Vaksin HiB adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah meningitis maupun pneumonia akibat bakteri HiB. Imunisai ini dilakukan saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan serta diulang pada usia 18 bulan.
2 Mei 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Vaksin HiB dapat mencegah pneumonia dan meningitis akibat bakteri HiB
Table of Content
Dibanding vaksin lain seperti DPT maupun MR, vaksin Hib mungkin kurang populer di tengah masyarakat. Namun, bukan berarti penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi Hib ini bisa diremehkan terutama pada anak-anak.
Advertisement
Buktinya, Hib termasuk salah satu jenis vaksin yang masuk daftar imunisasi dasar lengkap yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Vaksin Hib adalah vaksin yang diberikan untuk menangkal menyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae type b.
Meski namanya berbau ‘influenza’, namun vaksin ini bukan untuk mencegah penyakit flu, melainkan penyakit yang lebih parah akibat infeksi berat, seperti radang selaput otak (meningitis), radang paru (pneumonia), infeksi telinga (otitis media), dan lain-lain.
Perlu digarisbawahi bahwa imunisasi Hib hanya dapat mencegah meningitis dan pneumonia yang disebabkan oleh kuman Hib. Meningitis dan pneumonia bisa juga disebabkan oleh kuman pneumokokus yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin pneumokokus (PCV).
Di Indonesia, pemberian vaksin Hib dilakukan berbarengan dengan jadwal imunisasi DPT dan hepatitis B, yakni melalui vaksin DPT-Hib-HB merek Pentabio yang diproduksi oleh Bio Farma. Vaksin Pentabio ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis di fasilitas kesehatan milik pemerintah, serta bisa didapatkan juga di klinik vaksin maupun rumah sakit swasta yang terakreditasi.
Imunisasi Hib dilakukan sebanyak 3 kali dengan suntikan pertama saat bayi berusia 2 bulan. Setelah itu, pemberian vaksin Hib harus kembali dilakukan saat bayi berusia 4 bulan dan 6 bulan dan diulang pada saat bayi berusia 18 bulan.
Bila bayi baru akan mendapat injeksi vaksin Hib pertamanya pada rentang usia 1-5 tahun, maka imunisasi Hib hanya perlu dilakukan satu kali.
Imunisasi ini tidak perlu dilakukan pada orang dewasa dan anak yang berusia di atas 5 tahun. Sebab, penyakit ini hanya menyerang anak yang berusia di bawah 5 tahun.
Meski pemberian vaksin Hib sangat direkomendasikan oleh para ahli kesehatan, Anda sebaiknya memerhatikan beberapa hal sebelum melakukan imunisasi ini, seperti:
Menurut IDAI, pemberian vaksin ini aman dilakukan dan jarang terjadinya infeksi. Adapun munculnya demam ringan hingga tinggi, bengkak, kemerahan, dan bayi menjadi agak rewel setelah imunisasi Hib adalah efek samping imunisasi HIB yang wajar. Kondisi ini dinamakan sebagai kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
KIPI biasanya akan hilang dalam 3-4 hari, meski kadang bisa berlangsung lebih lama. Selama anak mengalami KIPI, Anda bisa memberi obat penurun panas tiap 4 jam, kompres air hangat, dan sering diberi ASI, susu, atau jus buah (bila sudah mengonsumsi makanan padat).
Umumnya, KIPI tidak sampai mengakibatkan penyakit berat, apalagi kelumpuhan serta kematian. Bila kondisi anak tidak membaik atau bertambah berat dan membuat Anda khawatir, hubungi dokter.
Baca Juga
Bayi yang tidak mendapat imunisasi Hib akan sangat rentan terkena infeksi bakteri Hib. Ketika vaksin Hib belum ditemukan, bakteri ini adalah salah satu pembunuh anak-anak lewat penyakit yang dinamakan meningitis bakteri.
Meningitis adalah infeksi yang menjangkiti selaput pembungkus otak dan sumsum tulang belakang manusia. Ketika anak terkena meningitis bakteri, ia akan memerlihatkan gejala, seperti demam tinggi, penurunan kesadaran, koma, dan akhirnya meninggal dunia.
Sebanyak 3-6% anak yang menderita meningitis bakteri tidak bisa diselamatkan. Bahkan jika bisa melewati masa koma, kondisi anak yang pernah diserang meningitis bakteri biasanya mengalami kerusakan serius pada bagian saraf dan otak, serta yang ditandai dengan cacat fisik, seperti buta dan lumpuh hingga keterbelakangan mental.
Selain meningitis, bakteri Hib juga dapat menyebabkan infeksi pneumonia. Penyakit lain yang berhubungan dengan bakteri ini adalah epiglottitis (infeksi tenggorokan yang membuat penderitanya kesulitan bernapas), infeksi darah, tulang, serta persendian yang mengarah pada artritis.
Untuk itu, segera kunjungi dokter atau fasilitas kesehatan masyarakat untuk mendapatkan imunisasi Hib dan imunisasi tambahan lainnya agar bayi bisa terhindar dari penyakit di atas. Selain itu, jangan percaya kabar burung bahwa vaksin Hib justru dapat menyebabkan penyakit-penyakit tersebut.
Vaksin ini sangat aman digunakan dan justru sangat direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meningkatkan daya tahan tubuh guna mencegah bayi terkena infeksi yang mematikan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Setelah membeberkan penyakit autoimun-nya, kini selebritas sekaligus penyanyi Ashanty mengaku pernah mengidap meningitis. Seperti apa faktor risiko yang menyebabkan penyakit meningitis?
Pneumonia yang tidak segera mendapatkan penanganan akan memicu penumpukan nanah yang disebut empiema. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan paru permanen bahkan kematin. Berikut penjelasannya.
Penyakit polio disebabkan oleh poliovirus. Proses penularan virus ini terjadi hanya dengan menyentuh benda yang terkontaminasi feses penderita polio, seperti mainan. Pemberian vaksin polio dilakukan untuk menurunkan angka kematian anak akibat polio.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved