia di Indonesia. Oleh sebab itu, jika Anda ingin melakukan vaksin saat hamil atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. 

Baca juga: Cek Syarat-syarat Orang yang Boleh Divaksin Corona di Sini

Pentingnya imunisasi saat kehamilan

Vaksin adalah proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap antigen tertentu. Hal ini sangat penting untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit.

Ketika seorang wanita tengah mengandung, ia berbagi segala hal dengan bayi. Tak hanya soal makanan saja, tapi juga kekebalan tubuh.

Imunisasi yang dilakukan pada ibu hamil berarti akan membentuk juga sistem kekebalan tubuh bayi.

Terlebih bayi baru lahir benar-benar masih membangun kekebalan tubuhnya sendiri. Ibaratnya, hari-hari awal kehidupan bayi adalah masa paling rentan dalam menghadapi infeksi virus atau bakteri.

Hebatnya, sang ibu telah menurunkan kekebalan tubuh untuk melindungi bayi baru lahir. Itulah mengapa imunisasi ibu hamil sangat penting untuk perlindungan janin dalam kandungan hingga ia tumbuh dewasa.

Efek samping vaksin ibu hamil

Sama seperti penggunaan obat-obatan lainnya, memberikan vaksin pada ibu hamil juga memiliki efek samping. Meski demikian, efek samping imunisasi saat kehamilan biasanya cukup ringan dan bisa mereda dengan sendirinya.

Beberapa efek samping yang umum dirasakan setelah vaksin adalah:

  • Merasa nyeri di tempat suntik
  • Nyeri otot
  • Merasa lelah
  • Demam

Efek samping di atas juga kadang dirasakan oleh orang lain yang tidak sedang hamil. Artinya, kondisi tersebut sangat wajar dan bisa mereda dengan sendirinya.

Menimbang pentingnya membangun imunisasi ibu hamil sekaligus untuk bayi yang dikandungnya, jangan sepelekan pemberian vaksin. Terlebih jika sang ibu berencana untuk bepergian ke negara lain.

Pastikan sebelum pergi atau mengunjungi daerah endemis atau tempat dengan risiko infeksi tinggi, Anda sudah membekali diri dengan vaksin ibu hamil. 

Catatan dari SehatQ

Vaksin saat hamil memang penting dilakukan untuk menjaga kesehatan sang ibu dan janin. Namun tidak semua jenis vaksinasi boleh diberikan selama kehamilan. Vaksin cacar air, MMR, HPV, tifoid, dan BCG, termasuk contoh imunisasi yang dilarang untuk wanita berbadan dua.

Bila Anda mengalami penyakit-penyakit tersebut selama kehamilan, jangan langsung melakukan vaksinasi. Diskusikan kondisi Anda ke dokter kandungan terlebih dahulu agar mendapat penanganan yang tepat.

Jika Anda ingin berkonsultasi secara langsung seputar vaksin untuk ibu hamil, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

menjaga kehamilanmasalah kehamilan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved